Gempa di Sulteng
Penyelamatan Nurul di Palu Ini Mirip Kisah Omayra dari Columbia, Namun dengan Akhir yang Berbeda
Nurul sudah dua hari terjebak tertanam setengah badan. Dia masih bisa bertahan karena terus diberikan makan dan minum oleh pihak keluarga.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Penyelamatan Nurul, siswi sebuah SMA di Palu, yang berhasil dievakuasi petugas Basarnas setelah terjebak selama 2 hari dalam kubangan air Minggu (30/09/2018) mirip kisah penyelamatan Omayra Sánchez Garzón (13) di Columbia 33 tahun yang lalu.
Baik Nurul maupun Omayra Sánchez, sama-sama wanita, korban bencana alam yang terjebak dalam kubangan air selama lebih dari 24 jam.
Nurul, ditemukan oleh petugas Basarnas yang sedang berusaha menyelamatkan korban gempa di Kompleks Kompleks Perumnas Bala Roa, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu,
Nurul masih hidup tetapi tidak bisa keluar karena tubuhnya terjebak dalam kubangan air saat kejadian gempa pada Jumat, 28 September 2018.
Di sampingnya, ada jenazah ibunya, Risni, yang juga teredam air yang berasal dari PDAM yang bocor.
Baca: Pria ini Akhirnya Berhasil Diselamatkan Setelah 4 Hari Tertimbun Beton Karena Gempa Palu
Baca: Kulit Harimau Sumatera Dihargai Rp 80 Juta, Praktik Perdagangan Satwa di Riau Sulit Terbongkar
Baca: BMKG : Gempa Bumi di Sumba Timur Tak Berpotensi Tsunami

Nurul sudah dua hari terjebak tertanam setengah badan. Dia masih bisa bertahan karena terus diberikan makan dan minum oleh pihak keluarga.
Anak perempuan yang duduk di bangku SMA ini terlihat sangat lemah dan letih tetapi tetap bertahan hidup.
"Anakku sempat minta tolong waktu kejadian, saya di samping rumah saat gempa. Saya lari keluar dan tidak bisa lagi menyelamatkan ibunya dan dua anakku," kata Yusuf, ayah Nurul, di lokasi kejadian, Minggu (30/9/2018).
Kompleks Perumnas Bala Roa merupakah salah satu kelurahan dengan ratusan rumah yang rata dengan tanah. Bau bangkai mulai menyengat di lokasi.
Sejumlah warga terlihat berusaha mencari barang-barang yang bisa diselamatkan.
Menurut mereka, masih banyak mayat yang terjebak di dalam rumah belum dikeluarkan.
Baca: Inilah Lokasi Pemakaman Massal untuk Ratusan Mayat Korban Gempa dan Tsunami Palu
Baca: Ustaz Abdul Somad Pimpin Salat Gaib Untuk Korban Gempa dan Tsunami Palu-Donggala
Rahmat, salah satu warga sekitar Perumnas Bala Roa, mengatakan, gempa ini meluluhlantahkan satu kelurahan, ratusan rumah rusak berat, dan menyebabkan tanah longsor.
Ratusan rumah di sekitar lokasi juga terbakar.
Hingga saat ini, kondisi di lokasi masih belum kondusif.
Warga masih memilih beraktivitas di luar rumah dan di lapangan terbuka mengingat masih terjadi gentaran-getaran membuat warga masih shock.
Tim Basarnas Minggu pagi kemarin masih melakukan upaya evakuasi di tiga titik yakni di Perumnas Bala Roa, Hotel Roa-roa, dan perbelanjaan mal Ramayana.
Baca: Detik-detik Likuifaksi Akibat Gempa di Palu, Rumah Roboh dan Permukaan Tanah Bergerak, Ini Videonya
Sementara, kisah penyelamatan korban dalam bencana sejenis juga pernah terjadi saat tahun 1985 di Columbia.
Kisah penyelamatan Omayra Sánchez Garzón (28 Agustus 1972 - 16 November 1985) dari kubangan air, mirip yang dialami Nurul siswa SMA di Palu ini, sangat emosional.
Selama 3 hari berturut-turut media televisi menyiarkan berita penyelamatan gadis berambut gimbal dan bermata teduh ini.
Pemirsa di seluruh dunia saat itu masih ingat dengan senyumnya khas meski sepertiga tubuhnya terendam kubangan air.
Omayra Sánchez Garzón saat letusan gunung berapi Nevado del Ruiz di Columbia terjadi di tahun 1985 berusia 13 tahun.

Gadis berusia 13 tahun ini tinggal di desa Armero, Tolima, saat letusan gunung berapi Nevado del Ruiz menggeluarkan Puing-puing vulkanik bercampur dengan es dan membentuk lahar besar.
Dalam sekejap lahar besar itu masuk ke lembah sungai di bawah gunung, menewaskan hampir 23.000 orang dan menghancurkan Desa Armero dan 13 desa lainnya.
Setelah lahar menghancurkan rumahnya, Sánchez ditemukan di bawah puing-puing rumahnya oleh petugas penyelamat.
Dia terperangkap di air itu selama tiga hari.
Penyelamatan Sanchez ini yang didokumentasikan ini, dengan detil menceritakan ketenangan dirinya selama diselamatkan oleh tim rescue.
Senyum Sanchez yang khas dan teduh meski dilanda penderitaan menujukkan keberaniannya mengundang simpati wartawan dan petugas penyelamat yang terus menyemangatinya selama dalam upaya pembebasan dari kubangan air tersebut.
Setelah 60 jam berjuang, ia akhirnya meninggal dunia.
Para petugas medis yang setia mendampinginya menduga kemungkinan Omayra tewas akibat dari gangren atau hipotermia.(*)