Kepulauan Meranti

Angka Kemiskinan di Kepulauan Meranti Capai 28 Persen, Banyak Warga Tak Nikmati Listrik

Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti, Said Hasyim mengaku angka kemiskinan di daerahnya sampai 28 persen.

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Afrizal
Tribunpekanbaru/nasuha
Rapat koordinasi dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Sekretariatan Wakil Presiden RI, Muhammad Arif Tasrif di kantor Gubernur Riau Selasa (3/7). 

Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com Nasuha Nasution

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti, Said Hasyim mengaku angka kemiskinan di daerahnya sampai 28 persen.

Dia menyebut angka ini turun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang pernah di atas 30 persen.

Ini disampaikan Wabup Meranti saat rapat kordinasi dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Sekretariatan Wakil Presiden RI, Muhammad Arif Tasrif di kantor Gubernur Riau Selasa (3/7/2018).

Hadir dalam acara tersebut seluruh Kabupaten/Kota se-Riau, dan perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemprov Riau.

"Masalahnya di Meranti itu infrastruktur dasar seperti listrik dan air, termasuk akses jalan yang menghubungkan dari satu daerah ke daerah lain. Saat ini saja masih ada sekitar 20 persen masyarakat di daerah ini yang belum bisa menikmati listrik,"ujar Said Hasyim.

Baca: Website Sempat Tak Bisa Diakses Orang Tua Keluhkan PPDB Online SMP di Pekanbaru

Baca: Viral Curhatan Seorang Ibu, Punya Gumpalan Besar di Rahim Akibat Sering Makan Bakso

Maka solusi kedepannya lanjut Said koordinasi dengan pemerintah Provinsi dikakukan lebih intensif, karena jika angka kemiskinan di daerahnya tinggi, maka juga akan menyumbang angka kemisminan yang signifikan untuk Riau, persentase masyarakat miskin di daerah itu sangat tinggi.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariatan Wakil Presiden RI, Muhammad Arif Tasrif mengatakan daerah Meranti harus jadi perhatian kedepannya tentunya angka kemiskinan juga harus ditekan, karena akan mempengaruhi terhadap kondisi secara keseluruhan di Riau.

"Memang masih diakui tantangan berbeda dalam mengatasi masalah ini. Jika terus dipertahankan seperti ini Riau yang akan mendapat potret buruk, sebab kemiskinan di sana akan mengakumulasi jumlah penduduk miskin di Riau," ujarnya.

Dalam catatannya, per tahun terjadi penurunan angka kemiskinan di Riau sebesar 0, 37 persen.

Arif menyebut, ini angka yang masih sedikit dan perlu diupayakan percepatan penurunan angka kemiskinan.

Sebagian besar terdata, memang masyarakat di wilayah pedesaan lebih tinggi menyumbang angka kemiskinan.

Diantara faktor penyebab kemiskinan masih tingginya ketimpangan antar kelompok.

Dan faktor ini terindikasi sebagai bagian dari masalah kemiskinan hampir di seluruh wilayah di Indonesia dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.

Baca: Gunung Agung Terkini: Warga Desa Sekitar Gunung Agung Mulai Mengungsi

"Bagaimana mengatasi ketimpangan antar sesama penduduk miskin di Riau. Dalam prakteknya memeratakan kondisi sosial kemasyarakatan memang sulit dan setiap daerah punya tantangan yang berbeda," ujarnya.

Arif juga menggambarkan potret kemiskinan di Pulau Jawa dan sebagai solusi kedepannya menurut Arif harus ada bantuan yang bisa mengubah hidup masyarakat tersebut.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved