Berita Riau

KISAH Pasangan Suami Istri Asal Pekanbaru, Divonis Tidak Bisa Hamil Normal Pilih Program Bayi Tabung

Kisah pasangan suami istri asal Pekanbaru, divonis tidak bisa hamil normal pilih program bayi tabung di RS Pekanbaru Medical Centre (PMC)

Penulis: Alex | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Facebook/Fira Septiyanti
KISAH Pasangan Suami Istri Asal Pekanbaru, Divonis Tidak Bisa Hamil Normal Pilih Program Bayi Tabung 

Dari Abdul Khaer, kemudian dipertemukanlah pasangan tersebut dengan dr Ihsan.

Dari situlah prosesnya dimulai oleh dr Ihsan, dan dibantu oleh Embriolog PMC, Ummu Habibah, mulai dari proses stimulasi, selanjutnya proses tindakan.

Setelah dinyatakan berhasil untuk tahapan tersebut, dan dinyatakan hamil, pasangan ini sangat bersukur, hingga setelah sembilan bulan kemudian lahirlah anak pertamanya, Abdul Rahman Alfatih pada 5 Juni 2015 lalu.

Disusul kemudian Jasmine Norin Falisa, 14 Januari 2019.

"Ini menjadi anugerah yang sangat besar bagi kami. Allah sudah merencanakan segala sesuatunya, tinggal kita berdoa, berusaha melaksanakan. Karen Allah memilihkan jalan buat kita. Yang penting, persiapkan mental kita," imbuhnya.

Manager Operasional Klinik Bayi Tabung PMC, Abdul Khaer mengatakan, saat ini untuk proses bayi tabung di rumah sakit tersebut sudah bisa full 100 persen.

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Perangi Hoax, Edukasi Masyarakat Bahaya Laten Hoax

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Model, dari Remaja 14 Tahun hingga Jadi Miss Teen Riau

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Lahir di Keluarga Seniman, Lomba Nyanyi hingga Jadi Dara Pekanbaru

Sebagai rumah sakit yang menyediakan program tersebut satu-satunya di Riau, Abdul mengatakan sudah cukup banyak pasien yang berhasil hingga melahirkan secara normal di rumah sakit yang berada di Jalan Kapling tersebut.

"Sudah banyak yang berhasil, bisa dikatakan sudah puluhan keluarga. Di sini kita tidak langsung menyarankan program bayi tabung, tapi terlebih dulu kita coba natural cycle, selanjutnya inseminasi. Kalau tidak juga, baru kita anjurkan program bayi tabung. Yang penting datang saja dulu, nanti kita carikan jalan terbaik," tuturnya.

Dijelaskannya, ada dua proses yang harus dilalui untuk program bayi tabung tersebut, yakni proses stimulasi dan proses tindakan.

Setelah dilakukan proses stimulasi, selanjutnya dakukan proses tindakan. Untuk proses tindakan tersebut, terdiri dari Ovum Pick Up (OPU) atau petik telur, ICSI Intra Cytoplasmic Sperm Injection, atau proses antara sel telur yang dipetik dengan sperma yang terbaik, sehingga berkembang menjadi embryo. Selanjutnya baru kemudian proses ET atau Embryo Transfer.

"Butuh waktu selama 10 sampai 14 hari untuk seluruh proses stimulasi dan tindakan. Setelah berhasil, tinggal menunggu kehamilan seperti biasa," jelasnya.

Adapun estimasi biaya program bayi tabung tersebut dikatakan Abdul berkisar antara Rp 60 sampai Rp 70 juta.

Ia juga menjelaskan berdasarkan aturan dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, untuk program bayi tabung tersebut tidak bisa ditanggung BPJS. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved