Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Akselerasi Airnav Pekanbaru Sukseskan Program Pariwisata Daerah

Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia terus melakukan akselerasi.

TribunPekanbaru/Syafruddin
Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono dan manajemen AirNav Indonesia Cabang Pekanbaru, Selasa (19/12/2017), mengawasi pemantauan angkutan udara di Menara Bandara SSK II, sempena perayaan Natal dan Tahun Baru. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Diresmikan menjadi Badan Usaha Milik Negara pada September 2012, Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia terus melakukan akselerasi.

Satu diantara akselerasi itu adalah modernisasi peralatan agar pengelolaan navigasi penerbangan di seluruh wilayah Indonesia berjalan dengan lancar dan aman.

Akselerasi itu dilakukan secara merata di hampir seluruh bandara se-Indonesia, termasuk di Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru.

“Kalau di Bandara Sultan Syarif Kasim II ini kita sudah menggunakan teknologi ATC System terbaru dari Spanyol sejak Januari 2018 silam,”ucap General Manager Airnav Pekanbaru, Posler Manihuruk.

Posler menyebut melalui pembaharuan ATC System ini pelayanan penerbangan akan lebih maksimal.

“Ruang udara kita segitu aja, akan tetapi pelayanan bisa kita tingkatkan dari prosedural ke surveilans. Otomatis kapasitasnya akan meningkat,”ungkapnya kepada tribunpekanbaru.com, Rabu (3/10/2018).

Disamping teknologi, pihaknya juga telah mengoperasikan gedung operasional baru.

“Tentunya gedung atau tower ini akan membuat para petugas Airnav bisa bekerja lebih efektif lagi kedepannya dengan berbagai fasilitas. Apalagi disokong dengan pembaharuan ATC System tadi,”paparnya.

Akselerasi yang dilakukan itu ternyata juga sangat mendukung program pemerintah daerah.

Dimana, pemerintah Riau tengah menggencarkan sektor pariwisata dengan menargetkan kedatangan para wisatawan lokal dan mancanegara.

Dua diantara event pariwisata Riau yang menjadi tujuan wisatawan setiap tahunnya adalah Festival Ombak Bono di Kabupaten Pangkalan Kerinci serta Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir.

Pemecahan rekor berselancar terpanjang diatas Ombak Bono ,Sungai Kampar, Teluk Meranti.
Pemecahan rekor berselancar terpanjang diatas Ombak Bono ,Sungai Kampar, Teluk Meranti. (Tribunpekanbaru/Johanes)

Untuk Ombak Bono, lokasi ini telah menjadi destinasi bagi peselancar dunia. Bahkan, rekor berselancar terlama di dunia dipecahkan pada 2013 silam di tempat yang dijuluki sebagai Seven Ghost ini.

Semenjak Ombak Bono tercatat di buku Guinness World of Records itulah para peselancar mancanegara mengunjungi Riau. Tercatat peselancar dari Brasil, Inggris, Jerman, Prancis,  Amerika,  Kanada, Belgia, Singapura, Jepang dan Malaysia pernah merasakan tingginya ombak yang bisa mencapai 6 meter dengan gulungan ombak hingga 50 kilometer.

Sementara itu,wisatawan yang menghadiri event Bakar Tongkang yang baru saja digelar pada Juni 2018 lalu mencapai 69 ribu jiwa.

"Dari data yang dikumpulkan oleh jajaran panitia festival Bakar Tongkang 2018, bersama pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, data pengunjung yang terkumpul sebanyak 69 ribu wisatawan. Terdiri dari 40 ribu orang wisatawan nusantara dan 29 ribu orang wisatawan mancanegara," kata Kepala Dinas Provinsi Riau, Fahmizal Usman seperti dilansir tribunpekanbaru.com dari Kompas.com.

Dilanjutkannya angka itu dihitung berdasarkan dari jumlah kamar hotel dan jalur pintu masuk transportasi selama event kebudayaan masyarakat Tionghoa ini berlangsung.

“Pada tahun 2017 lalu, event ini telah mendatangkan 52 ribu pengunjung. Berarti ada peningkatan sekitar 30 persen,”kata Dia.

Adapun program pariwisata ini telah digencarkan pemerintah saat kondisi Sumber Daya Alam andalan Riau, minyak dan gas bumi mulai menipis.

Oleh karena itu, pemerintah terus menggesa perbaikan infrastruktur di sejumlah tempat pariwisata dan melakukan berbagai promosi kalender wisata Riau.

Tentunya bermacam program itu harus didukung dari kesiapan bandara sebagai salah satu pintu masuk para turis.

Terkait hal tersebut, Posler menuturkan pihaknya sudah bersiap untuk ikut menyukseskan program pemerintah.

“Kita sudah siap untuk hal itu. Pemeliharaan perangkat, pembaharuan teknologi hingga peningkatan kualitas SDM terus kita benahi,”tegasnya.

Dengan demikian, lanjutnya, wisatawan manapun yang hendak berkunjung ke Riau lebih yakin dan merasa terjaga akan keselamatannya.

Sebagai informasi tambahan, saat ini Airnav Pekanbaru mencatat terjadi kenaikan jumlah penerbangan setiap harinya dibandingkan tahun lalu sebesar 10,3 persen.

Jika di 2017 lalu penerbangan setiap harinya kira-kira ada 105 penerbangan, sepanjang tahun 2018 ini rata-rata ada 116 penerbangan.

Disamping itu, mulai tahun 2019 nanti, Airnav Pekanbaru juga akan mengontrol penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat.

“Akhir tahun ini akan ada sentralisasi terminal Padang ke  Pekanbaru. Karena peralatan di Pekanbaru lebih lengkap. Artinya, radar di Padang namun ATC Sistemnya berada di Pekanbaru,” singkat Posler.

Menteri Pariwisata: Terimakasih AirNav

Menpar Arief Yahya berkunjung ke kantor AirNav
Menpar Arief Yahya berkunjung ke kantor AirNav ()

Target nasional untuk meraih 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara tentu harus didukung oleh berbagai pihak.

Oleh sebab itu, AirNav Indonesia bersama PT Angkasa Pura 1 dan 2, UPBU, serta maskapai penerbangan akan meningkatkan kapasitas slot penerbangan dan membangun infrastruktur di beberapa bandara di Indonesia.

Direktur AirNav, Novie Riyanto dalam keterangan resminya mengatakan, kolaborasi ini merupakan kunci keberhasilan program-program peningkatan keselamatan, kapasitas, dan efisiensi penerbangan.

Novie menjelaskan peningkatan itu telah dilakukan di beberapa bandara. Seperti, Cabang Pratama Lombok, peningkatan runway capacity Bandara Juanda dan peningkatan instrument procedure (PBN) di Cabang Madya Surabaya.

Lalu, untuk pengembangan pariwisata Danau Toba, kata Novie Riyanto, AirNav Cabang Madya Medan akan membentuk unit ATFM menggunakan aplikasi slot management CHRONOS, dan meremajakan peralatan komunikasi penerbangan.

“Di unit Siborong-borong sebagai akses utama menuju Danau Toba kami akan mengganti DVOR, membuat instrument flight, dan membangun gedung tower baru,”ujarnya seperti dikutip tribunpekanbaru.com dari Kontan.co.id.

Pihaknya juga mengganti ATC System dan memperpanjang jam operasional penerbangan di Cabang Madya Yogyakarta. Sedangkan Cabang Pratama Semarang akan membangun tower ATC baru dan memperpanjang jam operasional penerbangan untuk mengoptimalkan akses menuju Borobudur.

Akselerasi selanjutnya adalah di Pulau Komodo, Cabang Pembantu Labuan Bajo, Unit Wakatobi dan Unit Morotai lalu ada di Cabang Pembantu Tanjung Pandan,

“Sementara itu untuk mendukung pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu dan Tanjung Lesung, runway capacity Bandara Soekarno-Hatta akan ditingkatkan oleh Cabang Utama JATSC hingga menjadi 86 per jam serta membangun New ATS System, sedangkan untuk Cabang Pratama Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta akan melakukan pengadaan dan meremajakan peralatan,”pungkas Dia.

Akselerasi yang dilakukan Airnav Indonesia disambut baik oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Menurutnya, penambahan slot penerbangan dibutuhkan untuk mendukung pariwisata.

“Sebab, sejumlah maskapai penerbangan juga sudah menyatakan kesiapannya menambah seat capacity,”paparnya.

Apalagi, lanjut Dia, Air connectivity menjadi kunci sukses dalam mendatangkan wisman, karena 80 persen wisman yang masuk ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara, sedangkan sisanya melalui laut dan cross-border land.

Arief menjelaskan, dalam upaya memenuhi kebutuhan seats, yang harus dilakukan adalah peningkatan kapasitas airport dengan berbagai strategi. Seperti pembangunan fisik, pengembangan bandara, dan pembangunan bandara baru.

 “Tetapi semua ini tidak akan berjalan bila tidak ada penambahan slot penerbangan. AirNav sudah komit. Ini luar biasa. Terimakasih AirNav,” singkatnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved