Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Stephen Hawking Meninggal Dunia

BURUAN. . . Tesis Doktoral Stephen Hawking Tahun 1966 Sekarang Bisa Diakses Online 

Tesis doktoral karya Stephen Hawking yang dibuat tahun 1966 kini bisa diakses secara online.

Editor: Afrizal
Kolase
Stephen Hawking dan tesis doktoralnya 

"Dengan membuat tesis bisa diakses secara terbuka, saya berharap bisa menginspirasi semua orang di dunia untuk melihat ke arah bintang-bintang (atas) bukan menunduk ke kaki mereka (bawah) agar memiliki rasa penasaran tentang semesta dan mencoba memahami tentang kosmos," ujar Hawking.

Ia menambahkan bahwa setiap generasi akan 'bersandar' kepada generasi sebelumnya yang telah pergi.

Seperti dirinya yang kala itu berpredikat sebagai PhD muda, ia mengaku bahwa hasil penelitian dari Isaac Newton, James Clerk Maxwell, dan Abert Einstein merupakan 'sandarannya' untuk karya penelitiannya yang terkenal saat ini.

Sebagai universitas yang memiliki 98 alumni penerima penghargaan Nobel, Cambridge berharap keputusan Stephen Hawking ini mampu mendorong peneliti lain untuk memberikan izin karyanya untuk diakses secara bebas.

Kepala Deputi Komunikasi Ilmiah Universitas Cambridge, Dr Arthur Smith mengungkapkan dengan membuka akses secara online untuk hasil penelitian dari mahasiswa Cambridge, akan mengeliminasi batas antara manusia dan pengetahuan.

"Banyak tesis yang memiliki informasi dan unik namun belum dimanfaatkan," katanya pada Open Access Week 2017.

Stephen Hawking saat ini berkarir sebagai direktur penelitian di Department of Apllied Mathematics and Theoritical Physics (DAMTP) di Universitas Cambridge.

Ia juga pendiri Pusat Teoritis Kosmologi (CTC) dan juga pernah mendapatkan gelar Emeritus Lucasian Professor di Universitas Cambridge pada tahun 1997-2009.

Gelar tersebut sebelumnya diberikan kepada peneliti senior seperti, Isaac Newton, Paul Dirac, dan Charles Babbage.

Stephen Hawking, ilmuwan kosmologi yang meninggal dunia di usia 76 tahun, Rabu (14/3/2018) di rumahnya di Cambridge, meninggalkan tiga anak, Robert, Lucy dan Timothy, dari pernikahan pertamanya dengan Jane Wilde, dan tiga cucu.

Kematian Stephen Hawking, menimbulkan luka mendalam di hati keluarganya.

"Kami sangat sedih karena ayah tercinta kami telah meninggal dunia hari ini. Dia adalah ilmuwan hebat dan pria luar biasa yang pekerjaan dan warisannya akan dijalaninya selama bertahun-tahun," kata Anak-anak Hawking, Lucy, Robert dan Tim dalam sebuah pernyataan yang dirilis theguardian.com.

"Keberanian dan ketekunannya dengan kecemerlangan dan humornya mengilhami orang-orang di seluruh dunia. Dia pernah berkata, 'Tidak akan banyak alam semesta jika tidak ada tempat bagi orang yang Anda cintai.' Kami akan merindukannya selamanya," ungkap mereka.

Stephen Hawking , bintang paling terang di cakrawala sains, yang wawasannya membentuk kosmologi modern dan mengilhami khalayak global dalam jutaan orang, telah meninggal pada usia 76 tahun.

Bagi sesama ilmuwan dan orang-orang terkasih, intuisi Hawking dan selera humor yang menandai dirinya sama seperti tubuh rusak dan suara sintetis yang datang untuk melambangkan kemungkinan tak terbatas dari pikiran manusia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved