Dibunuh & Jasadnya Diledakkan dengan Bom: Nasib Malang Kekasih Gelap Mantan PM Malaysia Najib Razak
Baru pada 2018, setelah Najib lengser, pemerintah Mongolia mendesak Malaysia agar melanjutkan penyelidikan terhadap kematian Altantuya.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Meski tak lagi menjabat, nama Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak masih menyisakan misteri.
Bagi yang mengikuti kasus-kasus yang melibatkan mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, rasanya tak asing dengan nama Altantuya Shaaribuu.
Perempuan yang disebut pernah menjadi simpanan Najib Razak ini akhir hayatnya benar-benar tragis.
Kita tahu, Najib Razak menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia dari 2009 - 2018.
Meski sudah tidak lagi menjabat, cerita tentang dirinya masih belum lagi usai untuk diperbincangkan.
Pasalnya, Negeri Jiran itu kini sedang mengalami kondisi ekonomi yang makin melemah semenjak kepemimpinannya.
Skandal korupsi, penjualan aset negara sebanyak 65 persen kepada asing, hingga pembungkaman media massa di sana menjadi 'prestasi' tersendiri rezim Najib Razak.
Akibatnya, Najib, juga istrinya, Rosmah Mansor, harus berhadapan dengan hukum akibat 'menjajah' negeri mereka sendiri saat berkuasa.
Berbagai skandal mega korupsi ditemukan oleh pihak berwenang Malaysia.
Baca: 10 Tahun Lalu Dipaksa Kawinkawinan, Sekarang Malah Jadian! Inilah Kisah Cinta Lokman dan Alyn
Baca: Perkosa, Bunuh Lalu Bakar Jasad Pacarnya, Inilah Kronologi & Pengakuan Sang Pelaku!
Baca: Ramalan Zodiak Minggu, 27 Januari 2019: Gemini Beruntung, Cancer Nyentrik, Aquarius Kecewa
Baca: Curhat Thomas pada Jokowi, Dulu Kami Hampir Putus Harapan atau Masa Depan Suram
Tak hanya itu, ada juga kasus pembunuhan seorang wanita bernama Altantuya Shaaribuu pada 2006 yang disinyalir merupakan kekasih simpanan Najib Razak kembali menyeruak.
Siapakah Altantuya?
Bagaimana dia bisa menjadi wanita simpanan Najib Razak?
Altantuya Shaaribuu adalah wanita yang berprofesi sebagai model asal Mongolia.
Altantuya dilahirkan pada tahun 1978 dari pasangan Shaaribuu Setev dan ibunya Sh Altantsetseg.
Dia dibesarkan di Rusia dan mengenyam pendidikan di Prancis dan China.
Berkat pendidikan internasionalnya, dia fasih berbahasa Rusia, Inggris, Mandarin dan Prancis.
Pada 1990 dia kembali ke negara asalnya, Mongolia.
Baca: Ustadz Abdul Somad Share Video Persiapan Tabligh Akbar Di Stadion GBLA Bandung Sabtu Malam Ini
Baca: VIDEO: Live Streaming Liga Spanyol Sevilla vs Levante di beiN Sport, Sabtu Pukul 19.00 WIB
Baca: Hadapi Persiwa Wamena, Persib Bandung Boyong Tiga Pemain Muda. Begini Kata Pelatih Miljan Radovic
Baca: Link Live Streaming AC Milan vs Napoli Dinihari Nanti: Menunggu Tuah Striker Baru Rossoneri, Piatek
Saat kembali ke Mongolia, dia bekerja sebagai seorang guru karena sesuai dengan jurusan mata kuliahnya, penerjemah bahasa, dan model paruh waktu.
Berkat profesi sampingannya sebagai model, Altantuya sering mendapat job keluar negeri termasuk ke Hong Kong pada tahun 2005.
Saat di Hong Kong itulah ia bertemu dengan Najib Razak.
Saat itu Najib masih menjabat sebagai analis pertahanan lembaga thing tank Pusat Penelitian Strategis Malaysia.
Di situlah keduanya menjalin hubungan spesial walaupun Altantuya tahu Najib sudah beristri.
Tahun 2006, Altantuya menyusul Najib Razak ke Malaysia yang sudah menjadi Menteri Pertahanan untuk menjalin hubungan kembali dengannya yang sempat renggang.
Bahkan Altantuya nekat pindah ke rumah Najib sesampainya di Kuala Lumpur.
Tapi kemalangan terjadi padanya, sampai di rumah Najib dia malah diculik.
Baca: VIDEO: Jadwal Live Streaming Manchester City Vs Burnley Piala FA Babak 32 Besar, Pukul 22.00 WIB
Baca: HASIL Indonesia Masters 2019: Kevin/Marcus Menang, Wujudkan All Indonesia Final, Hadapi Ahsan/Hendra
Baca: Hotman Paris Ungkap Awal Kenalan dengan Meriam Bellina, Ternyata Sempat Salah Telepon!
Baca: J-Queen, Durian Termahal di Indonesia. 1 Buah Rp 14 Juta, Tebal, Tak Punya Biji & Rasanya Luar Biasa
Baca: Ngeri-ngeri Takjub, Lihat Foto Pemandangan Hasil Jepretan Pilot Ini dari Kokpitnya
Altantuya kemudian dibunuh dengan ditembak sebanyak dua kali oleh para penculik.
Belum cukup sampai situ, jasad Altantuya kemudian diledakkan dengan bom C4 hingga hancur berantakan.
Baca Juga : Sang Mama ke Ahok: Istrimu Nanti Harus Menjadi Pengganti Saya, Bisa Masak dan Bikin Kue
Padahal pembunuhan dengan bom C4 tidak pernah terjadi sebelumnya di dunia dan baru kali ini.
C4 adalah bom berspesifikasi militer. Hanya orang 'dalam' yang mempunyai bom tersebut.
Ketika polisi menemukan tempat peledakkan yang tersisa hanya tulang berserakan dari wanita tersebut.
Tiga orang polisi dan Najib Razak termasuk seorang anggota Pasukan Gerakan Khas Malaysia ditangkap oleh pihak berwajib terkait hal ini.
Pengadilan mengungkapkan, Najib Razak mengakui punya hubungan spesial dengan Altantuya.
Proses pengadilan menjadi semakin rumit karena disinyalir pembunuhan Altantuya berkaitan korupsi pembelian kapal selam Scorpene Malaysia.
Alntantuya adalah penerjemah yang menjembatani Kementerian Pertahanan dan DCNS selaku produsen kapal selam Prancis.
Sehingga dia tahu seluk beluk proses pembelian sampai pembayaran kapal selam Scorpene.
Untuk alasan itu diduga ia dibunuh.
Selain itu, banyak yang meyakini Altantuya dibunuh untuk memuluskan langkah Najib Razak dalam pemilihan PM Malaysia tahun 2009.
Baca: Lirik Lagu Kuwa Kuwi yang Lagi Viral di Medsos, Berawal dari Request Radio
Baca: Hasil Penelitian Ungkap Semakin Sering Bersama Ayah, Anak Jadi Lebih Pintar, Bisa Tingkatkan IQ
Baca: Jadwal Lengkap Piala FA 26 Januari 2019, Manchester City Vs Burnley Mulai Kick Off Pukul 22.00 WIB
Baca Juga : Ngeri! Sudah Duduk di Atas Kloset, Seekor Ular Piton Besar Mendadak Muncul dari Dalam Lubang Toilet
Jika dibiarkan hidup, perempuan itu bisa membahayakan kampanye politik Najib karena kasus korupsi kapal selam Scorpene.
Versi lain menyebutkan istri sah Najib, Rosmah Mansor yang memerintahkan pembunuhan tersebut karena cemburu suaminya selingkuh.
Kasus ini menjadi buram dan tak diusut oleh pengadilan Malaysia lantaran Najib keburu menjadi Perdana Menteri pada tahun 2009.
Baru pada 2018, setelah Najib lengser, pemerintah Mongolia mendesak Malaysia agar melanjutkan penyelidikan terhadap kematian Altantuya.
Mereka ingin ebenaran di balik dibunuhnya wanita tersebut terbongkar.