Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

VIDEO: Damanik dan Fadil Akan Bawa Tanjak ke Puncak Kilimanjaro Afrika

puncak tertinggi gunung Kilimanjaro, Tanzania, Afrika, melalui agenda Seven Summit Expedition, Riau Menggapai Atap Dunia, pada 3 hingga 12 November

Penulis: Alex | Editor: David Tobing

Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Alexander

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU -- Erdy Damanik dan Ahmad Fadillah memiliki keinginan untuk bisa memakai tanjak khas Riau di puncak tertinggi gunung Kilimanjaro, Tanzania, Afrika, melalui agenda Seven Summit Expedition, Riau Menggapai Atap Dunia, pada 3 hingga 12 November 2018 mendatang.

Mereka berdua akan melakukan ekspedisi ini membawa nama Mapala Humendala Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau, sebagai tempat naungan mereka dulu, saat menjalankan studi di sana.

Kini keduanya telah menjalani profesi masing-masing, dan juga sedang menjalani kuliah untuk meraih gelar doktor di kampus berbeda, dan di luar daerah.

Namun ketika ada tekad melakukan ekspedisi, keduanya kemudian kembali ke asal mereka di Universitas Riau.

Baca: VIDEO: Sepeda Nusantara di Pekanbaru Diikuti 2000 Peserta

"Awalnya hanya iseng. Kami duduk di kedai kopi, kemudian bernostalgia, lalu merencanakan untuk lakukan ekspedisi ini," kata Erdy Damanik, saat konferensi pers di Yudisium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau, setelah sebelumnya dilepas secara seremonial oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemprov Riau, Doni Afrialdi, Sabtu (19/10).

Walau diawali dengan tidak begitu serius, namun keduanya tidak menganggap rencana perjalanan tersebut main-main. Buktinya, mereka latihan sejak awal tahun hingga bulan Oktober 2018 lalu.

Setidaknya, 5 gunung menjadi tempat latihan mereka, juga ditemani oleh sejumlah rekan lainnya. Bulan Februari 2018 mereka ke gunung Merapi, April gunung Kerinci, Juli ke Rinjani, September ke Semeru, dan Oktober ke Gunung Talang.

Baca: VIDEO: Marc Marquez Rayakan Titel Juara MotoGP ke-7 Setelah Dovizioso Terjatuh di 2 Lap Terakhir

"Kami mengukur kemampuan fisik terlebih dulu. Bulan April itu saya sempat diet karbo, sehingga asupan kurang. Sementara tenaga yang digunakan berlebih, saya sempat babak belur. Tapi itu jadi pelajaran. Saat ke Semeru Juli, perjalanan normal 8,5 jam, kami jadikan 5,5 jam," ujarnya.

Pada awal November tersebut merupakan peralihan musim dingin ke panas, diperkirakan di puncak Uhuru Peak yang merupakan titik tertinggi gunung Kilimanjaro tersebut masih banyak esnya.

"Selain persiapan mendaki, fisik, kita juga persiapkan bekal yang akan dibawa nantinya. Terutama makanan tinggi kalori. Karena kita akan butuh 5 sampai 6 ribu kalori setiap harinya. Rute yang akan kita tempuh adalah 70 kilometer PP. Perjalanan mendaki di sana, untuk 1 kilo perjalanan butuh 3 sampai 5 jam. Tpisnya oksigen di sana menjadi salah satu tantangan bagi kita," ulasnya.

Tidak lupa dua sekawan ini akan membawa serta tanjak khas Riau dalam perjalanannya menuju puncak tersebut. Sekaligus bendera melambangkan Riau, dan bendera merah putih.

"Tentunya akan sangat bangga bisa membawa tanjak dan bendera khas Riau ke puncaknya nanti, sekaligus merah putih," tuturnya.

Baca: Irwan Nasir Tak Akan Hadiri Panggilan Bawaslu, Bambang H Rumnan: Pernyataan Itu Pongah Sekali

Dikatakan Erdy, setelah Kilimanjaro sebagai ekspedisi kedua ditaklukkan, pihaknya berencana akan melanjutkan ke gunung Elbrus di Rusia. Namun untuk waktu belum ia pastikan.

"Ekspedisi ini sempat vakum selama 20 tahun. Sekarang kami membuka jalan, semoga ke depan, adik-adik kami bisa melanjutkan," ujarnya.

Diakui Damanik salah satu persoalan jelang keberangkatan adalah masalah finansial. Untuk ke Kilimanjaro sendiri pihaknya sudah mencoba memasukkan sejumlah proposal, namun sangat sulit, terutama di pemerintahan, karena memiliki regulasi yang menurutnya cukup rumit.

Akhirnya ia berupaya sendiri dengan membuat proposal ke sejumlah jaringan yang ia punya, dan kedekatan dengan sejumlah pihak akhirnya ia mendapatkan peluang tersebut.

Sementara itu, Ketua Mapala Humendala, Yemima Adheline mengatakan, pendakian menuju puncak Kalimanjaro merupakan pendakian kedua, setelah sebelumnya pada tahun 1996 Mapala tersebut juga melakukan ekspedisi ke salah satu gunung di Papua, Jaya Wijaya, yakni Puncak Cartenz.

Baca: Warga RW 2 Kedung Sari Senang Dapat Pengobatan Gratis, Ini Jenis Pengobatannya

Yemima juga menjelaskan, Seven Summit merupakan nama bagi tujuh Puncak gunung tertinggi di dunia, yang mewakili tiap benua yang ada di Asia, Eropa, Amerika, Afrika, dan Antartika.

Seven Summit meliputi, Gunung Jaya Wijaya di Indonesia (4.884 mdpl), gunung Vinson di Antartika (4.897 mdpl), gunung Elbrus di Rusia (6.962 mdpl), gunung Kalimanjaro di Tanzania (5.895 mdpl) gunung Aconcagua di Argentina (6.962 mdpl), gunung Denali di Alaska (6.194 mdpl) dan gunung Everest di Nepal dan Tibet (8.848 mdpl).

Pendakian tersebut menurutnya juga membawa misi jaga lingkungan sekaligus memperkenalkan Riau dan budayanya dihadapan internasional.

"Pendakian ini diharapkan menjadi ajang promosi dan membawa nama Unri dan Provinsi Riau serta budaya melayu Riau lebih dikenal oleh dunia internasional sebagai wujud mendukung Riau sebagai pusat melayu dunia," ulasnya.

Baca: Link Hasil Pengumuman Administrasi CPNS 2018: BPK, KKP dan Kemenhumkam, Cek Disini!

Selain itu, tim ekspedisi jugabingin menyampaikan pesan tentang pentingnya penyelamatan lingkungan untuk menekan laju pemanasan global dan perubahan iklim.

Pasalnya pemanasan global yang diakibatkan perusakan hutan, kebakaran hutan gambut berita polusi udara akibat industri dan transportasi mengakibatkan penurunan jumlah salju di Gunung Kilimanjaro yang sangat signifikan setiap tahunnya bahkan menurut penelitian University of Otago di New Zealand salju di puncak Gunung Kilimanjaro akan hilang pada 2030

Sementara itu, Doni Afrialdi mengatakan, pihaknya siap membantu pendanaan untuk kedepannya, melalui proposal yang diajukan pihak Mapala.

"Untuk tahun selanjutnya kita akan upayakan bantu. Tapi masuknya di RAPBD 2019, setidaknya untuk tiket PP kita bantu," ulasnya.

Perjalanan ini merupakan ekspedisi kedua, setelah 20 tahun sempat vakum melaksanakan ekpedisi tersebut. Namun Erdy Damanik yakin mampu akan bisa menaklukkan Puncak Kilimanjaro tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved