Tahukah Kamu, Gerhana Bulan Total 28 Juli Nanti Bakal Jadi Gerhana Terlama di Abad 21

Gerhana Bulan Total akan terjadi pada 28 juli ini dan berbeda dengan Super Blue Blood Moon yang terjadi beberapa waktu lalu.

Editor: Muhammad Ridho
skyandtelescope.com
Gerhana bulan 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi pada 28 juli ini dan berbeda dengan Super Blue Blood Moon yang terjadi beberapa waktu lalu.

Gerhana bulan total ini merupakan kedua kalinya pada tahun 2018 gerhana bulan total terjadi.

Sebelumnya, terjadi pada 31 Januari 2018 lalu, gerhana bulan saat itu disebut dengan super blue blood moon.

 
Penamaan ini menjadi bukti irisan antara astronomi dan astrologi.

Dalam astrologi, gerhana yang terjadi bersamaan dengan supermoon dan "bulan biru" nanti punya tempat istimewa.

Baca: Pernikahan Bocah 14 Tahun yang Bikin Heboh Justru Berujung di Kantor Polisi, Ada Apa?

Gerhana dibilang bisa memberi energi penting, mengubah kehidupan seseorang.

Namun, dalam astronomi gerhana malam itu hanya akan menjadi satu di antara banyak gerhana bulan total lainnya.

Tak ada yang spesial.

Meski begitu, menjadi sebuah pertanyaan, apa perbedaan GBT pada 28 Juli 2018 mendatang dengan super blue blood moon?

Untuk menjawab hal ini, Kompas.com menghubungi Marufin Sudibyo, seorang astronom amatir.

Baca: Apa Gerangan, Prabowo Subianto Menyambangi Said Aqil Siroj di Kantor PBNU?

Supermoon vs Minimoon "Gerhana Bulan kali ini terjadi pada saat Bulan berada di titik apogee, atau titik terjauh dalam orbitnya dari pusatnya (yakni Bumi)," ujar Marufin melalui pesan singkat pada Jumat (06/07/2018).

Artinya, ini lebih jauh dari jarak Bumi dan Bulan biasanya yang hanya 384.400 kilometer.

"Secara tak resmi Bulan dengan fase purnama yang bertepatan atau hampir bertepatan dengan saat Bulan menempati titik apogee-nya dikenal sebagai Minimoon," kata Marufin.

"Ini adalah kebalikan dari istilah Supermoon," sambungnya.

Baca: Ibadah Haji 2018, Begini Penampakan Kamar Hotel di Madinah untuk Jemaah Haji Reguler

Marufin menjelaskan, pada beberapa tahun belakangan, fenomena Minimoon selalu terjadi pada bulan Juli - Agustus.

Sedangkan fenomena Supermoon terjadi pada bulan Desember-Januari.

"Karena bertepatan dengan Minimoon maka diameter-tampak (apparent), yakni ukuran yang terlihat dengan mata kita, untuk Bulan adalah yang terkecil dibanding purnama-purnama sebelumnya," kata Marufin.

Bergerak Lebih Lama Meski terlihat lebih kecil, fenomena Minimoon ini justru punya keuntungan buat kita.

"Gerhana Bulan yang bertepatan dengan Minimoon membuat gerak relatif Bulan terhadap Bumi adalah yang terpelan dibandingkan dengan purnama-purnama sebelumnya," ujarnya.

"Sehingga durasi totalitas gerhana Bulan 28 Juli 2018 adalah yang terpanjang bagi abad ke-21 ini," bebernya terkait gerhana bulan 28 Juli nanti.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved