Pekanbaru
VIDEO: Sudah 10 Tahun jadi Langganan Banjir, Ini yang Dilakukan Warga RW 09 Simpang Baru Panam
di RW 09 Kelurahan Simpang Baru, Tampan Pekanbaru, tepatnya di KM 1 Jalan Garuda Sakti Panam, sudah menjadi langganan banjir.
Penulis: Syafruddin Mirohi | Editor: David Tobing
Laporan Syafruddin Mirohi
TRIBUNPEKANBARU.com-PEKANBARU- Sekitar 400-an kepala keluarga (KK) yang tinggal di RW 09 Kelurahan Simpang Baru, Tampan Pekanbaru, tepatnya di KM 1 Jalan Garuda Sakti Panam, sudah menjadi langganan banjir.
Bila hujan mengguyur setengah jam saja, maka ratusan rumah dimasuki air. Kondisi ini sudah sejak beberapa tahun terakhir dialami warga.
Terakhir warga melaporkan ikhwal ini ke pemerintah, namun kurang direspon.
Karena banjir masih mengenangi rumah warga dan sepanjang Jalan Garuda Sakti KM 1, puluhan warga bersama Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Jhon Romi Sinaga SE, Camat Tampan Nurhaminsyah, Lurah Simpang Baru, serta perangkat RT dan RW setempat, Senin pagi (3/12/2018) turun ke lokasi banjir.
Baca: VIDEO: Live Final Liga 2, Semen Padang FC Vs PSS Sleman, Kabau Sirah Siap Boyong Trofi Liga 2
Rombongan ini menyusuri Jalan Garuda Sakti KM 1. Tidak sampai di situ, rombongan yang dipimpin Ketua RW 09 Simpang Baru dan wakil rakyat Jhon Romi Sinaga, juga masuk ke Gg Muslimin, kawasan yang sangat parah direndam banjir.
"Di Gg Muslimin RT 3 ini ada sekitar 35 KK. Semua rumah direndam banjir. Kalau hujan satu jam saja, warga harus merasakan banjir selama 5 hari, masuk ke rumah. Penyebabnya, karena aliran air di parit Jalan Garuda Sakti tidak mengalir. Sehingga air tetap saja, menunggu panas agar bisa surut atau kering. Makanya berhari-hari," aku Ketua RW 09 Simpang Baru Panam, Ujang Efendi kepada Tribunpekanbaru.com di lokasi banjir.
Dijelaskannya, musim hujan belakangan ini, tidak ada solusi lain, selain membongkar parit di Jalan Garuda Sakti KM 1, serta membersihkan gorong-gorong dan tanah yang ada di dalam parit. Jika tidak, apapun yang dilakukan warga di tiga RT ini (RW 09), akan sia-sia.
Baca: VIDEO: Live Streaming Persita VS Kalteng Putra Pukul 15.30 WIB, Perebutan Juara 3 Liga 2 2018
"Kalau kami di sini setiap minggu gotong royong. Yang susah itu kan, parit di depan ruko. Sebagian ruko menyemen paritnya. Belum lagi tanah urukan yang dimasukin dalam parit.
Makanya harus dikeruk, tidak ada jalan lain," papar Ujang.
Hal yang sama juga disampaikan warga lain, Uni. Katanya, sejak tahun 2000 dirinya tinggal di RW 09, jika hujan, hanya ada genangan air saja.
Tidak sampai banjir. Tapi dalam kurun waktu 5 tahun belakangan, hujan sejam saja, ratusan warga menanggung berhari-hari air masuk dalam rumahnya.
"Kalau sudah hujan, kami tak tidur. Anak-anak kami juga. Ini juga rumah kami di Gg Muslimin ini sudah ditinggikan lantainya sekitar 60 cm. Ada memang di bawah itu, ya masuk air la," tambah warga Gg Muslimin lainnya.
Baca: Syarat Daftar Ulang SKB CPNS Pemprov Riau, BKD Ingatkan Surat Lamaran Tulisan Tangan Bermaterai
Dengan kondisi ini, Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Jhon Romi Sinaga SE, yang respon dan dimintai warga dan Lurah Simpang Baru, untuk mengecek lokasi banjir mengaku sangat miris.
Bahkan langsung menurunkan alat berat dari Dinas PUPR Pekanbaru, untuk membersihkan parit Jalan Garuda Sakti.
"Jalan Garuda Sakti memang wewenangnya Pemprov Riau. Namun karena berada di wilayah Pekanbaru, kita wajib turun. Ini harus ditindaklanjuti. Saya sudah telpon, siang ini atau sore alat berat sudah bekerja," katanya.
Jhon Romi mengaku miris karena bersama Lurah, Camat dan warga melihat secara langsung air masuk ke rumah warga di RT 3/RW 09. "Kemarin ada dua opsi, memutus jalur di Jalan Garuda Sakti, namun ditolak warga sebelah. Makanya opsi satunya di jalankan dengan membersihkan parit yang tersumbat," paparnya.
Karena itu, pihaknya meminta kepada pemilik ruko di sepanjang Garuda Sakti, untuk bekerjasama.
Jangan hanya karena mencari rezeki, tapi membuat orang lain sengsara.
Baca: Intip Penampilan Lindswell Kwok dalam Balutan Hijab Saat Kunjungi Kediaman Imam Nahrawi
"Perhatikan drainase, untuk mengurangi banjir. Kita juga minta Pemko periksa perizinan ruko semua. Karena daerah ini ada aturannya, apakah mereka menjalankan Perda Sumur Resapan atau tidak. Apakah menimbun parit dan membuang sampah melanggar aturan. Ini yang harus ditegakkan," pintanya.
Khusus kepada Pemprov Riau, selaku punya wewenang untuk membangun parit dan jalan, agar menyiapkan anggaran yang besar.
"Ini kota kita, harus secara komprehensif dalam membangunnya. Parit Jalan Garuda Sakti ini harus parit besar. Karena parit yang ada sekarang, tak mampu menampung debet air hujan. Kita minta di tahun 2019, harus dibangun," harapnya menegaskan.
Camat Tampan Nurhaminsyah yang hadir saat itu mengatakan, pihaknya sangat prihatin melihat warga RT 03/ RW 09 Simpang Baru, yang sudah dua hari tergenang banjir di atas mata kaki. Diakuinya, hal ini terjadi karena drainase Jalan Garuda Sakti kurang terperhatikan.
"Mari sama-sama kita keruk drainase Jalan Garuda Sakti. Kami harapkan juga kerjasama masyarakat, RT, RW dan seluruh pemilik ruko, langsung mengeruk parit di depannya. Mudah-mudahan air bisa surut," katanya.
Dijelaskan, pada tahun 2016 lalu, pihak Kecamatan Tampan bersama Pj Walikota Pekanbaru Edwar Sanger, sudah merencanakan memotong arus Jalan Garuda Sakti, untuk aliran air. Namun ada kendala dari masyarakat Kelurahan Air Putih, makanya tidak dilaksanakan.
"Kami minta kepada masyarakat, terutama pemilik ruko dan kios, jangan ego. Karena ini untuk masyarakat banyak, terutama masyarakat belakang ada 3 RT, yang kondisinya sangat memprihatinkan, korban banjir," katanya.