Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Eksklusif

Laporkan Kalau Ada Anak Putus Sekolah, Ini Angka Putus Sekolah di Riau

Meskipun setiap tahunnya mengalami penurunan, namun masih saja selalu ada angka putus sekolah.

Editor: Sesri
TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY
Dua bocah tengah memulung mencari sampah plastik di Jalan Sumatera Pekanbaru, Rabu (28/2/2018). Anak tersebut terpaksa mengambil alih peran orang tua dalam mencari penghasilan karena desakan ekonomi. Pemandangan seperti ini masih cukup banyak ditemui di Kota Pekanbaru ditengah pesatnya pembangunan. 

“Namun kecenderunganmya faktor sosial menjadi penyebab terbesar,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Riau Ahyu Suhendra kepada Tribun.

"Misalnya mengenai faktor lingkungan sekeliling yang tidak mendukung untuk pendidikan. Ini lebih besar pengaruhnya," terang Ahyu Suhendra.

Penyebab lainnya masih kurangnya kontrol dan penerapan sistem pendidikan berkarakter bagi anak-anak usia sekolah. Ditambah masyarakat lingkungan masih sering tidak peduli dengan kondisi pendidikan di sekitarnya.

"Banyak anak yang bersekolah hanya melepas apa yang disuruh orangtuanya. Akibatnya terpengaruh lingkungan dengan mudah dan itulah penyebab tingginya putus sekolah, " jelas Ahyu.

Kemudian faktor kedua adalah masalah ekonomi sering kali jadi persoalan dalam kehidupan keluarga. Namun demikian, lanjut Ahyu, masalah ini bisa diatasi dengan menganggarkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari daerah.

"Sebenarnya kalau alasan tidak mampu bukan alasan lagi. Karena (biaya sekolah) dibantu pemerintah. Sekarang didatangi semua sekolah mana saja yang tidak mampu. Dan selanjutnya akan dibantu siswa kurang mampu itu, "jelas Ahyu.

Menurut Ahyu, Pemprov Riau fokus dalam menurunkan angka putus sekolah di tingkat SMA dan SMK. Sedangkan untuk SMP dan SD, itu merupakan kewenangan dari pemerintah kabupaten dan kota.

Baca: Citizen Report: Kapal ASDP Tak Layak Operasi, Mahasiswa Rupat Demo Dishub Provinsi Riau

"Jadi kita sama-sama punya tekad kurangi angka putus sekolah," kata Ahyu.

"Kami sudah punya program mengurangi angka putus sekolah itu dengan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait dan dengan sosialisasi kepada masyarakat betapa pentingnya bersekolah," papar Ahyu.

Saat disinggung mengenai banyaknya anak di usia sekolah sudah bekerja dan menjadi pemulung, menurut Ahyu itu disebabkan kondisi lingkungan yang tidak mendukung sekolah si anak.

"Lingkungan yang menjadi pengaruh terbesar ya. Makanya semua elemen masyarakat harus bertanggung jawab terhadap pendidikan anak di lingkungan masing-masing. Harus ikut melaporkan jika ada anak putus sekolah dari keluarga tidak mampu," kata Ahyu. (Tribun Pekanbaru Cetak)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved