Riau
Pelukis Sikap Heroik Mahmud Marzuki Ungkap Makna Lukisannya
Dua lukisan yang menggambarkan sikap heroik Mahmud Marzuki ternyata dilukis oleh Abdul Latief Hasyim, dan ia mengungkap makna dari dua lukisannya itu
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nolpitos Hendri
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Fernando Sihombing
TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Dua lukisan yang menggambarkan sikap heroik Mahmud Marzuki ternyata dilukis oleh Abdul Latief Hasyim, dan ia mengungkap makna dari dua lukisannya itu.
"Siapa saja yang berani ganggu dan menurunkan bendera ini, maka akan melihat banjir darah di sini juga", demikian petikan dalam lukisan yang dibuat Abdul Latief Hasyim, seorang budayawan Kampar, Riau.
Abdul Latief Hasyim kepada Tribunpekanbaru.com pada Minggu (9/9/2018) mengatakan, petikan itu merupakan seruan Mahmud Marzuki saat upacara pengibaran bendera pertama setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia RI di Lapangan Merdeka, Bangkinang tanggal 11 September 1945 silam.
Baca: Sambut Ustaz Abdul Somad, Jamaah Masjid At Taufiq Gotongroyong
Baca: Sedang Berlangsung Live Streaming MotoGP San Marino di Trans7, Valentino Rossi Star Posisi 7
Seruan itu semacam gertakan kepada tentara penjajah yang berniat membubarkan upacara kala itu.
"Jadi, Mahmud Marzuki waktu itu membakar semangat masyarakat yang hadir pada upacara agar tentara Jepang dan Belanda jangan coba-coba membubarkan upacara pengibaran bendera," ujar Latief.
Abdul Latief Hasyim mengatakan, ada sekitar 2.500 masyarakat yang mengikuti upacara kala itu, sedangkan tentara Jepang dan Belanda membayangi dengan senjata lengkap.
Namun mereka tidak gentar dan tetap melaksanakan pengibaran bendera.
Kisah ini sengaja digambarkannya dalam lukisan agar perjuangan Mahmud Marzuki lebih dipahami, karena Mahmud Marzuki sedang diusulkan untuk ditetapkan oleh Presiden RI menjadi Pahlawan Nasional.
Baca: 9 Fakta Burung Hantu yang Tak Diketahui, Punya Mata Palsu Hingga Putar Kepala 270 Derajat
Baca: Sarah, Warga Tembilahan Ini Meraung Usai Temukan Sang Anak Tergantung di Depan Pintu WC
Ada dua lukisan yang dibuatnya pada Jumat (7/9) malam sampai Sabtu (8/9) subuh.
Pertama, tentang upacara pengibaran bendera. Kedua, penyiksaan terhadap 13 pemuda, salah satunya Mahmud Marzuki, oleh tentara penjajah keesokan setelah pengibaran bendera.
Abdul Latief Hasyim berinisiatif membuat lukisan setelah Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Riau meminta sketsa perjuangan fisik Mahmud Marzuki.
Sketsa tersebut untuk menambah referensi pengangkatan Mahmud Marzuki sebagai Pahlawan Nasional.
Menurut penjelasan TP2GD Riau, sketsa itu diminta oleh TP2GP pada Kementerian Sosial RI.
"Saya pikir, dari pada sketsa, bagus bikin lukisan aja sekalian," kata Latief.
