Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Maulid Nabi

Maulid Nabi Muhammad SAW - Benarkah Perayaan Ini dari Syiah Fathimiyah? Ini Video Penjelasannya!

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, Benarkah dari Syiah Fathimiyah? Simak Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir
Ustaz Abdul Somad saat memberikan kajian remaja di Masjid Raudhatus Shalihin Jalan Bukit Barisan, Pekanbaru, Jumat (16/11/2018). Kajian remaja yang dihadiri ratusan remaja Pekanbaru ini mengambil tema Solusi Islam Membentengi Remaja dari Bahaya LGBT, Narkoba dan Pergaulan Bebas di Era Milineal. (Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir). 

Hukum Maulid Nabi Muhammad SAW

Ustadz Abdul Somad dalam buku 37 Masalah Populer mengatakan, dalam Fatâwa al-Azhar dinyatakan oleh Syekh ‘Athiyyah Shaqar bahwa menurut Imam al-Suyuthi, al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dan Ibnu Hajar al-Haitsami memperingati maulid nabi itu baik, meskipun demikian mereka mengingkari perkara-perkara bid’ah yang menyertai peringatan maulid.

Pendapat mereka ini berdasarkan kepada firman Allah Swt dalam al Quran Surah Ibrahim ayat 5.

Imam an-Nasa’i, Abdullah bin Ahmad dalam Zawâ’id al-Musnad, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Îmân dari Ubai bin Ka’ab meriwayatkan dari Rasulullah Saw bahwa Rasulullah Saw menafsirkan kalimat Ayyâmillah sebagai nikmat-nikmat dan karunia Allah Swt.

Dengan demikian maka makna ayat ini: “Dan ingatkanlah mereka kepada nikmat-nikmat dan karunia Allah”.

Dan kelahiran nabi Muhammad Saw adalah nikmat dan karunia terbesar yang mesti diingat dan disyukuri.

Rasulullah Saw memperingati hari kelahirannya dengan melaksanakan puasa pada hari itu.

Ini terlihat dari jawaban beliau ketika beliau ditanya mengapa beliau melaksanakan puasa pada hari Senin.

Baca: HASIL Tes SKD (Seleksi Kompetensi Dasar) CPNS 2018 di 8 Instansi, Cek Namamu Disini

Baca: Heboh Penemuan Jasad Bayi Tanpa kepala Dalam Kantong Plastik di Batam, Ini Dugaan Polisi

Baca: Menteri Perhubungan Ancam Cabut Izin Operasi Grab dan Gojek Jika Hal Ini Tidak Segera Diatasi

"Rasulullah Saw ditanya tentang puasa hari senin. Beliau menjawab, “Pada hari itu aku dilahirkan dan hari aku dibangkitkan (atau hari itu diturunkan [al-Qur’an] kepadaku)”. (HR. Muslim).

Masih dalam bukunya, Abdul Somad'>Ustadz Abdul Somad menulis, para ulama menyampaikan pandangan soal Maulid.

* Pendapat Ibnu Taimiah:

“Mengagungkan hari kelahiran nabi Muhammad Saw dan menjadikannya sebagai perayaan terkadang dilakukan sebagian orang, maka ia mendapat balasan pahala yang besar karena kebaikan niatnya dan pengagungannya kepada Rasulullah Saw,”

* Pendapat Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani.

Al-Hafizh  Ibnu  Hajar  al-‘Asqalani  pernah  ditanya  tentang  peringatan  maulid  nabi,  beliau menjawab:

Hukum asal melaksanakan maulid adalah bid’ah, tidak terdapat riwayat dari seorang pun dari kalangan Salafushshalih dari tiga abad (pertama). Akan tetapi maulid itu juga mengandung banyak kebaikan dan sebaliknya. Siapa yang dalam melaksanakannya mencari kebaikan kebaikan dan menghindari hal-hal yang tidak baik, maka maulid itu adalah bid’ah hasanah. Dan siapa yang tidak menghindari hal-hal yang tidak baik, berarti bukan bid’ah hasanah.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved