Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kampar

Pengakuan Mantan Guru SDN 020 Balung yang Memprihatinkan, Harus Bawa Baju Pengganti

Mengabdi sebagai guru di Sekolah Dasar Negeri 020 Balung Kecamatan XIII Koto Kampar bukanlah mudah.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
Istimewa
Sekolah Dasar Negeri 020 Balung Kecamatan XIII Koto Kampar yang kondisinya memprihatinkan. 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Fernando Sihombing

TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Mengabdi sebagai guru di Sekolah Dasar Negeri 020 Balung Kecamatan XIII Koto Kampar bukanlah mudah.

Hal itu diakui Doni, seorang gurudi sekolah tersebut.

Pria tersebut pernah mengajar di sekolah ini selama dua tahun. 

Namun dia kemudian mengundurkan diri.

Baca: Prihatin, SD di Kampar Ini Cuma Punya Dua Ruang Kelas, Papan Tulis Putih pun Kusam, Lihat Fotonya

Baca: Keluarga Yusri Korban Penyerangan Harimau Sumatera Bonita Dapat Santunan

Alasannya, karena akses menuju sekolah itu sangat sulit.

"Jalannya parah. Karna jalan rusak dan berlumpur, kami (para guru) harus membawa pakaian ganti," katanya, Jumat (16/3/2018).

Pakaian cadangan harus dibawa karena pakaian di badan telah kotor dalam perjalanan.

Doni harus menempuh perjalanan 13 kilometer dari rumahnya ke sekolah.

Medan jalan akses ke Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri yang harus dilalui bukan pula mudah.

Apalagi saat musim hujan.

"Sekarang aja agak lumayan jalannya. Ada swadaya masyarakat memperbaiki jalan," kata Doni yang sekarang memilih pindah ke sekolah Islam swasta.

Doni menyebutkan, SDN 020 Balung memiliki tiga ruang kelas.

Tiap ruangan disekat menjadi dua bilik agar dapat menampung siswa Kelas I sampai VI.

Sedangkan ruang guru menumpang di gedung SMP Negeri 4 XIII Koto Kampar yang terletak di sebelah SDN 020.

SMP itu dibangun berkat kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Australia.

Rencana awal, dibangun berikut dengan SDN 020.

Namun sepertinya tidak terlaksana.

Menurut Doni, SDN 020 sudah dibangun sejak 10 tahun silam.

Semula cabang SDN 016 Balung.

Akhirnya mekar dan resmi berpisah pada 2014.

Sekolah pemekaran ini dibangun atas inisiatif masyarakat setempat agar siswa tidak terlalu jauh ke SDN 016.

"Swadaya masyarakat yang membangun. Bangku-bangku dan meja juga dari masyarakat," kata Doni.

Selama ada, setahu dia, pembangunan sekolah ini tidak pernah tersentuh APBD.

Meprihatinkan

Satu lagi sekolah marjinal di Kampar menjadi perbincangan masyarakat.

Sekolah Dasar Negeri 020 Balung Kecamatan XIII Koto Kampar yang kondisinya memprihatinkan.

Foto sekolah ini beredar media sosial Facebook sejak Kamis (15/3/2018).

Foto diambil pada Selasa, 13 Maret lalu.

Sekolah ini hanya berdinding papan. Polos tanpa dilapisi cat.

Tampak murid di dalam kelas belajar dalam suasana yang membuat miris.

Baca: Mengganas Serang 2 Warga, Bonita Harimau Sumatera akan Dikepung dan Ditembak Pakai Ini

Kondisi ruang belajar sangat timpang dibandingkan dengan sekolah di kota.

Namun anak-anak itu masih tetap tersenyum.

Papan tulis putih yang sudah menghitam menjadi media mereka menerima pelajaran dari guru.

Sekolah ini terletak di Kilometer 42 Jalan Lipat Kain-Balung Dusun IV Siasam Desa Balung.

Merujuk profil sekolah pada Data Pokok Pendidikan Maret 2018, sekolah berdiri di atas sebidang tanah 1.000 meter persegi.

Baca: Tiga Pekerja Jadi Korban Meledaknya Panel Turbin PT RPE, Begini Tanggapan Disnaker Pelalawan

Sekolah memiliki 6 orang guru, dan  siswanya sebanyak 41 orang.

Anak-anak tersebut terdiri dari 21 laki-laki dan 20 perempuan.

Namun sekolah ini hanya memiliki dua ruangan kelas.

Sekolah tersebut pemekaran dari SD Negeri 016 Balung.

Diresmikan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kampar pada 25 Juni 2014. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved