Kecilnya Gendut Pendek,Dinilai Tak Berpotensi,Siapa Sangka Alisson Becker Kini Kiper Termahal Dunia
Alisson Becker menjadi kiper termahal di dunia saat bergabung dengan Liverpool.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Alisson Becker menjadi kiper termahal di dunia saat bergabung dengan Liverpool.
Pemain nomor punggung satu itu baru saja merampungkan proses transfer dari AS Roma ke Liverpool dengan nilai kontrak 66 juta pound.
Nilai tersebut mengalahkan kiper Paris Saint-Germain, Gianluigi Buffon saat hijrah dari Parma ke Juventus pada 2001-2002.
Performa Alisson yang memikat membuat Liverpool berani menggelontorkan dana besar demi mendapatkannya.
Bahkan Chelsea dan Real Madrid pun 'naksir dengan pria asal Brasil ini.

Kemampuan Alisson itu disebut-sebut turunan dari keluarga. Ayahnya juga seorang kiper.
Sedangkan kakaknya, Muriel Becker juga kiper di klub kasta pertama Liga Portugal CF Belenenses.
Namun di balik postur tinggi, siapa sangka semasa kecil dia sering dianggap sepele karena pendek dan gendut.
Tak mungkin bisa menjadi kiper profesional, apalagi berprestasi.
Baca: Datangkan Alisson Becker, Liverpool Pecahkan Rekor Transfer Kiper Termahal
Baca: Mohamed Salah Perpanjang Kontrak di Liverpool
Baca: Link Live Streaming Semfinal Singapura Open 2018, Wakil Indonesia Harus Perang Saudara
Dilansir Daily Mail, saat Alisson masih bocah ia sering dijahili teman-teman karena posturnya tersebut.
Lahir dari pasangan Magali dan Jose Becker, Alisson tumbuh besar di kawasan miskin Distrik Canudos.
Seperti kebanyakan anak di negara Brasil, Alisson dan kakak lelakinya, Muriel tergila-gila pada sepak bola dan sering bermain bersama teman-teman.
Obsesi yang terlalu besar dan kehebohan mereka saat bermain bola kadang membuat para tetangga jengkel.
Pernah sekali waktu kakak beradik itu main bola di dalam ruangan flat mereka yang kecil saat orang tua tidak di rumah.
Aktifitas mereka yang berlarian dan melompat membuat kandelar yang tergantung di ruangan bawahnya jatuh dari langit-langit hingga pecah
Pernah juga mereka membuat marah seorang pria tua penghuni apertemen yang sama.
Dia meminta mereka berhenti bermain di depan jendelanya.
Seorang tetangga lain, Vera Lucia Raubert mengingatkan pria tua itu.
"Ketika seorang dari mereka bermain untuk Brasil suatu hari nanti, kamu pasti akan minta tanda tangannya dan dia tidak akan memberikannya untukmu," kata Vera Lucia mengenang apa yang dia ucapkan pada pria tua tersebut.
Ketika mereka masih belia, di antara dua bersaudara tersebut, Muriel lah yang tampak lebih menjanjikan menjadi pemain sepak bola profesional.
Pada tahun 2000, bakat Muriel yang berusia 13 tahun terpantau Internacional FC dalam sebuah pertandingan di orto Alegre.
Direktur program pengembangan pemain muda klub itu, Mario Cassel kemudian mengunjungi keluarganya di flat mereka.
Muriel ingat bagaimana adiknya akan selalu memotong pembicaraan mereka dengan menyebutkan bahwa dirinya juga bermain sepak bola dengan sangat bagus.
Cassel pura-pura menjanjikan Alisson tempat di akademi sepak bola jika Alisson sudah berusia sembilan tahun.
Padahal Alisson bukanlah tipe pemain yang akan direkomendasikan karena tubuhnya gemuk.
Tak ada indikasi sedikitpun dia akan menjelma menjadi pemain terhebat.
Namun obsesinya bisa bermain sepak bola tidak padam begitu saja.
Meski tubuhnya lebih kecil dan jauh lebih pendek dari kakaknya, Alisson yakin mampu melewati kemampuan kakaknya.

Alisson bergabung dengan akademi sepakbola pada usia sembilan tahun di Porto Alegre.
Di usia 13 tahun, tubuhnya masih gendut dan pendek, kesulitan dengan tendangan melambung.
Alhasil dia lebih sering tidak diturunkan, bahkan tak masuk pemain cadangan.

Orangtua jelas kecewa. Hal itu membebani pikiran sang ibu sehingga dia melarang putranya itu membuka kulkas.
Karena pesimis dengan potensi anaknya, orangtua pun mengancam akan mengeluarkan Alisson dari akademi sepak bola di Port Alegre.
Sebagai karyawan pabrik sepatu, gaji ayahnya tidak begitu besar dan cukup kesulitan untuk membayar pelatihan Alisson.
Setelah suatu pertandingan mengecewakan, orangtuanya mendatangi pelatih kiper Pavan untuk mendiskusikan tentang Alisson keluar dari akademi.
"Alisson perlu waktu lebih lama agar bisa matang, dan dia gendut. Karena hal itu, orangtuanya datang berbicara pada saya, mengatakan mereka ingin mengeluarkan Alisson dari akademi. Mereka berpikir putranya tidak akan punya masa depan di sepak bola," tutur Daniel Pavan dilaporkan Daily Mail.
Tapi Pavan memberikan keyakinan pada orang tua bahwa Alisson punya potensi dan masa depan, cuma belum matang saja.
Sang pelatih percaya dalam satu setengah tahun, tinggi Alisson meningkat drastis dan ramping.
Ajaib, setelah mendengarkan saran Pavan yang meminta orangtuanya memberi waktu, dalam beberapa bulan Alisson menunjukkan kemampuan.
Setahun kemudian terpilih sebagai pemain muda Internacional FC dan debut sebagai pemain senior pada Februari 2013.
Dia bahkan terpilih menjadi pemain Brasil U-15.
Di usia 15 tahun tubuhnya melesat tinggi, postur yang sangat ideal bermain sebagai kiper.
Alisson semakin terkenal dan memiliki fans para gadis di Brasil. Mereka menamakannya kiper seksi. Ratusan penggemar berusaha selfie dengannya di setiap akhir pertandingan.
Dia dinobatkan sebagai pemain sepak bola paling seksi pada Piala Dunia U-17 di Nigeria.
Kini hasil polling juga menunjukkan ia menjadi pemain sepak bola paling seksi nomor dua setelah Gerard Pique di Piala Dunia Rusia.
Namun para fans dibuat patah hati pada Juni 2015 setelah Alisson menikahi mahasiswi kedokteran, Natalie Loewe.
Dia mengklaim jatuh cinta pada pandangan pertama setelah mereka bertemu di Porto Alegre.
Keduanya menyukai hidup yang tenang, tak pernah terlihat bolak balik ke klub hiburan seperti yang sering dilakukan para pemain sepak bola lainnya.
Sejah ini mereka juga tidak terlihan memamerkan mobil mewah ataupun perhiasan.
Alisson lebih memilih di rumah bersama istri dan putri mereka yang berusia satu tahun, Heleninha. (Tribun Pekanbaru/Ariestia)