Jualan Pakai Penglaris, Awalnya Dagangan Laris Manis, Tapi Setelah Itu Ini yang Terjadi
Awalnya ungkap Mama Aman dagangannya laris, banyak pembeli dan penghasilan pun lumayan banyak
TRIBUNPEKANBARU.COM - Siapa yang tak suka belanja alias shopping. Beli baju, mainan, ponsel sampai makanan.
Meski terkadang barang yang dibeli itu sebenarnya bukan kebutuhan primer atau kebutuhan mendesak.
Namun, karena memiliki daya tarik pembeli mau saja keluar uang untuk memborong barang-barang tersebut.
Perlu pembeli sadari, ada berbagai macam cara yang dilakukan pedagang agar jualannya laris manis.
Pertama memberikan harga murah, kedua mengandalkan keramahannya kepada pembeli, ketiga menghias tempat berjualannya, keempat memberikan kredit dan terakhir adalah dengan Penglaris.
Di Indonesia khususnya masyarakat Banjar sebutan penglaris yang digunakan pedagang sudah tidak asing lagi.
Bahkan banyak berseliweran cerita orang-orang tentang penglaris ini.
Baca: Warga Marabahan Geger! Beredar Kabar Penangkapan Hantu Kuyang, Fotonya Bikin Merinding
Baca: Dihantui Selama Pelarian, MR Merasa Dipanggil Arwah Istri Siri yang Dia Bunuh
Baca: Dikira Meninggal Akibat Kesurupan, Ternyata Wanita Trenggalek Ini Tewas Dicekoki Air!
Baca: Sering Merinding Dengar Lagu Tertentu? Bukan Mistis, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Salah satu yang paling terkenal adalah mitos penglaris di Gunung Kawi, Jawa Timur.
Konon, kalau mau jualannya laris harus mengikuti ritual-ritual tertentu, dari meletakkan sesaji, membakar dupa, dan bersemedi berjam-jam, berhari-hari, bahkan berbulan-bulan.
Namun di daerah Kalsel, khususnya Kota Banjarbaru, Penglaris juga ada, seperti pengalaman orang yang pernah memakainya, sebut saja namanya Mama Aman.
Penjual baju perempuan dewasa ini mengatakan sempat menggunakan Penglaris berupa minyak yang dioleskan ke barang dagangan.
"Kalau saya gelar dagangan saya oleskan ke barang terserah saja dimana, sedikit saja," ujarnya seperti yang dilansir tribunpekanbaru.com dari Banjarmasinpost.co.id, Sabtu (07/04/2018).
Awalnya ungkap Mama Aman dagangannya laris, banyak pembeli dan penghasilan pun lumayan banyak.
Namun entah sudah kadaluwarsa atau apa, lama kelamaan jimat minyak Penglaris sudah tidak ampuh lagi.
"Pembeli pun akhirnya biasa-biasa saja," ungkap Mama Aman.
Ditanya dimana mendapatkan Penglaris tersebut, Mama Aman menyebutkan di Kabupaten Tabalong.
Sedang harganya Mama Aman menyebutkan cuma Rp 150 Ribu per botol.
"Saya juga coba-coba saja dulu," ujarnya.
Bisa saja menurutnya, karena harga Penglaris yang belinya tergolong murah, sehingga efeknya tak bertahan lama.
Sejak saat itu, ujar Mama Aman, dirinya tak pernah lagi membeli Penglaris untuk dagangannya.
"Pokoknya seadanya saja," katanya. (Banjarmasinpost.co.id /Milna)