Indragiri Hilir
HM Wardan Pakaikan Tanjak Hitam kepada Luhut Binsar Panjaitan Saat ke Riau, Ini Nama Tanjaknya
Bupati Indragiri Hilir, HM Wardan pakaikan tanjak warna hitam kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Kemaritiman) Luhut Binsar Panjaitan
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Nolpitos Hendri
Melilitkan kain di kepala menjadi ciri khas kaum adam di daratan Melayu.
Bentuk kain bisa beragam, seni melilitkannya juga cukup variatif.
Kain yang dililitkan di kepala itu dinamakan Tanjak.
Ibarat kaum pria Jawa memakai blangkon, sebagai simbol adat Jawa, yang sudah sangat populer di Indonesia.
Keberadaan Tanjak di daratan Melayu juga sebagai ciri khas sejak bumi terbentang.
Kini, di berbagai daerah kembali mempopulerkan yang menjadi ciri dan simbol adat tersebut.
Seperti di kabupaten Siak, pupati, pejabat hingga anak muda kembali gemar memakai tanjak.
Tentu saja dengan bentuk dan variasi yang sudah dimodifikasi.
Kenapa kaum pri Melayu Siak memakai Tanjak?
Tentu mempunyai alasan yang mengakar jika dirunut dari sejarah dan fungsinya.
Sebenarnya, Tanjak dianggap lambang kewibawaan di kalangan masyarakat Melayu.
Semakin tinggi dan kompleks bentuknya, menunjukkan semakin tinggi pula status sosial sipemakainya.
Baca: KISAH Cewek Cantik Berhijab Asal Pekanbaru, Suka Menulis Tentang Lingkungan dan Teroris
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Bertubuh Lansing, Geluti Modern Dance Sejak Usia Belia
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Tulungagung Merantau di Pekanbaru, Pilih Jadi FDJ, Tepis Imej Negatif
Ketua Majlis Kerapatan Adat Lembaga Adat (MKA) Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Siak, Zulkifli ZA menerangkan, tanjak biasa dipakai masyarakat Melayu di seluruh lapisan kelas sosial, baik di lingkungan kerajaan sebagai kalangan bangsawan maupun pada lapisan masyarakat kelas bawah.
"Begitu seorang pria meninggalkan rumah, biasa ia mengenakan tanjak. Fungsinya sebagai penutup kepala dari gangguan udara maupun reranting kayu. Awalnya berbentuk ikat biasa, lama kelamaan cukup variatif dan gaya," kata dia, Jumat (3/2/2017).
Pembuatan tanjak yang lebih berkreasi digagas oleh orang Melayu dahulu yang aktif di bidang gerak tangan.