Komunitas
Komunitas Barbershop Riau Resmi Tunjuk Pengurus dan Bentuk Wadah Bernama APBR
Paguyuban atau organisasi Barbershop semacam ini di kota-kota besar seperti Jakarta ataupun Bandung sudah lama terbentuk dan eksis.
Penulis: CandraDani | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM- Maraknya pertumbuhan bisnis Barbershop di Riau dalam lima tahun terakhir memicu ide untuk membentuk wadah berupa organisasi komunitas profesi ini.
Wadah yang dibentuk, bertujuan bukan hanya untuk silaturahmi semata, tetapi juga untuk menata masa depan bagi owner dan pekerja bisnis cukur rambut ini.
"Yang terpenting di sini kami juga ingin saling informasi bagi pengembangan usaha, yang terpenting di sini kami juga ingin saling berbagi informasi bagi pengembangan usaha, pemberdayaan tenaga ahli dan tujuan kami yang terpenting adalah ingin mengangkat harkat martabat teman-teman tukang cukur yang biasa di sebut barberman," sampai Arief Hidayat, Ketua terpilih Asosiasi Pengusaha Barbershop Riau (APBR) yang baru saja terpilih, Sabtu (08/09/2018) di Pekanbaru.
Baca: Arie Untung Hadiri Pengajian Ustaz Adi Hidayat dan Saksikan UAH Meneteskan Air Mata
"Kemudian, agar mereka semakin dihargai, tentu dengan cara mengadakan workshop agar mereka terdidik bukan hanya dari segi kecakapan memangkas tapi juga dari segi attitude. Dan juga bagi para sesama pelaku usaha barbershop di Riau kita ingin merangkul agar bisnis ini bisa berkembang dengan baik tanpa adanya persaingan-persaingan yang tidak sehat antar pelaku usaha. Kita komit untuk berkembang bersama agar masyarakat riau mendapatkan nilai yang baik ketika datang ke barbershop yang ada di Riau ini ke depan, tambah Arief Hidayat.
Arief didamping dua pengurus APBR yang lain, Ahmad Rinaldi selaku Bendahara APBR dan Humas APBR M SonySeptyan, menuturkan, bahwa paguyuban atau organisasi Barbershop semacam ini di kota-kota besar seperti Jakarta ataupun Bandung sudah lama terbentuk dan eksis.
Di Kota-kota tersebut, yang notabene banyak usaha Barbershop ini, paguyuban ini sangat establish, saling mendukung tanpa merasa bersaing.
Hal-hal tersebutlah yang kemudian dirasa perlu untuk mendirikan wadah bagi pengusaha Barbershop di Riau.
Berlandaskan fenomena ini, maka pada 4 September lalu, diumumkan Deklarasi pengurusan APBR dan
Workshop pertama yang diberi tema Riau Barber Class di Cafe Lick N Latte Pekanbaru.
Pada workshop ini, APBR tak tangung-tangung mengundang stylish kondang, Enrico Soselisa sebagai pemateri.
Di depan ratusan peserta workshop, jebolan Schorem Barbier sekolah potong rambut di Belanda ini,
menunjukkan keahliannya dalam hal menata rambut.

"Awalnya sekitar 25 pebisnis Barbershop berkumpul dengan tujuan dan visi yang sama. Dan sekarang , Alhamdulilllah, sudah bergabung sekitar 80 -an pengusaha Barbershop. Anggota kami tak hanya berada di Pekanbaru saja, tetapi juga berasal dari daerah, seperti dari Kampar, Kuansing, Rengat, Duri, Bengkalis, Dumai ataupun Selatpanjang," kata Arief, pemilik i-cut barbershop , diamini Ahmad Rinaldi dan M Sony Septyan.
Pada kesempatan ini, baik Ahmad Rinaldi dan M Sony Septyan menjelaskan, bahwa perbedaan usaha potong
rambut konvensional dengan usaha Barbershop ini adalah soal konsep.
Pada usaha Barbershop, SDM atau tukang cukurnya harus paham detil model rambut berdasarkan wajah atau
fisik konsumen. Kemudian, masalah higienitas peralatan, mulai dari alat cukur atau razor hingga kain atau
handuk pembersih muka. Dan yang terakhir adalah treatment, dimana biasanya pelangan diberi pijatan khas
hingga memberi pomade yang cocok.
Baca: Sahabat Dekat Ustaz Abdul Somad Ini Tegaskan Sosok UAS yang Sebenarnya
"Tukang potong rambut di Barbershop, harus paham tiga model rambut samping seperti model Classic, Fade dan Taper," imbuh M Sony Septyan, owner three boys barbershop.
Pemotong rambut di Barbershop tidak asal kejar setoran, tambah dia, Jika, misalnya ada antrean panjang
pelangan ingin potong rambut, maka tukang potong tetap harus proporsional.
"Tidak perlu terburu-buru karena akibatnya akan fatal. Sebab yang kita handle ini adalah mahkota pria. Rambut bagi pria, adalah representasi diri, karakter dan juga karier," sambung Ahmad Rinaldi, pemilik uncle jim’s barbershop.
Secara garis besar, ada tiga jenis Barbershop berdasarkan konsep yang dijalankan oleh owner atau
pengusahanya. Ada kelas Vintage, kemudian premium, dan hair studio.
Di Riau sendiri, sangat jarang ditemui kelas Hair Studio. Kelas ini biasanya ada di Jakarta ataupun kota-kota besar
di Indonesia.

Demi menjaga kualitas SDM, maka APBR dalam waktu dekat kembali akan menggelar Workshop ke 2.
Untuk itu, para pengurus APBR mengimbau para owner atau pemilik Barbershop di Riau agar dapat bergabung
dalam wadah ini.
Jika ingin bergabung ataupun mengikuti workshop ini, dapat menghubungi kontak person atau grup whatsapp di
08121327228. Informasi lebih detil dapat dilihat di akun Instagram @pengusaha.barbershop.riau.(*)