Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Charity Ride Biking to Europe

Tasman dan Joko Kirim Salam Sumpah Pemuda dari Sofia Bulgaria, Lanjutkan Bersepeda Menuju Turki

Tasman dan Joko Kirim Salam Sumpah Pemuda dari Sofia Bulgaria, Lanjutkan Bersepeda Menuju Turki

Penulis: harismanto | Editor: harismanto
Facebook/Tasman Jen
Tasman dan Joko Kirim Salam Sumpah Pemuda dari Sofia Bulgaria 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Tasman Jen (62) dan Tri Joko Waskito (70), dua kakek pesepeda personil Trio Lisoi, mengirimkan salam Sumpah Pemuda dari Sofia, Bulgaria.

Sofia adalah ibu kota dan kota terbesar di Bulgaria.

Kota ini bukan merupakan bagian dari Oblast Sofia.

Luas wilayahnya 1.310 km² dengan populasi 1.208.930 jiwa.

Nama Sofia berasal dari kata Yunani yang bermakna 'bijak'.

Baca: Video: Tasman dan Joko Istirahat 2 Hari untuk Perbaiki Sepeda. From Budapest with Love

Baca: VIDEO: Live Streaming Persib Vs Bali United Laga Liga 1 Pukul 18.30 WIB

Baca: Hari Oeang 72 - Sri Mulyani Menangis, 21 Pegawai Kementerian Turut Jadi Korban Lion Air JT610

"Bismillah. 28 Oktober 2018,salam sumpah pemuda.....Jangan pernah menyerah untuk memperjuangkan sesuatu yang dianggap baik karena Allah. Semoga Allah limpahkan rahmat dan berkahnNya buat saudaraku semuanya...aamiiin. We love you all...," tulis Tasman di akun Facebooknya.

Sebagaimana diberitakan Tribunpekanbaru.com, mulai Senin (17/9/2018, Tasman dan Joko melaksanakan Charity Ride Biking to Europe 4.000 Km dengan sepeda, finishnya di Istanbul, Turki.

Selain menjalankan silaturahmi, promosi pariwisata Riau, turing sepeda ini juga membawa misi kemanusiaan (charity) bagi anak-anak dhuafa di Pondok Pesantren Darussalam YAMRI yang dibina Tasman Jen di bawah naungan Yayasan Al-Marwa Riaudan dan pembangunan Masjid Ustman bin Affan.

Bagi pembaca yang ingin ikut berbagi bisa menyalurkan sumbangan/infak untuk pembangunannya melalui rekening Al Marwa Riau:

Bank Syariah Mandiri: 2345234503 pembangunan
Bank Syariah Mandiri: 2345234511 infaq
Bank Syariah Mandiri: 2345234538 zakat
Bank Mandiri: 108-0016503030 (tanpa bunga)

Kontak Person:
Ustadz Hariyadi: 0812-6790435 (Mudir Pesantren)
Abu Jafar (Agus Masduki): 0821-72676721 (Ketua Yayasan)
Tasman Jen: 0812 7609422 (pembina)

Pada 27 Oktober 2018, Tasman menuliskan, sebelum melanjutkan perjalanan ke Beograd, ia dan Joko menyempatkan untuk keliling ke beberapa tempat yang menarik di Budapest, Hongaria.

Kota ini memiliki sejarah yang sangat panjang, peninggalan Kerajaan Turki Ottoman (+/-149tahun) masih bisa dinikmati hingga sekarang dan tentunya peninggalan uni Soviet atau komunisme juga masih berdiri kokoh di sana-sini.

"Beruntung kami menginap di rumah pak Yosaf suami bu Ratih protokoler KBRI di Budapest. Sorenya kami ditemani jalan jalan di kota Budapest sampai malam," ungkap Tasman.

Budapest, kota yang tadinya terdiri dari Kota Buda dan Kota Pest, yang dipisahkan oleh sungai Dunou dan dihubungkan dengan jembatan yang lebar yaitu jembatan Magret.

Legenda setempat juga ikut diceritakan, makanya ada 2 patung perunggu yang sampai sekarang masih menjadi objek yang menarik untuk dikunjungi.

Setelah jembatan terbangun, dua kota Buda dan Pest ini kemudian menjadi satu kota bernama Budapest.

Sejarah kemudian membawa kota ini jatuh kekuasaan Kekaisaran Ottoman dari Turki selama 149 tahun dan berakhir pada tahun 1686.

"Kami menyaksikan vienna gate aquare disitu kita menyaksikan benteng Turkey di kota Buda yang sekarang menjadi meseum Militer. Di halaman benteng ini kami ziarah ke makan Abdurrahman Abdi Arnaut Phasa Gubernur Budapest penguasa terakhir dari otoman empire yang gugur dalam pertempuran dengan koalisi prajurit Bavaria, Saxon, Roma dan Hungaria. Abdurahman Abdi Arnaut Phasa gugur mempertahankan bentengnya dengan gagah berani," tulis Tasman.

Tasman Jen (62) dan Tri Joko Waskito (70), dua kakek pesepeda personil Trio Lisoi, sudah tiba di Budapest, ibukota Hongaria, dalam lanjutan Charity Ride Biking to Europe 4.000 Km.

Budapest adalah ibu kota Hongaria, serta merupakan kota terbesar kesepuluh di Uni Eropa.

Tasman menyebut, di Budapest, keduanya beristirahat selama beberapa hari untuk memperbaiki sepeda yang sudah mulai goyang.

"Bismillah. 21 Oktober 2018. Dari Many kami menuju Budapest yang hanya berjarak 48 Km. Dari pesan singkat ibu Ratih, protokol di KBRI Budapest, disebutkan, kami ditunggu di KBRI. Tinggal tujuh kilometer sebelum masuk kota Budapest. Terasa berat sekali karena daerahnya di atas bukit dan perumahannya terlihat dari kejauhan," tulis Tasman di akun Facebooknya.

Saat memasuki kota Budapest, katanya, terlihat Jembatan Margaret.

Jembatan Margaret atau Jembatan Margit adalah jembatan tiga arah di Budapest, Hongaria, yang menghubungkan Buda dan Pestacross Danube. Ini adalah jembatan umum tertua kedua di Budapest.

"Kiri kanan terlihat gedung gedung tua yang terawat. Aku berhenti di atas jembatan untuk melepas lelah dan ambil foto. Jam 12 kami sampai di KBRI dan disambut oleh bu Ratih dan staff kemudian kami diboyong pulang untuk istirahat," kata Tasman.

Hongaria, katanya, mungkin salah satu negara di Eropa yang jarang dikunjungi wisatawan.

"Namun negara ini banyak peninggalan bangunan kuno peninggalan masa lalu yang terawat baik seperti peninggalan Kerajaan Turki Ottoman. Mari jalan-jalan ke ibukota negaranya, Budapest. InsyaAllah nanti diposting lagi," tulis Tasman.

Sebelumnya, Tasman dan Joko camping di pinggir sungai Donou atau sungai Danube.

"Di kilometer 65 kami berhenti di suatu spot yang cukup bagus untuk camping yaitu di pinggir sungai Donou di daerah Male Kosihy. Bermalam di pinggir sungai mempunyai sensasi yang unik. Kita mendengar suara angsa-angsa liar di tengah sungai dan gerimis hujan yang menetes dari pohon sekitar terdengar jatuh di atas tendaku," ungkap Tasman.

Pagi harinya, selesai sarapan, Tasman dan Joko melanjutkan perjalanan menuju rumah Agatha Kasisi, pemilik rumah warmshower di daerah Hongaria.

"Kembali kami menelusuri pinggir dam. Sayangnya di Km 39, jalan sepeda terblok oleh satu proyek, sehingga kami musti kembali mencari jalan alternatif untuk keluar," ungkap Tasman.

Pada pukul 12.00 waktu setempat, Tasman dan Joko sampai di kota Komarno yang terletak di perbatasan antara Slovakia dengan Hongaria.

"Jarak yang kami tempuh hanya 44 Km, tapi capeknya seperti perjalanan beratus-ratus kilometer karena medannya yang berbukit-bukit. Kami keluar masuk kampung pertanian, dimana tidak satu orangpun ada di jalanan berkerikil itu," tulis Tasman.

Setiap halaman rumah yang mereka lewati, terdengar gonggongan anjing.

"Terasa aku makin terasing di daerah itu. Untungnya anjing-anjing yang ukurannya sebesar anak sapi tersebut semuanya terkurung di pagar halaman penduduk. Mereka mengejar kami tapi selalu berhenti karena terkurung di pagar halaman. Tapi kecemasan tetap saja menghantuiku karena seandainya ada pagar yang bolong tentu salah satu dari anjing-anjing tersebut langsung menerkamku dengan mudah," ungkap Tasman.

Pukul 20.00, Tasman dan Joko baru sampai di rumah Agatha Kasisi di daerah Miny.

"Agatha dan suaminya Gosal sangat ramah, walaupun anaknya rewel tapi dia tetap memasak makanan malam untuk kami," ungkap Tasman. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved