Indragiri Hilir
Cerita Warga Inhil Tentang Harimau yang Bikin Lumpuh Ternak, Aneh, Setelah Digigit Mangsa Ditinggal
Sudah ada beberapa ternak yang digigit. Tapi harimau tidak memangsanya. malah meninggalkan ternak dalam kondisi tidak bisa berjalan
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Budi Rahmat
Sucipto mengaku terkejut dengan kemunculan dan gangguan harimau selama sebulan terakhir ini, sebab harimau memang sudah lama tidak muncul di desa yang dulunya memang menjadi habitat harimau.
“Penyebab itu kita kurang tau pasti kenapa harimau muncul lagi sekarang mengganggu ternak warga karena baru sebulan terakhir. Tidak ada indikasi, malahan habitat harimau Sumatera itu sudah tidak ada lagi di daerah sini, terkejut juga tiba – tiba muncul,” tuturnya.

Menindaklanjuti persoalan gangguan harimau ini, selaku Kades, Sucipto sudah menyampaikan perihal ini kepada pihak kecamatan untuk segera diambil langkah selanjutnya.
“Sudah disampaikan pak camat ke Bupati, isi suratnya bahwa ada gangguan harimau ke peliharaan warga, mohon ditindak lanjuti,” imbuhnya.
Warga Waspada
Pasca kemunculan harimau di Desa Teluk Nibung, Kabupaten Inhil, Riau, masyarakat diimbau untuk lebih waspada dalam melaksanakan aktifitas sehari – hari khususnya di perkebunan.
“Kita imbau kalau pergi ke kebun tidak sendirian atau tidak jauh – jauh dari pemukiman masyarakat,” ujar Kepala Desa (Kades) Teluk Nibung, Sucipto.
Menurutnya, kisah keberadaan harimau memang bukan cerita baru di desanya
Namun sudah lama menghilang baik itu jejak atau wujudnya tidak pernah nampak lagi.

“Kalau dulu (desa) masih berbatas dengan hutan, jadi nampak itu sudah biasa. Kalau dulu ibarat cerita orang tua, walaupun dia tidak menggangu tapi ada juga bunyi aumannya, tapi ini nggak ada, diam tiba – tiba udah kenak (ganggu),” tuturnya.
Sosialisasi BBKSDA
Sosialisasi akan dilakukan Resort KSDA Lingkup Bidwil I BBKSDA Riau pasca temuan baru jejak harimau di Desa Teluk Nibung, Kecamatan Pulau Burung, Inhil, Rabu (19/9/2018).
Kepala BBKSDA Riau, Hariyono menuturkan, tim akan mensosialisasi kepada masyarakat agar tidak memburu, melukai dan membunuh satwa yang dilindungi oleh Undang – undang tersebut, serta memberi petunjuk kepada masyarakat apabila berjumpa langsung dengan satwa HS tersebut.
Selain itu, BBKSDA Riau juga Meminta kepada Kepala Desa agar membuat papan larangan untuk berhati-hati melintas di lokasi perlintasan satwa HS serta mengingatkan warga agar mengurangi aktivitas di luar rumah khususnya malam hari.
“Masih ada disana untuk sosialisasi. Paling 2 hari kedepan,” ujarnya saat dihubungi Tribun Pekanbaru.