Piala Indonesia
Laga PS Tira Vs PSIM Yogyakarta Berakhir Ricuh, Suporter Menyerbu Masuk Lapangan
Pertandingan antara PS Tira Vs PSIM Yogyakarta di babak 64 Piala Indonesia yang berlangsung di Stadion Sultan Agung Ricuh
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pertandingan antara PS Tira Vs PSIM Yogyakarta di babak 64 Piala Indonesia yang berlangsung di Stadion Sultan Agung, Bantul, Selasa (11/12/2018), berakhir ricuh.
Oknum suporter merangsek masuk kedalam lapangan saat waktu normal menyisakan sekira 10 menit jelang laga usai.
Kemarahan oknum suporter diduga dipicu kepemimpinan wasit yang dinilai kerap kali merugikan PSIM di laga tersebut.
Amarah suporter disinyalir bermula menit ke-65 kala wasit tak bergeming ketika sepakan Rifky mengenai tangan pemain PS Tira di area kotak penalti.
Dari pantauan Tribunjogja.com, protes diawali pelemparan botol air mineral oleh oknum suporter ke dalam lapangan.
Puncak kemarahan suporter ialah pada menit ke-80 usai PS Tira mencetak gol kedua melalui Pandi Lestaluhu yang dinilai berbau offside.
Selain mencoba mengejar pengadil pertandingan, para pemain PS Tira juga sempat menjadi sasaran amukan dari oknum suporter sebelum akhirnya situasi dapat dikendalikan pihak keamanan.
Pengawas pertandingan, Suprihatin mengatakan pertandingan harus dihentikan karena perangkat pertandingan seperti jaring gawang, papan iklan rusak.
"Kami harus menghentikan pertandingan karena sudah tidak memungkinkan untuk dilanjutkan, pertandingan berakhir untuk keunggulan PS Tira 2-0," pungkasnya.
Turun ke Lapangan
Suporter turun ke lapangan saat laga Piala Indonesia antara PS Tira melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Sultan Agung, Bantul, Selasa (10/12/2018) sore.
Berikut foto-foto peristiwa tersebut:
1. Suporter turun ke lapangan
2. Pemandangan dari tribun
3. Petugas keamanan mencoba menenangkan suporter
4. Petugas menenangkan situasi
5. Ulah suporter di dalam lapangan
Kronologi
Pertandingan antara PS Tira kontra PSIM Yogyakarta di babak 64 Piala Indonesia yang berlangsung di Stadion Sultan Agung, Bantul, Selasa (11/12/2018), berakhir ricuh.
Oknum suporter merangsek masuk kedalam lapangan saat waktu normal menyisakan sekira 10 menit jelang laga usai.
Kemarahan oknum suporter diduga dipicu kepemimpinan wasit yang dinilai kerap kali merugikan PSIM di laga tersebut.
Amarah suporter disinyalir bermula menit ke-65 kala wasit tak bergeming ketika sepakan Rifky mengenai tangan pemain PS Tira di area kotak penalti.
Dari pantauan Tribunjogja.com, protes diawali pelemparan botol air mineral oleh oknum suporter ke dalam lapangan.
Puncak kemarahan suporter ialah pada menit ke-80 usai PS Tira mencetak gol kedua melalui Pandi Lestaluhu yang dinilai berbau offside.
Selain mencoba mengejar pengadil pertandingan, para pemain PS Tira juga sempat menjadi sasaran amukan dari oknum suporter sebelum akhirnya situasi dapat dikendalikan pihak keamanan.
Pengawas pertandingan, Suprihatin mengatakan pertandingan harus dihentikan karena perangkat pertandingan seperti jaring gawang, papan iklan rusak.
"Kami harus menghentikan pertandingan karena sudah tidak memungkinkan untuk dilanjutkan, pertandingan berakhir untuk keunggulan PS Tira 2-0," pungkasnya.
Salahkan Wasit
PSIM Yogyakarta harus tersisih dari ajang Piala Indonesia usai takluk 2-0 dari PS Tira di babak 64 besar pada laga yang berakhir ricuh di Stadion Sultan Agung, Bantul, Selasa (11/12/2018).
Ada pun pada laga yang terhenti pada menit ke-80 tersebut, PS Tira unggul melalui dua yang dicetak oleh Herwin Tri Saputra (52') dan Pandi Lestaluhu (79').
Pelatih PSIM Yogyakarta, Bona Simanjuntak menyayangkan ulah oknum suporter yang merangsek masuk ke dalam lapangan sehingga membuat laga berakhir lantaran situasi tak lagi kondusif.
Namun, ia pun turut menyayangkan beberapa keputusan wasit di laga tersebut yang ia nilai cukup merugikan timnya di laga tersebut.
"Kami apresiasi pemain yang dengan persiapan singkat bisa mengimbangi PS Tira. Saya rasa penampilan mereka tidak buruk. Hanya sayang saya pikir ada beberapa keputusan wasit yang tidak tepat," ujar Bona Simanjuntak.
"Gol kedua saya pikir offside. Meski kecewa, namun seharusnya jangan sampai merugikan karena imbasnya pasti pada tim. Terus terang, kami tanpa dukungan suporter bukan apa-apa, mereka bagian dari tim. Harapannya, supaya suporter menyikapi hal seperti ini jangan sampai merugikan tim," imbuhnya.
Senada dengan sang pelatih, pemain PSIM Yogyakarta, Raymond Tauntu merasa wasit Maulana Nugraha asal Semarang banyak membuat keputusan yang berat sebelah.
"Saya sebagai pemain merasa ada keputusan wasit yang merugikan kami, walau kami tidak bermaksud mencari kesalahan," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/ps-tira-vs-psim-yogyakarta-rusuh.jpg)