Pilpres 2019
Sandiaga Uno Berpengaruh Besar Bagi Prabowo Dalam Mendulang Suara Pilpres 2019. Ini Perannya
Sandiaga Uno Berpengaruh Besar Bagi Prabowo Subianto Dalam Merekrut Suara. Ini Sasaran yang Mereka Incar
Sandiaga Uno Berpengaruh Besar Bagi Prabowo Subianto Dalam Merekrut Suara. Ini Sasaran yang Mereka Incar
TRIBUNPEKANBARU.COM – Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno memiliki peran penting bagi Calon Presiden Prabowo Subianto. Sandiaga Uno diyakini sangat mempengaruhi perolehan suara pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden ini.
Pengaruh yang diberikan Sandiaga Uno terhadap Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019) adalah merekrut suara milineal.
Demikian yang disampaikan oleh Arya Fernandes, peneliti dari Center of Strategic and International Studies (CSIS).
Seperti dikutip dari Intisari.grid.id, Senin (28/1/2019), Arya Fernandes menyampaikan, milenial pada pemilu kali ini memiliki dampak yang besar.
Pasalnya, hampir setengah populasi suara akan ditentukan oleh generasi muda tersebut.
Perubahan ini membuat Jokowi dan Prabowo menyesuaikan karakteristik pemilih dengan cawapresnya.
Baca: Ungkapan Hati Prabowo yang Sedang Gembira, Tadinya Saya Merasa Kesepian
Baca: Partai Bulan Bintang PBB Resmi Dukung Jokowi-Maaruf Amin Ini Penjelasan Yusril Ihza Mahendra
Baca: Suara PBB di Riau Pecah Sebagian Dukung Jokowi Sebagian ke Prabowo
Prabowo, disebut Arya, mengalami stagnasi suara dari sisi segmen pemilih dalam empat tahun terakhir.
Terpilihnya Sandiaga sebagai cawapres menempati posisi penting untuk menggaet kalangan milenial.
Hal ini juga diklaim oleh Sandiaga Uno, seperti dilansir Kompas.com, Selasa (30/10/2018).
Ia menyebutkan, suara generasi milenial untuk Prabowo-Sandi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini lebih tinggi dibandingkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Hal itu ia ungkap berdasarkan hasil survei internal tim suksesnya. "Dari survei kita yang akurat, sekarang suara generasi milenial kita sudah mengungguli Jokowi," kata Sandi.
Menurut Sandi, ada berbagai aspek yang membuat generasi milenial memilih dirinya dengan Prabowo.
Aspek tersebut di antaranya program wirausaha, lingkungan hidup, kesenian, dan hal yang menyangkut teknologi digital.
"Hal-hal itu yang mengikat generasi milenial terhadap kita. Mereka akan jadi duta dan menyampaikan berita baik dan positif," jelasnya.
Kendati demikian, Sandi enggan menjawab ketika ditanya mengenai perbandingan angka dari survei tersebut.
Menurutnya, hal penting yang perlu dilihat adalah keunggulan tersebut yang berhasil dicapai setelah sekian lama.
"Kita capai setelah tertinggal selama mungkin enam bulan terakhir. Kalau dilihat momentum, milenial ada bersama kami," papar Sandi.
Ia menambahkan, meskipun survei menunjukkan keunggulan, ia menghimbau kepada seluruh tim sukses untuk tidak terlena.
Pasalnya, masih ada 50 persen suara generasi milenial yang belum menentukan maupun memantapkan pilihanya.
SIMAK KABAR TERBARU DI INSTAGRAM KAMI @tribunpekanbaru :
Sementara itu, ikata Arya, di lain pihak, Jokowi memilih Ma’ruf Amin sebagai antisipasi dari politik identitas.
Pemilihan ini juga sekaligus diharapkan untuk mendulang suara dari pemilih muslim, mengingat Ma’ruf berasal dari NU.
Menurut Arya, kehadiran Sandi sebagai kompetitor mengubah narasi Jokowi tentang milenial.
Arya menilai, saat ini Jokowi tengah menghadapi dilema terkait segmen pemilih dan belum memberikan keputusan.
“Jokowi dihadapkan pada situasi yang rumit karena dia harus memilih di antara dua segemen, apakah akan fokus pada segmen milenial atau pemilih muslim,” papar Arya.
Sementara itu, Prabowo sudah merapat pada generasi milenial yang memiliki potensi suara besar dan juga pemilih perempuan.
Baca: Aldira Chena Kesal Disebut Pelaku Prostitusi, Hati-hati Berkomentar, Jangan Sampai Kalian Menyesal!
Baca: VIRAL! Gagal Bujuk Dul Jaelani Acungkan 2 Jari, Ahmad Dhani Bilang Begini!
Baca: BEJAT! Walau Sudah Punya Pacar, Buruh Bangunan Ini Tega Perkosa Adik Kandungnya
Pemilu periode lalu menghasilkan selisih 6% dengan perolehan Jokowi-JK 53,15% dan Prabowo-Hatta 46,85%.
Perkiraan Arya, periode kali ini akan menghasilkan selisih suara kurang lebih 10%.
Arya menduga akan terjadi perpindahan suara dari masing-masing kubu.
Pemilih Jokowi pada periode lalu ada kemungkinan berpindah memilih Prabowo, begitu pula sebaliknya.
Namun angka perpindahan ini tidak besar.
Jangka waktu kampanye yang masih panjang juga ikut menentukan hasil akhir perolehan suara masing-masing kandidat.
“Bisa saja situasi (angka selisih) makin mendekat. Tergantung seberapa besar kemampuan peluang penantang ini bermain pada isu ekonomi dan seberapa besar (kemampuan) petahana menjaga suaranya,” ujarnya. (*)
