Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

AJI dan Google Gelar Workshop dan Training Berantas Hoaks dan Internet Sehat

Semakin mudahnya akses internet menjadikan arus informasi dapat diterima dengan sangat mudah.

Penulis: Nolpitos Hendri | Editor: Ariestia
Shutterstock
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Nolpitos Hendri

TRIBUNPEKANBARU. COM, PEKANBARU - Semakin mudahnya akses internet menjadikan arus informasi dapat diterima dengan sangat mudah.

Setiap orang mampu dengan cepat mengakses segala hal di tengah derasnya arus informasi.

Hal tersebut juga termasuk berita palsu atau hoaks yang semakin sulit untuk ditahan penyebarannya.

Tak sedikit warga yang sering terjatuh dalam informasi yang salah.

Tingkat kepercayaan warga pada keberadaan media arus utama yang turut menjembatani informasi pun semakin dirasakan menurun.

Di lain sisi, hal tersebut tidak diimbangi dengan keberadaan media alternatif yang akurat dan kredibel.

Baca: Live Streaming BWF World Championship 2018 Rabu 1 Agustus - Ini Jadwal 11 Wakil Indonesia

Jenis berita palsu atau hoaks juga muncul dalam bentuk berita, dengan format editorial, advertorial, atau yang lainnya.

Kabar bohong dengan menampilkan informasi yang salah serta gambar yang menyesatkan, dikemas dengan baik untuk memutarbalikkan kebenaran.

Pada era semakin derasnya informasi di internet dan semakin banyaknya pengguna media sosial di Indonesia, kejahatan didunia maya pun semakin beragam, salah satunya adalah pembajakan akun pribadi dan pencurian data digital.  

Bahkan beberapa waktu yang lalu Instagram sempat mengeluarkan peringatan resmi kepada para penggunanya tentang kemungkinan pembobolan keamanan yang terjadi pada informasi kontak pengguna, khususnya akun high profile yang menjadi target utama.

Dalam pembobolan itu, Instagram juga menyatakan bahwa kebocoran data kontak pengguna seperti alamat email dan nomor telepon yang terkait dengan setiap akun jatuh ke tangan hacker.

Tidak hanya Instagram, beberapa kali ditemui kasus akun social media maupun email dibajak oleh hacker untuk digunakan kepentingan tertentu. Contohnya saja tahun lalu, akun Twitter CEO Facebook Mark Zuckerberg pernah dibajak oleh orang tidak bertanggung jawab.

Baca: Api Obor Asian Game 2018 Diserahkan ke Gubri Berbarengan Parade Pesawat Tempur di Udara

Contoh lain di Indonesia, akun Facebook milik mantan hakim MK, Jimly Asshiddiqie juga pernah dibajak oleh seseorang yang digunakan untuk menjual laptop.

Terkadang akun media sosial yang dibajak juga sengaja digunakan untuk menyebarkan berita palsu dan hoaks.

Kemudian diperparah dengan disebarkan ulang (re-share) oleh akun lain yang tidak memverifikasi dulu kebenaran berita atau informasi itu sehingga viral di dunia maya.

Berdasarkan latar belakang ini, Aliansi Jurnalis Idependen bekerjasama dengan Internews dan Google News Initiative, akan mengadakan serangkaian halfday basic workshop.

Ketua AJI Pekanbaru, Firman Agus kepada Tribunpekanbaru.com menyebutkan, workshop ini diperuntukkan untuk masyarakat umum, pegiat NGO, mahasiswa, akademisi, dan lainnya.

"Workshop ini mengenai bagaimana mendeteksi berita palsu, hoaks, atau misinformasi, serta bagaimana pengamanan diri di dunia digital yang sehat dan aman. Peserta juga akan diajak untuk mengumpulkan data fake news maupun hoaks untuk dilaporkan ke website Mafindo (https://www.turnbackhoax.id/ lapor-hoax/)," ungkap Firman.

Tujuan workshop ini, kata Firman, membangun kesadaran publik atas pentingnya verifikasi dan fact-checking kepada semua informasi yang diperoleh di Internet. Berbagi praktik terbaik dalam pengamanan diri di dunia digital dan verifikasi informasi. Mengampanyekan program Google News Lab Training Networks yang sedang dijalankan.

"Workshop ini akan dilaksanakan pada Jumat tanggal 3 Agustus di Fave Hotel Jalan Pinang, Pekanbaru. Panitia akan menghadirkan dua trainer yang tersertfikasi oleh Google News Initiative, untuk memberikan pelatihan mengenai pengamanan diri di dunia digital dan bagaimana meningkatkan pemahaman terhadap berita yang belum terverifikasi di dunia maya," jelas Firman.

Kelanjutan workshop ini, ulas Firman, juga akan digelar training untuk jurnalis di berbagai daerah di Indonesia, satu di antaranya di Pekanbaru.

Fokus dari Training ini adalah mengasah keterampilan peserta untuk memanfaatkan sejumlah tools di internet, guna melakukan verifikasi online atas beragam informasi yang tidak jelas kebenarannya yang banyak beredar di dunia maya (false news, fake news, hoaks).

"Para peserta akan belajar beberapa materi yang bersifat teknis mengenai kebersihan data digital (digital hygiene), analisa dasar atas informasi, pencarian dan penelusuran data, serta beragam tools yang bisa digunakan untuk melakukan investigasi secara online," sebut Firman.

Baca: Canggih, Tank Boat Antasena Buatan Indonesia Dilirik Rusia, Intip Kehebatannya

Jurnalis-jurnalis, lanjut Firman, perlu diperkenalkan lebih dalam dengan berbagai alat yang dimiliki Google News Initiative. Melalui pelatihan ini peserta diharapkan dapat memanfaatkan berbagai jenis tools bermanfaat tersebut dalam kerja jurnalistiknya.

"Harapannya, jurnalis bisa melakukan analisa dasar seperti pencarian serta penelusuran data informasi menggunakan tools yang dimiliki Google News Initiative. Berbagi praktik terbaik dan membangun kapasitas di kalangan jurnalis untuk melakukan verifikasi online terhadap informasi yang belum jelas kebenarannya. Membangun mekanisme keamanan bagi jurnalis saat melakukan kerja jurnalistiknya," papar Firman.

Firman menambahkan, training dilaksanakan di Jakarta (10-11 Februari 2018), di Lampung (16-17 Februari 2018), Denpasar (3-4 Maret 2018), Bandung (10-11 Maret 2018), Semarang (24-25 Maret 2018), Medan (7-8 April 2018), Pontianak (14-15 April 2018), Makassar (21-22 April 2018), Surabaya (28-29 April 2018), Ambon (5-6 May 2018), Kupang (19-20 May 2018), Jayapura (26-27 May 2018), Palembang (30 Juni – 1 Juli 2018), Kendari (21-22 Juli 2018), Jakarta (28-29 Juli 2018), dan di Pekanbaru tanggal 4-5 Agustus 2018.

"Setelah pelatihan, panitia akan membuat forum bersama untuk mentoring implementasi tools yang sudah diajarkan dalam bentuk google classroom. Panitia juga akan memilih beberapa peserta terbaik yang berhasil menggunakan tools yang diberikan dalam kerja jurnalistiknya untuk mendapatkan hadiah kunjungan ke Google Summit 2019," beber Firman. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved