Sebagian Orang Dapat Merasakan Keberadaan Makhluk Lain, Mengapa yang Lain Tidak?
Bagi sebagian orang, merasakan kehadiran 'makhluk lain' adalah sesuatu yang harus mereka pelajari untuk hidup bersama.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Hanya karena kau tak bisa melihatnya, bukan berarti dia tak bisa melihatmu. Dan jika kau benar-benar tenang, kau mungkin bisa mendengarnya, berbisik."
Ini mungkin terdengar seperti monolog dalam film supranatural.
Tetapi bagi sebagian orang, merasakan kehadiran 'makhluk lain' adalah sesuatu yang harus mereka pelajari untuk hidup bersama.
Dilanir dari Science Alert, perasaan seperti ini sangat umum terjadi pada pasien yang menderita gangguan neurologis atau kejiwaan.
Baca: Berkunjung ke Riau, Jokowi Akan Saksikan Peremajaan Sawit Rakyat

Utuk memahami apa yang sebenarnya terjadi, para ilmuwan Swiss mengembangkan ilusi untuk membuat orang sehat merasakan kehadiran hantu.
Hasil dari simulasi itu mengejutkan, hasilnya adalah bahwa pengalaman itu disebabkan oleh ketidak serasian informasi sensorik dan motorik yang membingungkan otak.
Tim dari École Polytechnique Fédérale de Lausanne merancang set-up yang melibatkan dua robot.
Satu robot duduk di depan peserta, dan yang lain duduk di belakang mereka.
Baca: Pria Dibunuh dan Dijadikan Sup, Tempat Menyeramkan di Dunia Ini Punya Kisah Menyayat Hati
Setiap peserta dengan mata tertutup diminta untuk memasukkan jari mereka ke dalam lubang di robot depannya.
Kemudian menggerak-gerakkan tangan mereka.
Informasi tentang gerakan ini ditransmisikan ke robot yang duduk di belakang.
Hasilnya robot ini meletakkan tangannya di belakang peserta & meniru gerakan mereka secara real-time.
Baca: Sedih! Lahir Tanpa Hidung, Bocah Ini Terus Berjuang Bertahan Hidup

Ini membuat peserta merasa seperti menyentuh punggung mereka sendiri.
Namun karena gerakan robot sangat sinkron dengan gerakan peserta, otak mampu beradaptasi dengan perasaan dan tiadk merasa takut.
Di tengah-tengah percobaan, tim menunda secara singkat antara gerakan tangan peserta dan sentuhan robot.
Kemudian hal menarik mulai terjadi.
Baca: Kertas Menu Makan Siang Bongkar Skandal di Sekitar Tenggelamnya Kapal Titanic: Apa yang Terjadi?
Setelah tiga menit tertunda, beberapa peserta merasa ada seseorang di belakang mereka, dan yang lainnya menghitung hingga empat 'hantu' di ruangan itu.
Meskipun robot itu berdiri di belakang mereka, para sukarelawan sadar akan kehadirannya, dan masih melaporkan perasaan yang berbeda.
"Bagi beberapa orang, perasaan itu bahkan sangat kuat sehingga mereka meminta untuk menghentikan percobaan," kata Giulio Rognini, salah seorang ilmuwan robot dalam tim.
Hasilnya menunjukkan bahwa ketika sentuhan robot itu tidak sinkron dengan gerakan tangan peserta, otak tidak dapat mengidentifikasi sinyal sebagai milik tubuh peserta, tetapi lebih sebagai orang lain.
Baca: Wanita Ini Kaget Bukan Main Setelah Cas iPhone Plus selama 7 Jam, Lihat Apa Terjadi!
Sebagai bagian dari penelitian, tim menggunakan scan MRI untuk menganalisis otak dari 12 pasien dengan gangguan neurologis.
Mereka mampu melacak perasaan terhadap kerusakan di tiga wilayah di otak mereka: korteks insular, korteks parietal-frontal, dan korteks temporo-parietal.
Ketiga area ini berkaitan dengan kesadaran diri, gerakan, dan rasa posisi seseorang dalam lingkungan.
Dan yang paling penting, mereka bekerja sama untuk mempengaruhi bagaimana seseorang merasakan tubuh mereka sendiri.
Baca: Sukses Bebaskan Sandera Dalam Waktu 3 Menit, Kopassus Jadi Pasukan Terbaik di Dunia
Olaf Blanke, ahli saraf dalam tim mengatakan bahwa ekperimen ini menunjukkan seseorang yang tidak dalam gangguan pun dapat merasakan kehadiran 'hantu' karena sinyal sensorik-motorik yang saling bertentangan.
Ini menegaskan bahwa keberadaan hantu disebabkan oleh persepsi yang berubah dari tubuh mereka sendiri di otak.
(Muflika Nur Fuaddah/Intisari-online)