Pemilu 2019

FENOMENA Pemilih Pemula Generasi Milenial di Riau dalam Pileg 2019, Banyak yang Tidak Kenal Caleg

Fenomena pemilih pemula generasi milenial di Riau dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (Pileg) 2019, banyak yang tidak kenal Caleg

Penulis: johanes | Editor: Nolpitos Hendri
Ilustrasi. FENOMENA Pemilih Pemula Generasi Milenial di Riau dalam Pileg 2019, Banyak yang Tidak Kenal Caleg
Pileg 2019 

FENOMENA Pemilih Pemula Generasi Milenial di Riau dalam Pileg 2019, Banyak yang Tidak Kenal Caleg

Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Johannes Wowor Tanjung

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Fenomena pemilih pemula generasi milenial di Riau dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (Pileg) 2019, banyak yang tidak kenal calon legislatif (Caleg).

Pemilu 2019 akan berlangsung pada tanggal 17 April 2019 mendatang secara serentak, baik Pileg 2019 dan Pemilu Presiden (Pilpres).

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pekanbaru maupun Riau telah melaksanakan sosialisasi kepada para pemilih terkait pemilu serentak.

Baca: Siapapun Bisa Jadi Relawan KPU Pekanbaru, Ini Syaratnya

Baca: Penyuka PIZZA? Pizza Ini Cocok dengan Lidah Orang Indonesia, Hadir di Pekanbaru

Baca: KISAH Aktivis Perempuan dan Anak Asal Indragiri Hilir, Sering Mendengar Curhat Perempuan

Namun tampaknya sosialisasi belum maksimal hingga ke masyarakat bawah, khususnya para pemilih pemula.

Seperti Mega Kharisma (21) yang telah memiliki hak pilih pada Pemilu tahun ini. Ia tidak mengenal para calon Legislatif (Caleg) baik di tingkat kota/kabupaten, provinsi, serta pusat.

Selama ini dirinya hanya melihat spanduk-spanduk yang bertebaran di tepi jalan tanpa mengenal siapa orang yang mencaleg tersebut.

"Saya ngak ngerti politik. Jadi kurang tau siapa-siapa yang mencalon. Kalau calon presidennya tau ada pak Jokowi dan pak Prabowo," terang pemilik usaha kuliner ini.

Selama ini dirinya tidak pernah mengikuti sosialisasi yang digelar KPU maupun kegiatan yang dilaksanakan oleh Partai Politik (Parpol) serta caleg.

Alhasil program-program yang dimiliki calon tidak diketahui.

Senada dengan Mega, Melva Sari (20) yang tinggal di Kecamatan Payung Sekaki malah lebih apatis.

Baca: Tes Kepribadian: Mana Lubang yang Paling Kamu Takuti? Pilihanmu Bisa Ungkap Kesuksesanmu

Baca: Tiara Permatasari Tersangkut Kasus Prostitusi Online,Ini Sinetron & FTV Dibintanginya,Pernah Nonton?

Baca: VIDEO Link Live Score & Streaming Liga Inggris West Ham United Vs Arsenal, Incar Gol Aubameyang

Mahasiswa ini tidak mau terlibat kegiatan politik dan tak peduli bagaimana suhu politik yang semakin panas menjelang Pileg dan Pilpres.

Dirinya hanya mengerti terkait kehidupan di kampus serta kegiatan yang bersinggungan dengan perkuliahan.

Bahkan jika ada topik berita maupun postingan terkait politik di Media Sosial (Medsos), dirinya ogah menanggapi ataupun sekedar membaca untuk mendapatkan informasi.

"Saya sifatnya sih nanti ngikut orangtua saja. Kalau ini kata orangtua, ya saya ikutin nanti," tuturnya.

Warga lainnya, Maringanan Saragih (20), cukup peka dengan perkembangan perpolitikan di Pekanbaru.

Ia menilai selama masa kampanye para Caleg hanya tebar pesona saja melalui baliho dan spanduk tanpa memperkenalkan apa saja program kerjanya jika terpilih nanti.

Menurut mahasiswa Universitas Riau ini, semestinya para calon legislatif lebih rajin turun ke lapangan menjumpai masyarakat.

Untuk memperkenalkan diri sekaligus mencari aspirasi warga hingga keluhannya.

Baca: VIDEO Link Live Score & Streaming Liga Inggris West Ham United Vs Arsenal, Incar Gol Aubameyang

Baca: Ramalan Zodiak Besok Minggu 13 Januari 2019: Ide Cemerlang VIRGO Muncul, PISCES Cobalah Fleksibel

Baca: Gunung Ibu di Halmahera Meletus, Tinggi Letusan 800 Meter Status Waspada

"KPU juga kurang memberi pelajaran bahi masyarakat, Karena Pemilu kali ini sangat sulit, semua serentak," tandasnya.

Misalnya, kata pria asal Sumatera Utara ini, pada Pileg banyak pemilih pemula tak mengetahui bagaimana cara mencoblos kertas suara.

Belum ada penjelasan khusus jika yang ditampilkan itu adalah nama caleg dan bukanlah foto atau gambar.

Berbeda dengan kertas suara Pileg yang diserta foto calon.

Selain itu masyarakat disodorkan denga lima jenis kertas suara pada Pemilu nanti apabila memasuki bilik suara nanti mulai dari DPRD, DPD, hinga Capres.

Sampai saat ini penjelasan jenis dan warna kertas suara belum sampai kepada masyarakat.

Padahal pemilih hanya memiliki waktu singkat berada di bilik suara saat mencoblos.

Kebanyakan pemilih pemula masih belum menyadari jika mereka memiliki hak pilih pada Pemilu mendatang.

Padahal suara para pemilih pemula ini sangat dibutuhkan bagi pada calon untuk bisa memenangkan kontestasi politik mendatang. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved