Soal Lalu Muhammad Zohri Bingung Mencari Bendera Merah Putih Usai Menang, Ini Kata KBRI Finlandia
Lalu Muhammad Zohri membuat Indonesia bangga di ajang kejuaraan dunia IAZZ World U20 di Finlandia, Kamis (12/7/2018).
TRIBUNPEKANBARU.COM - Lalu Muhammad Zohri membuat Indonesia bangga di ajang kejuaraan dunia IAZZ World U20 di Finlandia, Kamis (12/7/2018).
Lalu Muhammad Zohri berhasil meraih emas dalam ajang lomba lari 100 meter.
Kemenangan Zohri pun mendapatkan sorotan dari pelatih di Universitas Virginia, Amerika Serikat.
Baca: Tinggal di Gubuk Reot, Ini Potret Muhammad Zohri Sang Juara Dunia Lari 100 M
Pasalnya, ketika momen kemenangan Zohri diumumkan, ia malah kebingungan mencari bendera merah putih.
Sementara dua pemenang lainnya, Schwartz dan Harrison langsung dihampiri petugas dengan bendera Amerika Serikat.
Dalam sesi foto bersama, Lalu Muhammad Zohri yang tampil tanpa dibalut bendera merah putih.
Momen inilah jadi sorotan dari pelatih di Universitas Virginia, Amerika Serikat.
Pelatih dengan akun Twitter @mowad1010 itu mengatakan jika seharusnya ada seseorang yang segera memberinya bendera Polandia setelah ia dinyatakan menang, lalu membalik bendera tersebut.
"Someone should’ve given him a Polish flag then reverse it," tulis akun @mowad1010.
(Seseorang harus memberinya bendera Polandia lalu membaliknya)
Hal ini dikarenakan, setelah dinyatakan menang, Zohri tidak kunjung mendapatkan bendera Indonesia.
Biasanya para atlet lari yang dinyatakan menang langsung diberikan bendera nasional negaranya untuk difoto.
Baca: Hasil Piala AFF U-19 2018, Indonesia Juara 3 Piala AFF U-19 Usai Kalahkan Thailand
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Finlandia, Wiwiek Setyawati Firman, memberikan klarifikasi terkait insiden Lalu Muhammad Zohri yang kebingungan mencari bendera Merah Putih seusai memenangi perlombaan 100 meter.
Melalui keterangan tertulisnya, Wiwiek menjelaskan pihaknya tak punya akses masuk ke arena untuk memberikan bendera, terkecuali wartawan televisi.
"Sangat banyak media Amerika Serikat (AS) yang siap meliput di garis finis. Mereka sudah bawa bendera mereka karena mereka yakin AS selalu menang di sprint 100 meter," tulis Wiwiek.
"Media Indonesia satu pun tidak ada yang hadir. Jadi, tidak ada media kita yang meliput di garis finis. Sementara para pelatih duduk di tribune, tidak boleh masuk ke lintasan. Bagaimana pelatih bisa cepat masuk ke garis finis berikan bendera, dibanding wartawan-wartawan AS yang memang sudah siap siaga meliput di garis finis?"
Selain itu, Wiwiek juga memastikan tidak ada pakem atau aturan yang mengharuskan atlet mendapatkan bendera negaranya setelah finis.
Tidak adanya pakem tersebut, kata Wiwiek, sudah dinyatakan pelatih dari Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI).
Baca: 5 Stadion Asia Tenggara yang Layak untuk Piala Dunia, 2 Wakil Indonesia Ada di Riau dan Surabaya
"Hanya Superman-lah yang bisa loncati pagar masuk ke lintasan untuk berikan bendera di garis finis dengan cepat," tulis Wiwiek.
Wiwiek pun menegaskan, KBRI Finlandia dan masyarakat Indonesia di Tampere selalu mengawal tim dari PB PASI.
Dalam kesempatan itu, Wiwiek menyatakan bahwa prosesi pengalungan medali bukan hari Rabu (11/7/2018), tetapi Kamis (12/7/2018).
KBRI Finlandia memastikan telah menyiapkan kaset lagu Indonesia Raya serta pendampingan wawancara media Kejuaraan Dunia Atletik U-20. (bola.com/nugyasa laksamana)