Maulid Nabi
Maulid Nabi 2018: Ini Makanan tradisi Perayaan Hari Lahir Nabi Muhammad SAW
Makanan tradisi perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW alias Maulid Nabi 2018 berbeda-beda dari tiap daerah di Indonesia.
Makanan Khas Tradisi untuk memperingati Maulid Nabi 2018 diperingati pada Selasa, 20 November
TRIBUNPEKANBARU.COM - Maulid Nabi 2018 diperingati pada Selasa, 20 November yang ditandai adanya berbagai makanan tradisi perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW.
Makanan tradisi perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW alias Maulid Nabi 2018 berbeda-beda dari tiap daerah di Indonesia.
Perbedaan jenis makanan tradisi perayaan Maulid Nabi disebabkan karena adanya perbedaan tradisi dan budaya di wilayah Indonesia.
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati setiap 12 Rabiul Awal dalam kalender Islam.
Tiap tahun biasanya umat muslim di dunia merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan berbagai upacara dan tradisi.
Berbagai upacara dan tradisi digelar untuk memuliakan Nabi Muhammad SAW dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT.
Sedangkan makanan khas tradisi Maulid Nabi menjadi simbol keagamaan yang tak bisa dihindarkan.
Baca: UCAPAN Selamat Maulid Nabi untuk Facebook, Instagram & Twitter
Baca: Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, Benarkah dari Syiah Fathimiyah? Simak Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Baca: Maulid Nabi Muhammad SAW, Ini 10 Bacaan Sholawat Beserta Arti & Kegunaannya
Dilansir tribunpekanbaru.com dari Grid.ID, terdapat 8 jenis makanan khas tradisi Maulid Nabi 2018.
Berikut ini 7 jenis makanan tradisi Maulid Nabi yang ada di berbagai daerah Indonesia.
1. Sumpil khas Kaliwungu
Seperti yang diwartakan kompas.com, masyarakat daerah Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah memiliki makanan tradisi bernama sumpil.
Menu sumpil biasanya hanya dibuat setiap menjelang peringatan Maulid Nabi saja.
Sumpil merupakan makanan berbahan dasar beras sejenis ketupat tetapi dibungkus daun bambu dan dibentuk limas segitiga.
Sumpil biasanya nikmat jika dimakan dengan sambal kelapa.
Sumpil merupakan makanan khas tradisi weh-wehan atau hantaran pada saat peringatan Maulid Nabi.
2. Gunungan, Jawa Tengah

Biasanya terdapat aneka buah dan sayur yang dibentuk layaknya gunung dan diarak lalu kemudian dibagi-bagikan.
Tak hanya buah dan sayur, kue tradisional hingga nasi kepal biasanya juga ada pada gunungan.
Baca: Hasil Babak 1 Semen Padang Vs Kalteng Putra Babak 8 Besar Liga 2, Ini Link Streaming Babak Kedua
Baca: Video: Live Streaming Bhayangkara FC vs Persipura Pekan 32 Liga 1 Indonesia, Live Ochannel TV
3. Nasi Tumpeng

Nasi tumpeng juga menjadi tradisi yang biasa ada pada peringatan Maulid Nabi.
Tumpeng rasulan dibuat untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Isi tumpeng ini banyak diadopsi menjadi "sega gurih" yang banyak dijual saat Sekaten.
Nasinya dibumbu gurih, ditambah ayam ingkung bumbu areh, lapapan, rambak, dan kedelai hitam goreng.
Baca: Bantuan ke Korban Banjir Belum Disalurkan, BPBD Kampar : Belum Ada Laporan dari Camat
Baca: Warga Rohul Riau Tangkap Ular Piton Besar Panjang 6 Meter di Kebun Karet, BBKSDA 2,5 Jam Evakuasi
Baca: Drama Korea The Beauty Inside Tamat Malam Ini, Happy Ending atau Sad Ending?
4. Ampyang Maulid
Ampyang Maulid yang ada di Kudus, Jawa Tengah berbeda dengan makna ampyang di daerah lain.
Jika di wilayah lain seperti Wonogiri, ampyang merupakan kacang yang dimasak dengan gula Jawa, tetapi di Kudus tradisi ampyang maulid merupakan gunungan nasi kepal.
Seperti yang diwartakan tribunnews.com, nasi kepal tersebut berisi lauk dan sayuran yang dibungkus daun jati, dan dilengkapi dengan kerupuk ampyang atau kerupuk warna-warni khas Kudus.
5. Kuah Beulangong khas Aceh

Kuah Beulangong merupakan salah satu makanan khas Aceh diperingatan Maulid Nabi.
Kuah Beulangong merupakan kuah kari kambing yang dimasak dalam belanga berukuran besar alias beulangong.
Kuah beulangong terdiri dari daging kambing dicampur dengan nangka muda. Namun di daerah lain ada juga yang mencampurkan pisang dan batang pisang.
Baca: Jadwal Konser BlackPink Hari Ini di Trans7; Berikut Biodata dan Profil BlackPink
6. Nasi Kebuli khas Betawi
Nasi kebuli biasa hadir disetiap peringatan Maulid Nabi atau pada acara tradisi lain di berbagai wilayah Indonesia.
Tak hanya di di Indonesia, di negara Malaysia dan beberapa kampung distrik Pahang dan Kuala Lipis juga sering menjadi menjadikan nasi kebuli sebagai makanan tradisi Maulid Nabi.
7. Endog-endogan khas Banyuwangi

Di Banyuwangi terdapat makanan khas tradisi Maulid Nabi yaitu Endog-endogan.
Tradisi Endog-endogan merupakan acara mengarak bunga telur.
Telur itik rebus dihias dengan bunga kertas dan ornamen menarik lainnya, lalu ditancapkan di batang pisang.
Tradisi endog-endogan memiliki filosofi yang tinggi dari adanya lapisan pada telur.
Endog atau telur memiliki tiga lapisan, kulit telur, putih telur dan kuning telur.
Kulit telur diibaratkan sebagai lambang keislaman sebagai identitas seorang muslim.
Putih telur, melambangkan keimanan, yang berarti seorang yang beragama Islam harus memiliki keimanan yakni mempercayai dan melaksanakan perintah Allah SWT.
Lalu kuning telur melambangkan keihsanan, dimana seorang Islam yang beriman akan memasrahkan diri dan ikhlas dengan semua ketentuan Allah SWT.
(*)