Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sutopo Purwo Nugroho Sebut Tsunami di Selat Sunda Fenomena Langka, Ini Alasannya 

Melalui akun twitter, Sutopo Purwo Nugroho menuturkan jika letusan Gunung Anak Krakatau tidak besar.

Penulis: Afrizal | Editor: Afrizal
tribunlampung/dedi sutomo
Gelombang Tinggi landa Pesisir Rajabasa dan Kalianda di Lamsel malam ini 

Kamila yang saat itu tengah bersama belasan temannya di hotel berhamburan keluar bersama pengunjung hotel lain.

"Saya lihat di jalan sudah ramai sekali warga dan wisatawan lain, ada teriakan tsunami-tsunami, semua panik, jalan raya sudah tergenang air setinggi tumit saya, banyak yang berlarian dan bawa kendaraan masing-masing menuju arah bukit," kata dia.

Kamila yang juga merupakan warga setempat, memilih untuk menyelamatkan diri ke rumahnya, di Kampung Kosambi, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, yang berada sekitar 500 meter dari hotel.

Menurut penuturannya, air laut mulai surut dari daratan sekitar pukul 24.00. Namun warga belum berani untuk kembali ke arah pantai karena khawatir terjadi gelombang susulan.

"Apalagi sekarang tengah hujan deras, kami para perempuan tetap terjaga di dalam rumah, sementara pemuda dan bapak-bapak ronda di halaman depan," tutup dia.

Penyebab Tsunami

Tsunami menerjang kawasan Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) hingga menelan korban jiwa dan merusak bangunan.

Apa penyebabnya?

Ahli dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko menduga bahwa tsunami dengan ketinggian tertinggi 0,9 meter ini disebabkan oleh erupsi Gunung Anak Krakatau yang pada Sabtu bererupsi hingga 4 kali, terakhir pada pukul 21.03 WIB.

Erupsi gunung api itu diduga menyebabkan guguran material yang jatuh ke lautan dan akhirnya mengakibatkan gelombang tinggi.

Menurut BMKG, gelombang yang menerjang bisa jadi lebih tinggi dari yang terdata sebab ada beberapa wilayah di sekitar Selat Sunda yang punya morfologi teluk seperti di Palu.

Sementera itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) mencatat, sebanyak 43 rumah dan 9 hotel mengalami kerusakan berat akibat tsunami yang melanda wilayah pantai di sekitar kawasan Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018).

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kerusakan bangunan sebagian besar terjadi di sejumlah kawasan pemukiman dan wisata di lima wilayah pantai.

"Daerah yang terdampak parah adalah permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/12/2018) pagi.

Sementara itu, data secara umum, sebanyak 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka dan dua orang hilang.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved