Pilpres 2019
Sebelum Erick Thohir, Inilah Deretan Calon Ketua Tim Sukses Jokowi-Ma'ruf: Najwa Hingga Mahfud MD
Erick Thohir resmi ditunjuk Ketua Tim Sukses pemenangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin
TRIBUNPEKANBARU.COM - Teka-teki Ketua Tim Sukses pemenangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin akhirnya terjawab.
Joko Widodo mendapuk Erick Thohir sebagai Ketua timses pemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Jusuf Kalla sebagai Ketua Dewan Pengarah.
"Bismillahirohmanirrohim, pada sore hari ini perlu saya umumkan ketua dewan pengarah, Jusuf Kalla," ucap Jokowi.
"Ketua tim kampanye nasional adalah bapak Erick Thohir," sambung Jokowi.
Sejumlah nama-nama besar sempat dibidik menjadi ketua tim sukses pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Nama-nama yang sebelumnya sempat dibidik adalah Jusuf Kalla, Mahfud MD, Din Syamsuddin hingga Najwa Shihab.
Namun nama-nama tersebut akhirnya menolak karena berbagai pertimbangan.
Baca: Berduet dengan Deddy Mizwar Menangkan Jokowi-Maruf, Ridwan Kamil: Politik Mah Jangan Baper
Baca: Erick Thohir dan Sandiaga Uno Bersahabat Sejak SD Hingga Kuliah, Istri dan Anak Saling Berteman
Alasan Pemerintahan

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi mengungkapan Wakil Presiden Jusuf Kalla menolak untuk menjadi Ketua Tim Pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
"Pak Jokowi itu mintanya (agar JK jadi) ketua tim sukses, tapi setelah berbicara dengan Bu Mega dan lain-lain, Pak JK memberitahukan bahwa secara teknis susah pemerintah siapa yang jalankan?" ujar Sofjan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (14/8/2018) lalu.
JK, kata Sofjan, menilai bila seorang wapres ikut masuk di tim pemenangan kampanye 2019, maka sama saja dua pimpinan negara, presiden dan wakil presiden, ikut turun langsung di Pilpres.
Sedangkan pemerintahan harus tetap berjalan dan perlu ada yang mengendalikan secara langsung. Oleh karena itu, kata dia, Kalla memilih ingin fokus sebagai wapres dan menolak tawaran jadi ketua tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca: Ini Dia Biodata Erick Thohir, Ketua Timses Jokowi
Baca: Tidak Hanya Inter Milan & DC United, Inilah Aset Erick Thohir, Ketua Tim Sukses Jokowi-Maruf
Baca: Erick Thohir Resmi Ditunjuk Ketua Tim Kampanye Joko Widodo - Maruf Amin
"Jadi Pak JK ingin konsentrasi ke pemerintahan dulu, ya terutama pelaksanakan rencana dari semua rencana Pak Jokowi itu dan Pak JK ini. Mengenai ekonomi terutama," kata dia.
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan sambutan dalam pembukaan Asian Games ke-18 tahun 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/8/2018).
Meski begitu, Sofjan mengatakan, Kalla tetap mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. Kalla setuju menjadi ketua dewan penasehat tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Menurut Sofjan, posisi sebagai ketua dewan penasehat cocok untuk Kalla. Sebab Kalla dinilai berpengalaman menjadi koordinator di Pemilu.
"Beliau saya rasa sudah jadi dan sudah bersedia untuk itu (jadi ketua dewan penasehat). Sekarang kan musti dibicarakan yang satu minta ini yang satu minta itu, Pak JK bilang nanti ini akan diputuskan Pak Jokowi," ucap dia.
Baca: Ahok Dikabarkan akan Menikah dengan Bripka PND. Lala Karmela Posting Status Ini di Instagram
Baca: 4 Fakta Kisah Asmara Ahok & Bripda PND yang Dikabarkan Akan Menikah Usai Ahok Bebas
Din Syamsuddin Ikut Menolak

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengaku pernah ditawari menjadi ketua tim kampanye nasional pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019.
“Memang ada yang pernah menghubungi saya pak Teten Masduki (Koordinator Staf Khusus Presiden dan bu Ruhaini (Staf Khusus Presiden Siti Ruhaini Dzuhayatin), katanya membawa pesan presiden ingin dijadikan Ketua Timses Nasional,” tutur Din di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018) lalu.
“Namun, saya belum percaya kalau pak Jokowi dan pak Ma'ruf Amin sendiri menyampaikan kepada saya, makanya saya tak jawab waktu itu,” sambung Din.
Namun demikian, Din mengaku tidak akan menerima tawaran tersebut lantaran tidak ingin terlibat dalam politik kekuasaan.
Baca: Siaran Langsung (Live) UEFA Nations League 2018, Italia Vs Polandia Streaming di Super Soccer TV
Baca: Video Teaser Film A Man Called Ahok Sudah Tayang, Tonton Disini
“Saya jelas tidak bersedia karena saya mantan Ketum Muhammadiyah, sekarang masih mempunyai jabatan sebagai ketua ranting. Saya harus menegakkan organisasi Muhammadiyah tidak terlibat politik kekuasaan,” ujar Din.
Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Jakata Din Syamsuddin, bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno (tengah) dan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mendatangi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Cirendeu, Ciputat, Rabu (29/8/2018).
“Saya tak mungkin menjadi atau masuk sebagai apapun, sebagai tim sukses pasangan manapun,” lanjut Din.
Selain itu, Din merasa berada dalam posisi lintas agama dan suku, sehingga perlu menjaga keharmonisan serta keseimbangan.
“Saya mempunyai gerakan lintas agama suku karena itu saya harus menjaga juga keseimbangan antara kawan-kawan yang berada di organisasi saya,” kata Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar-Agama dan Peradaban tersebut.
Alasan lain Din menolak tawaran tersebut lantaran statusnya sebagai PNS, dosen, serta guru besar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
“Maka yang ngajak-ngajak saya ikut timses manapun harus tahu saya ini PNS tidak boleh, lebih bagus begini saja,” tutur Din.
Terkendala BPIP

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengaku tidak bisa menjadi tim sukses pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin menghadapi Pilpres 2019.
Sebab, ia saat ini tengah menjabat sebagai anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
"Saya tidak bisa menjadi ketua timses karena saya berada di BPIP," kata Mahfud ditemui seusai memberikan pembekalan kepada caleg Partai Solidaritas Indonesia di Jakarta, Senin (20/8/2018).
Mahfud merasa jabatannya di BPIP mengharuskannya bersikap netral.
Sebab, pekerjaannya berkaitan dengan ideologi Pancasila.
"BPIP ditugaskan Presiden untuk menata ideologi tentu termasuk bagaimana netralitas penyelenggara negara karena BPIP itu badan penyelenggara juga," ujarnya.
Mahfud yang sempat menjadi kandidat kuat cawapres Jokowi ini juga mengaku, sejauh ini tidak ada tawaran untuk dirinya menjadi ketua timses Jokowi-Ma'ruf.
"Tidak ada tawaran," ujarnya.
Tidak Ingin Terlibat

Presenter Najwa Shihab menolak tawaran untuk menjadi ketua tim sukses pasangan Joko -Ma'ruf Amin.
Najwa mengakui, selama ini ada berbagai tawaran kepada dirinya untuk terjun ke dunia politik praktis, termasuk dari kubu Jokowi-Ma'ruf.
Namun, ia selalu menolak tawaran tersebut.
"Memang selama ini, ada berbagai tawaran, pada semua pihak jawabnya selalu sama, 'saya belum ingin terjun ke dunia politik," kata Najwa kepada Kompas.com, Jumat (7/9/2018) siang.
Pembawa acara Mata Najwa ini mengaku masih ingin tetap berkarir di dunia jurnalistik, suatu hal yang tak bisa dilakukannya lagi apabila sudah terjun ke politik praktis.
"Saat ini saya juga sedang fokus membesarkan Narasi TV," kata dia.
Nama Najwa sebelumnya digadang-gadang sebagai salah satu kandidat Ketua Timses Jokowi-Ma'ruf.
Sampai Jumat pagi tadi, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin Abdul Kadir Karding masih menyebut bahwa Najwa Shihab masuk ke dalam nominasi.
Nama Najwa muncul bersama sejumlah tokoh lain seperti pengusaha Erick Thohir dan pendiri Gojek Nadiem Makarim.
Karding menyebut, ketua timses Jokowi-Maruf akan diumumkan pada Jumat sore ini. Sebelumnya, sejumlah tokoh seperti Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan Din Syamsuddin juga menolak menjadi ketua tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf. (Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul JK Hingga Najwa Shihab Tolak Jadi Ketua Timses, Jokowi Pilih Erick Thohir
http://jakarta.tribunnews.com/2018/09/07/jk-hingga-najwa-shihab-tolak-jadi-ketua-timses-jokowi-jokowi-pilih-erick-thohir?page=all