Akhirnya Terkuak! Alasan Pria Bule yang Berjuang Keras untuk Menikahi Wanita Asal Aceh, Ini Faktanya

Viralnya foto pernikahan pria warga Norwegia dengan gadis Indonesia asal Aceh akhirnya terjawab.

Editor: Muhammad Ridho
INSTAGRAM.COM/SYARIFUDDIN3S
Pasangan Jarrand Haris Prestvik Vandvik dan Syahira Muliatul Syarifuddin melangsungkan pernikahan di Stavanger, Norwegia, April 2018. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Viralnya foto pernikahan pria warga Norwegia dengan gadis Indonesia asal Aceh akhirnya terjawab.

Melansir Serambinews.com, diperoleh keterangan dari Syarifuddin Ahmad, ayahanda dara baro (pengantin wanita).

Syarifuddin adalah warga asal Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara, Aceh.

Sementara istrinya, Mulinar Muhammad Amin, warga asal Desa Mancang Kecamatan Samudera, Aceh Utara.

Pasangan suami istri ini berstatus sebagai perantau yang sudah 20 tahun tinggal di Norwegia.

Menjawab Serambinews.com, Senin (23/7/2018), Syarifuddin mengatakan, pengantin perempuan dalam foto tersebut adalah putri pertamanya yang bernama Syahira Muliatul Syarifuddin.

Anaknya saat ini sedang menuntut ilmu di Norwegia, negara yang berada di benua Eropa.

Sementara linto baro (pengantin pria) dalam foto tersebut Jarrand Haris Prestvik Vandvik, putra pertama dari pasangan Knut Prestvik dan Gerd Inger Bakke, warga Norwegia.

Jarrand juga bertatus mahasiswa di Norwegia.

Keduanya (Jarrand Haris dan Syahira Muliatul) melangsungkan pesta pernikahan (walimah) secara adat Aceh di kawasan Desa Mancang Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Ahad (22/7/2018).

“Prosesi lamar dan pernikahan berlangsung di Norwegia. Jarand melamar anak saya dengan mahar 30 mayam emas plus uang Rp 30 juta. Proses pernikahan berlangsung secara Islam. Karena Jarrand sudah memeluk agama Islam,” ujar Syarifuddin ayah kandung Syahira kepada Serambinews.com.

Disebutkan, dirinya bersama keluarga dari linto baro (Jarand) sudah sebulan berada di Kecamatan Samudera, Aceh Utara untuk persiapan pernikahan.

“Jadi kami adakan pesta perkawinan di Aceh, supaya semua saudara dan teman-teman saya dan istri saya dapat hadir untuk bersilaturahmi, karena kami sudah 20 tahun di Norwegia,” ujar ayah tiga anak tersebut.

Kalau dilangsungkan di Norwegia, kemungkinan banyak anggota keluarga yang tidak bisa hadir karena jauh.

Menangis Terharu

Ketika ide melaksanakan pesta di Aceh disampaikan kepada pihak keluarga Jarand, mereka menyambut baik.

“Bahkan mereka menangis saat prosesi tersebut karena terharu dengan ramainya undangan yang hadir,” ujarnya.

Sebab biasanya, kalau di Norwegia, jumlah undangan yang hadir terbatas dan anak-anak tidak ikut memeriahkan prosesi, seperti halnya di Aceh.

“Meskipun anak-anak kami lahir di Norwegia, tapi mereka sangat fasih bahasa Aceh, kemudian bahasa Norwegia dan bahasa Inggris, sehingga tak ada kendala berkomunikasi dengan keluarga di Aceh ketika pesta,” kata Syarifuddin.

Keluarga pria asal Norwegia dan gadis asal Aceh foto bersama saat pernikahan di Stavanger, Norwegia, 30 April 2018.
Keluarga pria asal Norwegia dan gadis asal Aceh foto bersama saat pernikahan di Stavanger, Norwegia, 30 April 2018. (DOK PRIBADI)

Penjelasan Syarifuddin ini sekaligus menjawab berbagai dugaan dan spekulasi terkait beredarnya foto pernikahan bule Norwegia dan gadis Aceh melalui media sosial.

Keluarga Syarifuddin Ahmad dan Mulinar Muhammad Amin, foto bersama usai pernikahan putrinya, Syahira Muliatul Syarifuddin dan Jarrand Haris Prestvik Vandvik, di Stavanger, Norwegia, April 2018.
Keluarga Syarifuddin Ahmad dan Mulinar Muhammad Amin, foto bersama usai pernikahan putrinya, Syahira Muliatul Syarifuddin dan Jarrand Haris Prestvik Vandvik, di Stavanger, Norwegia, April 2018. (INSTAGRAM.COM/SYARIFUDDIN3S)

Syarifuddin sendiri mem-posting 10 foto yang memperlihatkan pernikahan putrinya dengan pemuda Norwegia pada akun Instagram miliknya bernama @syarifuddin3s.

Ia menandai tempat posting-an di Stavanger, Norwegia, 30 April 2018.

“Ijab Kabul anak kami##### @syahira muliatul Muliatul& Jarand Hanis,” demikian ditulis admin akun tersebut.

Pernikahan pemuda bule dan WNI juga terjadi di Kudus pada bulan ini.

Wahyu Setianingsih tampak gembira saat duduk di samping suaminya, Omar Anas saat Tribun Jateng berkunjung ke kediamannya, Rabu (11/7/2018).

Perempuan asal Dukuh Kalidoro RT 2 RW 6 Desa Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo itu baru saja melangsungkan pernikahan dengan pria asal Los Angeles Amerika Serikat.

Proses keduanya untuk saling kenal pun cukup singkat.

Kali pertama, Omar Anas mengirim pesan ke 60 perempuan pada sebuah situs pencarian jodoh muslima.com pada 12 Desember 2017.

Namun hanya empat perempuan yang merespons pesannya.

"Hanya empat yang respons, termasuk istri saya ini," kata Omar dalam bahasa Inggris.

Setelah saling balas pesan, akhirnya keduanya pun saling tukar nomor telepon seluler.

Komunikasi mereka hanya mengandalkan jejaring media sosial dan sesekali menelepon.

Omar berujar, alasannya memilih perempuan Indonesia karena perangainya yang lembut, ramah, dan tidak neko-neko.

Alasan lain Omar memilih Wahyu karena kecantikannya. Menurutnya, kecantikan Wahyu tidak jauh beda dengan kecantikan perempuan India.

"Saya juga tanya sama teman saya dari Amerika yang juga mendapat istri orang Indonesia. Dia sudah lima tahun tinggal di Yogyakarta. Memang perempuan Indonesi orangnya lembut dan ramah," tutur lelaki keturunan India.

Berniat untuk serius menjalin hubungan, tepat pada 8 Juli 2018, Omar bersama ibunya tiba di Semarang.

Setelah sebelumnya menempuh perjalanan selama 28 jam dari Amerika.

"Terbang dari Amerika transit di Jepang, lalu Jakarta, baru sampai Semarang," tuturnya.

Setibanya di Semarang, Ayu sapaan akrab Wahyu, menyambut kedatangan mereka.

Tidak berlangsung lama akhirnya pada 10 Juli 2018 mereka daftar di KUA Jekulo.

Sehari setelahnya mereka melangsungkan pernikahan.

"Jadi kami belum dapat buku nikah, karena daftarnya terlalu singkat dengan waktu nikahnya," kata Wahyu.

Setelah menikah, mereka berencana akan tinggal di Amerika Serikat. Hal itu karena Omar masih menempuh pendidikan strata II jurusan farmasi di West Coast University.

Sementara, Wahyu rela dirinya diboyong ke negeri Paman Sam.

Keluarganya pun telah merestuinya. Untuk bisa ke sana, sebelumnya mereka harus mengurus segala administrasinya di Keduataan Besar Amerika Serikat.

"Mengurus visa dulu di kedutaan, barangkalai tujuh bulan ke depan baru balik ke Amerika," tutur Omar. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved