AJI dan Google Gelar Workshop dan Training Berantas Hoaks dan Internet Sehat
Semakin mudahnya akses internet menjadikan arus informasi dapat diterima dengan sangat mudah.
Penulis: Nolpitos Hendri | Editor: Ariestia
Kemudian diperparah dengan disebarkan ulang (re-share) oleh akun lain yang tidak memverifikasi dulu kebenaran berita atau informasi itu sehingga viral di dunia maya.
Berdasarkan latar belakang ini, Aliansi Jurnalis Idependen bekerjasama dengan Internews dan Google News Initiative, akan mengadakan serangkaian halfday basic workshop.
Ketua AJI Pekanbaru, Firman Agus kepada Tribunpekanbaru.com menyebutkan, workshop ini diperuntukkan untuk masyarakat umum, pegiat NGO, mahasiswa, akademisi, dan lainnya.
"Workshop ini mengenai bagaimana mendeteksi berita palsu, hoaks, atau misinformasi, serta bagaimana pengamanan diri di dunia digital yang sehat dan aman. Peserta juga akan diajak untuk mengumpulkan data fake news maupun hoaks untuk dilaporkan ke website Mafindo (https://www.turnbackhoax.id/ lapor-hoax/)," ungkap Firman.
Tujuan workshop ini, kata Firman, membangun kesadaran publik atas pentingnya verifikasi dan fact-checking kepada semua informasi yang diperoleh di Internet. Berbagi praktik terbaik dalam pengamanan diri di dunia digital dan verifikasi informasi. Mengampanyekan program Google News Lab Training Networks yang sedang dijalankan.
"Workshop ini akan dilaksanakan pada Jumat tanggal 3 Agustus di Fave Hotel Jalan Pinang, Pekanbaru. Panitia akan menghadirkan dua trainer yang tersertfikasi oleh Google News Initiative, untuk memberikan pelatihan mengenai pengamanan diri di dunia digital dan bagaimana meningkatkan pemahaman terhadap berita yang belum terverifikasi di dunia maya," jelas Firman.
Kelanjutan workshop ini, ulas Firman, juga akan digelar training untuk jurnalis di berbagai daerah di Indonesia, satu di antaranya di Pekanbaru.
Fokus dari Training ini adalah mengasah keterampilan peserta untuk memanfaatkan sejumlah tools di internet, guna melakukan verifikasi online atas beragam informasi yang tidak jelas kebenarannya yang banyak beredar di dunia maya (false news, fake news, hoaks).
"Para peserta akan belajar beberapa materi yang bersifat teknis mengenai kebersihan data digital (digital hygiene), analisa dasar atas informasi, pencarian dan penelusuran data, serta beragam tools yang bisa digunakan untuk melakukan investigasi secara online," sebut Firman.
Baca: Canggih, Tank Boat Antasena Buatan Indonesia Dilirik Rusia, Intip Kehebatannya
Jurnalis-jurnalis, lanjut Firman, perlu diperkenalkan lebih dalam dengan berbagai alat yang dimiliki Google News Initiative. Melalui pelatihan ini peserta diharapkan dapat memanfaatkan berbagai jenis tools bermanfaat tersebut dalam kerja jurnalistiknya.
"Harapannya, jurnalis bisa melakukan analisa dasar seperti pencarian serta penelusuran data informasi menggunakan tools yang dimiliki Google News Initiative. Berbagi praktik terbaik dan membangun kapasitas di kalangan jurnalis untuk melakukan verifikasi online terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya. Membangun mekanisme keamanan bagi jurnalis saat melakukan kerja jurnalistiknya," papar Firman.
Firman menambahkan, training dilaksanakan di Jakarta (10-11 Februari 2018), di Lampung (16-17 Februari 2018), Denpasar (3-4 Maret 2018), Bandung (10-11 Maret 2018), Semarang (24-25 Maret 2018), Medan (7-8 April 2018), Pontianak (14-15 April 2018), Makassar (21-22 April 2018), Surabaya (28-29 April 2018), Ambon (5-6 May 2018), Kupang (19-20 May 2018), Jayapura (26-27 May 2018), Palembang (30 Juni – 1 Juli 2018), Kendari (21-22 Juli 2018), Jakarta (28-29 Juli 2018), dan di Pekanbaru tanggal 4-5 Agustus 2018.
"Setelah pelatihan, panitia akan membuat forum bersama untuk mentoring implementasi tools yang sudah diajarkan dalam bentuk google classroom. Panitia juga akan memilih beberapa peserta terbaik yang berhasil menggunakan tools yang diberikan dalam kerja jurnalistiknya untuk mendapatkan hadiah kunjungan ke Google Summit 2019," beber Firman. (*)