Berita Riau
KISAH Wanita Cantik Asal Pekanbaru Jadi Dosen Muda dan Cantik, Ada yang Punya Pengagum Rahasia
Kisah wanita cantik asal Pekanbaru jadi dosen muda dan cantik, ada yang punya pengagum rahasia, banyak pengalaman, dan dengarkan curhat mahasiswa
Penulis: Fernando | Editor: Nolpitos Hendri
KISAH Wanita Cantik Asal Pekanbaru Jadi Dosen Muda dan Cantik, Ada yang Punya Pengagum Rahasia
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Fernando Sihombing
TRBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kisah wanita cantik asal Pekanbaru jadi dosen muda dan cantik, ada yang punya pengagum rahasia, banyak pengalaman, dan dengarkan curhat mahasiswa.
Banyak orang berpendapat kalau teori akademis tidak selalu dapat diterapkan dalam pekerjaan.
Bahkan terkadang teori yang didapat secara akademis tidak menjadi acuan utama dalam dunia pekerjaan.
Baca: 5 Selebgram Cantik Bak Boneka dan Seksi, Ada Sering dapat DM Nakal, Ini Pengakuannya
Baca: KISAH Cewek Cantik Berdarah Minang Jadi Selebgram, Pernah Didatangi Orang Tak Dikenal Saat Malam
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Rokan Hulu Jatuh Cinta pada Profesi Hotman Paris Hutapea yakni Advokat
Inilah yang dirasakan oleh Dewi Martina, seorang dara Dosen Hubungan Masyarakat pada Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI).

Sebelum memutuskan berkarir sebagai akademisi, ia pernah bekerja di perusahaan Media Digital.
Pengalaman yang didapat tidak teoritis.
Apalagi dalam pekerjaan, ia mesti berhadapan dengan banyak orang.
Butuh strategi tersendiri untuk mengerjakan tugas dari tempatnya bekerja.
Wanita 29 tahun ini mengisi mata kuliah bidang komunikasi.
Disiplin ilmu yang diajarkannya memang berkaitan dengan bidang pekerjaan yang digelutinya.
"Menyatukan antara teori dengan pengalaman kerja saya, bagi saya bukan hal yang gampang," ungkapnya, Rabu (23/1/2019).
Kebanyakan orang terjun ke dunia kerja setelah wisuda.
Namun ia bekerja dan menimba pengalaman non-akademis lebih dahulu, lalu menjadi akademisi.

Bagi Dewi, hal ini menjadi kelebihannya sebagai dosen ketika dapat mengkombinasikan materi perkuliahan dengan pengalaman kerja.
Oleh karenanya, ia tetap menggunakan pengetahuannya dari dunia pekerjaan setelah menjadi akademisi sejak 2017 silam.
Baca: KISAH Cewek Cantik Berdarah Minang Jadi Selebgram, Pernah Didatangi Orang Tak Dikenal Saat Malam
Baca: KISAH Cewek Cantik 21 Tahun Asal Pekanbaru, Terapkan Gaya Hidup Jauhi Narkoba
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Model, Pandai Dandan dan Geluti Modern Dance
Guna menyelaraskannya, butuh proses panjang dan tidak mudah.
"Pas saya jadi dosen, saya harus memahami teori dari dasar," kata Dewi. Ia harus belajar keras untuk mendapatkan metode pengajaran yang diperkaya dengan pengalaman kerja.
Dewi terinspirasi dari seorang dosennya di Program Magister.
Ia sangat mengidolakan dosen tersebut karena materi perkuliahan yang disampaikan dibumbui ilmu lapangan, sehingga mahasiswa, termasuk dirinya, lebih mudah memahami materi yang disajikan.
Dosen yang menginspirasi itu, telah melahirkan ketertarikannya untuk menjadi akademisi.
"Awalnya saya nggak ada niat jadi dosen. Tapi karena mengajar dengan adanya pengalaman kerja, ternyata menyenangkan," kata Dewi.
Dewi berusaha menjadi dosen yang disenangi mahasiswanya.
Ia ingin meyakinkan bahwa ilmu yang didapat dari bangku kuliah, sangat bermanfaat di dunia kerja.
Mahasiswanya siap terjun ke dunia kerja setelah tamat kuliah.
Muda, Cantik, Kaya Pengalaman
Dewi Martina adalah seorang wanita muda, cantik dan kaya pengalaman.
Tamat dari London School of Public Relation Jakarta Jurusan Mass Communication, ia melanjutkan studi ke jenjang Master melalui program akselerasi di kampus yang sama.
Baca: KISAH Cewek Cantik 19 Tahun Asal Pekanbaru, dari Masa SMA hingga Kuliah di Fakultas Hukum
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru dalam Menghadapi Macet Lalu Lintas, Ini Triknya untuk Tetap Mood
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi FDJ, Tampil di Tempat Hiburan Malam hingga Acara Formal
Saat masih kuliah, ia bekerja selama empat tahun di berbagai perusahaan Digital Media.
Mulai dari Yahoo, Youtube, Facebook dan Instagram.
Ia juga pernah magang sebagai Asisten Produksi di sebuah stasiun Televisi swasta nasional.
Menjadi dosen, Dewi berprestasi.
Salah satunya terpilih mewakili Indonesia mengikuti program short course di Institute for Transformative Learning of The International Network of Engaged Buddhists (INEB) di Thailand.
Program ini bertajuk School of English for Engaged Social Service (SENS) 2019.
Dewi bersama dosen Humas dari perguruan tinggi di berbagai negara Asia dan Eropa dalam program ini.
Dewi sekaligus dosen termuda dalam program tersebut.
Sebelumnya, Dewi mengikuti serangkaian seleksi terhadap dosen beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia.
Ibu Harus Cerdas
Dewi memang masih tergolong muda.
Namun di usianya sekarang, dia sudah termasuk wanita yang sudah sangat mapan untuk mengayuh bahtera rumah tangga.
Bicara soal sosok istri dan ibu, Dewi tidak setuju dengan orang yang berpendapat wanita tidak perlu sekolah tinggi.
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Penari Balet, Berawal dari Coba-coba hingga Raih Prestasi
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Padang Jadi Penyanyi di Pekanbaru, Pernah Tampil di Istana Negara
Baca: KISAH Dua Cewek Cantik Pemain Perkusi Asal Pekanbaru, Ini Foto-foto Cantik Mereka
Sebab nantinya akan menjadi ibu rumah tangga juga.
"Ibu itu harus cerdas. Ibu dan istri itu harus berpengetahuan luas," ungkap Dewi.
Menurut dia, ibu adalah tempat pertama anak belajar sebelum sekolah.
Dosen Ini Pernah Dengarkan Curhat Mahasiswanya
Banyak hal yang ada dalam lika liku dosen cewek yang masih muda satu ini.

Bagi seorang dosen cewek, Tika Mutia SIKom MIKom (ig: @tikavemeutia), menjadi dosen muda punya tantangan tersendiri tapi juga memiliki kelebihan, ketika jarak umur dosen dengan mahasiswa tidak terpaut jauh, menjadi tantangan untuk tetap menunjukkan profesionalisme dalam dunia akademik.
Menurut Tika, dosen muda termasuk ke dalam golongan Gen Y yang lahir pada tahun 1980-an hingga 1995-an, sedangkan mahasiswa sekarang disebut Gen Z yang lahir pada tahun 1995-an hingga 2000-an.
Gen Y dan Gen Z sama-sama sudah aware dengan perkembangan teknologi, aktif dalam media sosial dan punya gaya hidup yang hampir sama, sehingga mereka gampang akrab karena sering berinteraksi.
"Menjadi dosen muda, saya tidak kesulitan dalam mentransfer ilmu, dan tidak canggung. Apa yang menjadi pengalaman saya, saya bisa langsung share ke mahasiswa, tidak harus di kelas, di grup sosial media misalnya. Maka, saya dekat dengan mahasiswa dan jadi dosen favorit. Dirayu mahasiswa di kelas sudah jadi resiko, karena mereka menganggap sebagai teman, tempat curhat, malah jadi target gebetan," ungkap Tika.
Melihat kondisi itu, Tika harus bisa memposisikan diri dan tetap menjaga image sebagai dosen, ia tidak terlalu akrab dengan mahasiswa, sehingga mahasiswa tidak memandang remeh.
"Sebagai dosen muda, penguasaan internet menjadi sesuatu yang penting terutama untuk mendidik Gen Z yang memang melek internet. Saya tidak lagi hanya mengandalkan info dari media mainstream, atau hanya mengandalkan dari buku-buku. Untuk bahan ajar, saya lebih suka mengakses jurnal-jurnal online, dan menggunakan jasa media sosial untuk praktikum mahasiswa," jelas Tika.
Baca: 3 FDJ Cantik Asal Pekanbaru, Jadi Pengusaha hingga Bergelut dengan Dunia Malam
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi FDJ, Tampil di Tempat Hiburan Malam hingga Acara Formal
Baca: KISAH Dua FDJ Cantik Asal Pekanbaru, Jadi Pengusaha hingga Bertarung dengan Kejamnya Dunia Malam
Untuk menambah pengetahuan, Tika juga sering sekali membaca buku melalui smartphone, karena lebih mudah untuk dijadikan bahan diskusi dengan mahasiswa.
Ia cukup nge-share e-book atau e-journal melalui media sosial mahasiswanya, dan ia bisa mengajar dan belajar di mana saja, tidak lagi terbatas pada dinding kelas.
"Saya juga harus menguasai teknik mengajar yang pas, sesuai dengan karakter mahasiswa saat ini yang tidak bisa terlalu serius dan monoton. Saya harus terus bisa mengikuti trend yang ada saat ini. Saya lebih dituntut untuk lebih bisa memotivasi minat dan fokus belajar mahasiswa, karena kuatnya terpaan teknologi dikhawatirkan mahasiswa kehilangan fokus untuk belajar. Mereka terlalu sibuk di dunia maya, berselfie ria, jadi selebgram, buka lapak online dan lain sebagainya, sehingga melupakan tugas utama mereka yakni kuliah," sebut Tika.
Dosen Muda dan Cantik Ini Punya Pengagum Rahasia
Satu resiko menjadi dosen muda, adanya mahasiswa yang jatuh cinta. Hal ini dialami seorang dosen muda dan cantik, Desliana Dwita (ig: @deslianadwita).

Ia memiliki pengagum rahasia dan itu adalah mahasiswa yang jatuh cinta padanya.
"Saya ada pengagum rahasia. Sampai beberapa minggu lalu, saya masih dapat SMS yang mengaku sebagai mahasiswa dan jatuh cinta kepada saya. Ketika ditanya siapa namanya dan semester berapa, ia tidak mau menjawab karena katanya takut nilainya terancam. Hampir setiap hari sms, tapi tetap tidak mau menyebutkan nama. Saya tidak pernah tanggapi sms-nya tapi masih tetap sms terus," ungkap Dewi.
Kalau di kampus, kata Dewi, paling mahasiswa cuma berani komentar kecil, mau menghadap ke dosen cantik dulu.
Itupun tidak berani terang-terangan, takut juga mereka.
"Saat dirayu, saya biasa saja malahan merasa terganggu," ujar Dewi.
Sebagai dosen muda, berhubungan dengan internet untuk kebutuhan bahan ajar, tentu saja. Biasanya karena sulit mencari buku, ia cari di e-book.
Kemudian untuk referensi penelitian, ia buka google scholar yang isinya jurnal-jurnal penelitian untuk mengembangkan wawasannya terutama yang berkaitan dengan bidang kajiannya tentang gender dan media.
"Kadang saya juga baca buku dari smartphone, biasanya kalau tidak sempat buka laptop. Saya buka google scholar lewat smartphone. Saya juga baca portal berita untuk mengetahui perkembangan berita terbaru. Untuk tugas mahasiswa, biasanya saya minta mahasiswa untuk menganalisa tentang berita terbaru yang sedang hangat, atau menganalisa fungsi media saat ini, berkaitan dengan mata kuliah yang saya ampu, komunikasi massa, manajemen media massa, serta hukum dan etika penyiaran," tutur Dewi. (*)