Usai Bajak Sawah,Cagub Andi Rachman Serap Aspirasi Warga di Bunga Raya
Andi Rachman diberi kesempatan menggunakan hand tracktor membajak sawah setengah jam. Awalnya ia tampak canggung karena harus adaptasi.
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Budi Rahmat
Menurut Andi, pihaknya akan menyediakan kebutuhan petani terutama dalam peningkatan produksi tanaman padi.
"Kita akan sinergikan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten. Dana cetak sawah baru ada di APBN. Provinsi bantu sarana produksi pertanian," ujarnya.
Baca: 9 Atlet Senam Riau Berangkat ke Qatar Ikuti Kejuaraan Ini
Di lokasi ini, warga yang merupakan para petani berkeluh kesah dengan Andi Rachman.
Salah satunya soal Rice Milling Uniy atau Rice Processing Complex atau tempat pengolahan padi yang dilengkapi dengan pengering.
Poniman, salah satu petani mengatakan gara gara tidak ada rice Miling ini, gabah basah petani dijual ke Sumatera Utara. Karena harga jualnya lebih mahal di sana.
"Hanya 20 persen saja, gabah petani Bunga Raya yang diolah dan dipasarkan dalam bentuk beras di Siak ini. Sebanyak 80 persen gabah basah diolah di Sumut. Setelah jadi beras, baru dijual lagi ke Riau. Ada yang dijual di Pekanbaru, ada yang masuk lagi ke Siak sudah beda merek," ujarnya.
Baca: Trotoar Dipakai untuk Jualan, Dishub Pekanbaru Akan Ambil Tindakan Tegas Ini
Pihaknya sudah berkali kali meminta Pemerintah Kabupaten Siak terkait hal ini.
Namun tidak pernah ada respon. Padahal, Pemerintah Kabupaten Siak selalu membanggakan Bunga Raya sebagai lumbung padi.
"Tapi padinya tidak diolah di sini," ujarnya.
Ketika diolah di luar Siak, banyak sekali yang hilang mulai dari sekam hingga dedak.
"Dedaknya pun tak ada lagi di sini. Sudah di Sumut semua," ujarnya.
Kepada Andi Rachman ia lanjut berkeluh kesah. Saat ini, ujarnya luas lahan sawah di Bunga Raya mencapai 2.000 hektare lebih. Dengan hasil 7 ton per hektare.
Hasil ini diyakini melebihi produksi padi di daerah lain. Ada sekitar 14 ribu ton lebih produksi padi dari Bung Raya.