Ikan Sepanjang 4 Meter Muncul ke Permukaan Laut, Media Sosial di Jepang Heboh Akan Ada Bencana Besar
Kemunculan Ikan Dayung menurut kepercayaan warga pertanda akan datang bencana. Ikan 4 meter ini biasa hidup di laut dalam
Penulis: Afrizal | Editor: Afrizal
Kemunculan Ikan Dayung menurut kepercayaan warga pertanda akan datang bencana. Ikan 4 meter ini biasa hidup di laut dalam
TRIBUNPEKANBAU.COM - Pengguna Media sosial di Jepang heboh dan dicemaskan dengan penemuan beberapa ikan laut.
Ikan yang ditemukan itu secara tradisional dianggap sebagai pertanda akan adanya bencana alam.
Melansir Mstar.com.my, Sabtu (2/2/2019), Senin lalu, seekor ikan dayung sepanjang 4 meter ditemukan di pelabuhan Imizu utara pantai Toyama.
Ikan yang sudah mati itu dibawa ke akuarium Uozo untuk keperluan penyelidikan.
Dua ikan serupa sembilan hari lalu juga ditemukan di Teluk Toyama.
Catatan menunjukkan 4 ikan dayung juga ditemukan di Teluk Toyama 2015 silam.
Baca: Gempa 5,7 SR Guncang Kota Sabang Aceh, Tidak Berpotensi Tsunami
Baca: Ramalan Baba Vanga di 2019: Perekonomian Jatuh Hingga Tsunami Melanda Asia, Indonesia?
Baca: Ini 3 Fakta Awan Tsunami di Makassar, 5 Pesawat Beputar-putar Selama 30 Menit Serta Penjelasan BMKG
Ikan ini memiliki ciri badan panjang berwarna perak.
Sirip merah dan biasanya mendiami laut dalam.
Ikan dayung ini jarang muncul ke permukaan.
Legenda setempat menyatakan bila ikan dayung muncul ke permukaan perairan dangkal, bermakna bencana sudah mendekat.
Bahkan dalam nama tradisional Jepang, ikan spesies ini disebut ryugu no tukai.
Artinya utusan dari istana raja naga, yang ada kaitan dengan bencana alam pada masa lalu.
Menurut kepercayaan setempat, ikan jenis ini akan naik ke permukaan dan pantai menjelang gempa bumi.
Sehubungan dengan teori-teori ilmiah adalah, ikan yang jauh di bawah mungkin sangat rentan terhadap gerakan seismik dan bertindak dengan cara yang tidak masuk akal sebelum gempa bumi.
Profesor Hiroyuki Motomura, dari Universitas Kagoshima, memiliki penjelasan yang beda tentang temuan ikan dayung baru-baru ini.
Dirinya mengaku memiliki 20 spesien ikan dalam koleksi.
Baca: Usai 5 Jam Diperiksa, Rocky Gerung: Rupanya si Pelapor Itu Gagal Paham Beda Fiksi dan Fiktif
Baca: Salah Sebut Nama Prabowo saat Doakan Jokowi, Ulama NU KH Maemun Zubair: Saya Luput Sudah Tua
Baca: Tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai Penderita Demam Berdarah Dengue, Suhu Badan Turun tapi Tetap Loyo
Ikan dayung naik ke permukaan ketika kondisi fisik mereka lemah.
Terjadi peningkatan arus air sehingga mereka sering mati saat ditemukan.
"Saya memiliki sekitar 20 spesimen ikan ini dalam koleksi sehingga bukan spesies yang sangat langka, tetapi saya percaya ikan ini cenderung naik ke permukaan ketika kondisi fisik mereka lemah, peningkatan aliran air, itulah sebabnya sering mati ketika ditemukan," katanya melansir Mstar.com,my
Hiroyuki Motomura menambahkan laporan yang menghubungkan ikan ini dengan aktivitas seismik sudah ada sejak bertahun-tahun.
Namun tidak ada bukti ilmiah dari korelasi ini.
"Laporan yang menghubungkan mereka dengan aktivitas seismik telah ada selama bertahun-tahun, tetapi tidak ada bukti ilmiah dari hubungan ini, jadi saya tidak berpikir orang harus khawatir tentang hal itu."
Namun, reputasi ikan oar sebagai indikator bencana pasti akan meningkat setelah setidaknya 10 ikan oar terdampar di sepanjang pantai utara Jepang pada tahun 2010.
Baca: Manfaat Naik Turun Tangga bagi Kesehatan, Kurangi Stres hingga Buat Jantung Lebih Sehat
Baca: 4 Manfaat Minum Air Putih Pagi Hari yang Tak Diketahui Orang Banyak, Bersihkan Tubuh dari racun
Baca: 4 Makanan Penambah Trombosit Saat Diserang Demam Berdarah, Angkak hingga Jambu Biji
Pada bulan Maret 2011, gempa berkekuatan 9 melanda timur laut Jepang, memicu tsunami besar yang menewaskan hampir 19.000 orang serta menghancurkan pabrik nuklir Fukushima.
Karenanya, setiap kali ikan dayung muncul, orang-orang terutama di media sosial akan menghubungkannya dengan bencana.
Sebuah pesan di Twitter mengklaim: "Ini tidak dapat disangkal sebagai bukti awal gempa bumi, dan jika berada di Nankai, itu mungkin gempa besar."
Para ahli mengingatkan pada goncangan di Palung Nankai, yang sejajar dengan pantai selatan Jepang dari Nagoya ke pulau Kyushu selatan, dapat memicu tsunami yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan kerusakan di wilayah pesisir.
Perkiraan pemerintah terbaru, baru-baru ini menunjukkan lebih banyak tsunami dengan ketinggian lebih dari 30 meter dapat dihasilkan oleh gempa bumi yang kuat. (*)
