Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Advertorial

Agrowisata Kota Solok Semakin Beragam, Siap Sambut Visit Kota Solok 2020

Agrowisata Kota Solok Semakin Beragam, Siap Sambut Visit Kota Solok 2020

Editor: harismanto
Humas Kota Solok
Salah satu cara Kota Solok dalam membangun wisata andalan berbasis wawasan agrowisata 

MUNGKIN belum semua masyarakat mengetahui istilah dalam dunia pariwisata yang satu ini.

Dalam istilah sederhana, agrowisata didefinisakan sebagai perpaduan antara pariwisata dan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi sawah, kebun, peternakan atau lainnya untuk membeli produk, menikmati pertunjukan, mengambil bagian aktifitas, makan suatu makanan atau melewatkan malam bersama di suatu areal perkebunan atau taman.

Sementara itu, menurut daquag- rotechno menyebutkan, agrowisata merupakan sebuah bentuk khusus pariwisata di lokasi usaha tani rumah tangga yang dapat berdampak ganda terhadap aspek sosial ekonomi dan permukaan areal (landscape) pedesaan.

Mengingat banyaknya dampak positif bagi masyarakat, Pemerintah Kota Solok di bawah kepemimpinan Walikota Solok Zul Elfian dan Wakil Walikota Solok Reinier, bekerjasama dengan unsur terkait secara berkala memulai pengembangan kawasan agrowisata di wilayah Kota Beras Serambi Madinah itu.

Juga, dalam mempersiapkan tahun kunjungan Kota Solok 2020, sudah banyak langkah yang dilakukan oleh Pemerintahan Kota Solok.

Dalam mempersiapkan tahun kunjungan Kota Solok 2020, sudah banyak langkah yang dilakukan oleh Pemerintahan Kota Solok. Salah satu cara Kota Solok dalam membangun wisata andalan berbasis wawasan agrowisata.
Dalam mempersiapkan tahun kunjungan Kota Solok 2020, sudah banyak langkah yang dilakukan oleh Pemerintahan Kota Solok. Salah satu cara Kota Solok dalam membangun wisata andalan berbasis wawasan agrowisata. (Humas Kota Solok)

Salah satu cara Kota Solok dalam membangun wisata andalan berbasis wawasan agrowisata, Kota Solok menasbihkan dirinya dengan julukan yang sangat unik dan menggiurkan selera, yakni Kampung Durian.

Kampung Durian yang digagas Kota Solok ini tentunya tidak hanya seremonial belaka.

Sebelum pencanangan, berbagai pengujian dan penelitian telah dilakukan oleh Pemerintah Solok bekierjasama dengan Balitbu, Balitro, BPTP dan tak kalah pentingnya MoU dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) pusat.

Pencanangan Kampung Durian secara resmi ditandai dengan penanaman bibit oleh Wakil Walikota Solok Reinier, ST, MM, Direktur Buah DR Sarwo Edi yang berasal dari Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Maxdellius Sola, Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan DR.Ir.H.Muhammad Prafma Yufdi,M.Sc, kepala BPTP Sumatera Barat Chandra, Kepala Balitbu DR Ellina Mansyah, Kadis Pertanian Kota Solok Ir.Kusnadi, Camat Tanjung Harapan Zulkarnaini, bertempat di kawasan Trans, Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, beberapa bulan yang lalu.

Landasan kebijakan pencanangan Kota Solok sebagai Kampung Durian yakni letak wilayah yang strategis pada jalur inter regional yang didukung wilayah interland Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya serta Kota Sawah lunto.

Sebagai sarana pembelajaran bagi pelajar dan masyarakat, sebagai tujuan wisata yang berwawasan agribisnis, dan sebagai salah satu upaya Pemerintah Kota Solok dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Saat sekarang, sawah Solok tidak lagi sebagai lahan untuk pertanian saja, melainkan sudah mulai dikembangkan untuk menjadi salah satu kawasan wisata agro.
Saat sekarang, sawah Solok tidak lagi sebagai lahan untuk pertanian saja, melainkan sudah mulai dikembangkan untuk menjadi salah satu kawasan wisata agro. (Humas Kota Solok)

Tujuan dari pembuatan program Kota Solok sebagai Kampung Durian adalah adanya etalase tanaman buah durian sebagai sarana pembelajaran dan wisata alam atau agrowisata di Kota Solok, termanfaatkannya lahan pekarangan atau lahan tidur, turut mendukung program peningkatan produksi buah-buahan dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), terpenuhinya asupan vitamin dan gizi masyarakat dan pengembangan produk turunan dengan bahan-bahan utama buah durian, mensosialisasikan program cinta buah dalam negeri (CBN), melestarikan jenis durian lokal (durian sahalai sarawah), serta menggerakkan aspek ekonomi dan pendapatan petani, sosial dan budaya serta aspek sarana dan prasarana.

Lebih lanjut, kegiatan prioritas dalam pengembangan kawasan sentra durian ini yaitu pengadaan bibit durian lokal (sahalai sarawah) dan durian unggul, pemanfaatan pekarangan dan lahan tidur dengan tanaman durian, demplot tanaman durian secara monokultur seluas 2 hektar, pelatihan budidaya durian untuk masrakat, serta pelatihan perbanyakan durian (teknik sambung pucuk) untu pemuda tani dan siswa sekolah menengah atas.

Selain itu, Pemerintah Kota Solok juga memiliki kawasan agrowisata Payo yang identik dengan puncak Bidadari, puncak Payo serta bunga Krisan.

Menariknya, bunga Krisan Payo sudah pernah dipamerkan dalam pameran di Kota Padang.

Tentu ini merupakan suatu hal yang memiliki nilai jual bagi masyarakat untuk mengenal bunga Krisan Payo.

Budidaya bunga yang populer di Indonesia sebagai bunga potong atau bunga hias dalam pot ini, memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan bagi masyarakat.

Selain tidak membutuhkan areal yang sangat luas, teknis budidayanya pun juga tidak terlalu sulit.

Zulkifli Ishaq, salah satu penggagas dan pemilik ide pengembangan bunga Krisan tersebut mengatakan, sebelum melakukan pengembangan bunga Krisan di Payo, pihaknya bersama Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Cipanas melakukan survey.

Ternyata, kawasan Payo secara agroklimatnya sangat cocok untuk pengembangan bunga Krisan dan berhasil dibudidayakan.

Agrowisata Sawah Solok merupakan hamparan sawah yang membentang luas di belakang pusat Pemerintahan Kota Solok.
Agrowisata Sawah Solok merupakan hamparan sawah yang membentang luas di belakang pusat Pemerintahan Kota Solok. (Humas Kota Solok)

Agrowisata Sawah Solok

Agrowisata Sawah Solok merupakan hamparan sawah yang membentang luas di belakang pusat Pemerintahan Kota Solok.

Saat sekarang, sawah Solok tidak lagi sebagai lahan untuk pertanian saja, melainkan sudah mulai dikembangkan untuk menjadi salah satu kawasan wisata agro.

Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Sawah Solok bersama Pokdakan Karambie Pak Tikah menggencarkan program Mina Padi di Kawasan Sawah Solok tersebut.

Kawasan Sawah Solok sudah dilengkapi dengan kehadiran pondok tempat peristirahatan bagi masyarakat tani maupun pengunjung yang datang ke Sawah Solok.

Penerapan Mina Padi dengan mengurangi lahan sekitar 20 persen untuk pemeliharaan ikan tidak akan mengurangi produksi padi, justru akan membuat padi akan terhindar dari serangan serangga atau hama.

Untuk menerapkan pola mina padi, ikan yang banyak digunakan ialah jenis ikan mas dan ikan nila.

Ikan ini akan ditebar ke lahan persawahan empat hari penanaman padi.

Program mina padi tersebut juga dapat mengurangi biaya produksi sawah dan menyuburkan sawah secara alami.

Pupuk dari kotoran ikan akan menyebabkan pertumbuhan rumpun semakin banyak dan bulir padinya bagus.

Walikota Solok H Zul Elfian pada suatu kegiatan, mengingatkan kembali jangan sampai ada lahan yang kosong di Kota Solok, karena setiap lahan berpotensi untuk menghasilkan.

Dengan banyaknya lahan produktif, akan menjadi potensi meningkatkan ekonomi petani, serta dapat dijadikan sebagai kawasan agrowisata.

Ketua DPRD Kota Solok Yutris Can mengatakan, Pemerintah Kota Solok juga memerlukan masukan, saran dari petani untuk mengembangkan kawasan agrowisata sawah Solok.

Pengembangan kawasan agrowisata dari goro badunsanak yang dilakukan bersama sangat diapresiasi dan diharapkan dapat berlanjut. (adv)

Sumber: www.farmstop.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved