Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Indragiri Hilir

HM Wardan Pakaikan Tanjak Hitam kepada Luhut Binsar Panjaitan Saat ke Riau, Ini Nama Tanjaknya

Bupati Indragiri Hilir, HM Wardan pakaikan tanjak warna hitam kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Kemaritiman) Luhut Binsar Panjaitan

Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/T Muhammad Fadli
HM Wardan Pakaikan Tanjak Hitam kepada Luhut Binsar Panjaitan Saat ke Riau, Ini Nama Tanjaknya 

HM Wardan Pakaikan Tanjak Hitam kepada Luhut Binsar Panjaitan Saat ke Riau, Ini Nama Tanjaknya

TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN - Bupati Indragiri Hilir, HM Wardan pakaikan tanjak warna hitam kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Kemaritiman) Luhut Binsar Panjaitan saat tiba di Tembilahan Riau, ini nama tanjaknya.

Nama tanjak hitam yang dipakaikan HM Wardan kepada Luhut Binsar Panjaitan adalah Dandam Tak Sudah.

Pemasangan tanjak itu sebagai tanda penghormatan kepada tamu yang datang ke Indragiri Hilir yang memiliki adat Melayu.

Baca: 3 FDJ Cantik Asal Pekanbaru, Jadi Pengusaha hingga Bergelut dengan Dunia Malam

Baca: 3 Hijaber Cantik Bak Boneka, Ada yang Pernah Terima DM Nakal dan Dihakimi Netizen

Baca: 5 Selebgram Cantik Bak Boneka dan Seksi, Ada Sering dapat DM Nakal, Ini Pengakuannya

Pematah Melayu mengatakan, "Cerdik penghubung lidah, berani pelapis dada. Yang didahulukan selangkah, yang ditinggikan seranting, yang dilebihkan serambut yang dimulaikan sekuku". Begitulah sebenarnya seorang pemimpin yang ideal bagi masyarakat.

Ketika Tanjak telah di tabalkan berarti, kewajiban dan tanggung jawab besar sudah menunggu dirinya. Sesungguhnya pemimpin bijak adalah pemimpin yang selalu menjaga janji dan memegang teguh amanah. Pemimpin juga harus bijak dan dapat dipercaya.

Pemimpin tidak boleh ingkar janji terhadap janji yang pernah diucapkannya, pemimpin juga akan selalu menjaga marwah diri, keluarga dan marwah seluruh rakyatnya.

Begitulah sebenarnya hakekat tanjak yang sesungguhnya.

Tanjak bukan hanya sebuah hiasan kepala untuk sekedar melestarikan budaya, tetapi tanjak membawa pesan moral yang luar biasa bagi siapapun yang memakainya, karena dalam tanjak ada nasehat dan anjuran supaya orang dapat memanfaatkan segala kemampuannya sesuai pengetahuan yang dimilikinya untuk kepentingan diri dan masyarakat.

Baca: TERUNGKAP Inisial Wanita Cantik Bersama Andi Arief Saat Ditangkap Polisi di Hotel Soal Kasus Narkoba

Baca: SISWI CANTIK Asal Pekanbaru, Hobi Menari dan Modern Dance hingga Raih Nilai Tertinggi Aremso Riau

Baca: KISAH Mahasiswi Cantik Asal Pekanbaru Menulis Buku dan Kuliah, Lakoni Beberapa Pekerjaan Sekaligus

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Kemaritiman) RI Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan menggelar Kunjungan kerja (kunker) ke Kota Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau pada Senin (4/3/2019).

Dalam kunker kali ini Menko Kemaritiman akan memberikan materinya yang bertajuk Membangun Industri Kelapa Terpadu dan berkelanjutan.

Setelah menempuh perjalan udara menggunakan helikopter dari Pekanbaru, Menko Kemaritiman mendarat di lapangan Kantor Bupati Inhil sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung menuju Lapangan Gajah Mada Tembilahan sebagai pusat acara.

Tiba di Jalan Gajah Mada, Menko Kemaritiman Menko Kemaritiman yang juga di dampingi Wakil Gubernur Riau Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution S. Ip, Walikota Pekanbaru Ir. Firdaus serta mantan Menteri Agama RI Alwi Shihab di sambut oleh Bupati Inhil HM Wardan dengan pemasangan tanjak.

HM Wardan Pakaikan Tanjak Hitam kepada Luhut Binsar Panjaitan Saat ke Riau, Ini Nama Tanjaknya
HM Wardan Pakaikan Tanjak Hitam kepada Luhut Binsar Panjaitan Saat ke Riau, Ini Nama Tanjaknya (Tribun Pekanbaru/T Muhammad Fadli)

Menko Kemaritiman dan rombongan juga di sambut oleh kesenian pencak silat serta berbagai kesenian lainnya sebelum berjalan kaki bersama rombongan unsur Forkompinda Inhil menuju Lapangan Gajah Mada Tembilahan diantara ratusan pelajar SDN di Tembilahan juga ikut menyambut Menko Kemaritiman.

Baca: SANDIAGA UNO ke Riau, Warga Siak Bernama Syamsiah Minta TENAGA KERJA ASING Diusir ke Negaranya

Baca: KISAH Hijaber Cantik Asal Aceh Jadi Selebgram, Cantik Bak Boneka, Ada yang DM Nakal

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Raih Nilai Tertinggi ASEAN Regional English Mathematics Science

Tidak hanya sampai di situ, penyambutan Menko Kemaritiman berlanjut di pertengahan jalan saat berjalan kaki menuju Lapangan Gajah Mada, dimana Menko Luhut dan Wakil Gubernur Riau menunggangi Burung dan Singa untuk di arak menuju lokasi acara oleh Grup Singa Depok Modern Kecamatan Kempas.

Tiba di Lapangan Gajah Mada, Menko terlebih dulu meninjau stand – stand kerajinan berbahan dasar kelapa sebelum naik ke panggung Lapangan Gajah Mada.

Menko Kemaritiman RI Jend. TNI (Purn). Luhut Binsar Panjaitan mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Inhil atas sambutan yang meriah dan luar biasa kepadanya dan rombongan.

“Luar biasa sambutan pak bupati, terimakasih kami disambut dengan baik disini yang betul membesarkan hati kami,” ujar Menko Kemaritiman mengawali sambutannya di hadapan masyarakat dan tamu undangan yang hadir.

Menko Kemaritiman juga tidak lupa menyampaikan salam dari Presiden RI Joko Widodo kepada masyarakat Tembilahan.

“Salam hangat dari bapak Presiden karena tidak bisa datang,” imbuhnya.

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Riau Lahir 9 Hari Setelah Soeharto Jatuh pada Reformasi 1998

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Sawahlunto Merantau di Pekanbaru, Bekerja di BUMN, Berbisnis Make Up Artis

Baca: KISAH Cewek Cantik Berdarah Biru atau Bangsawan Asal Riau, Jualan Kue dan Roti

Dalam Kunkernya kali ini, Menko Kemaritiman juga membagikan secara simbolis sertifikat tanah untuk rakyat yang merupakan Program Strategis Nasional (pronas).

Luhut Binsar Panjaitan Bagikan Sertifikat Tanah Prona

Kunjungan kerja (Kunker) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Jendral TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan di Tembilahan juga di manfaatkannya untuk sekaligus menyerahkan secara resmi sekitar 17 ribu sertifikat hak atas tanah secara gratis kepada masyarakat Inhil.

Luhut Binsar Panjaitan Bagikan Sertifikat Tanah Prona
Luhut Binsar Panjaitan Bagikan Sertifikat Tanah Prona (Tribun Pekanbaru/T Muhammad Fadli)

Sertifikat tanah untuk rakyat merupakan program strategis nasional (Pronas) Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Secara simbolis Menko Kemaritiman menyerahkan sertifikat mewakili Presiden Joko Widodo yang belum sempat hadir kepada masyarakat di Lapangan Gajah Mada Tembilahan, Senin (4/3/2019).

Melalui sertifikat ini, Luhut berharap masyarakat memiliki dasar yang kuat atas kepemilikan tanahnya sehingga tidak bisa di ganggu oleh pihak lain.

"Program sertifikat tanah gratis ini dibentuk agar masyarakat memiliki legalitas atas tanahnya atau propertynya dan tidak dapat disengketakan. Dengan sertifikat ini akan di lindungi hukum," tuturnya.

Baca: KISAH Cewek Cantik Jadi Wanita Angkatan Udara Asal Garut, Tugas di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Duta Lingkungan, Belajar Membuat Pupuk Kompos dari Sampah

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Bahagiakan Orangtua, Jadi Guru Private Hingga Business Woman

Selain itu, dikatakannya, penyerahan sertifikat ini merupakan upaya percepatan dari target dari 126 juta hektare bidang tanah agar bersertifikat pada 2024.

“Penyerahan sertifikat gratis ini akan terus dilanjutkan karena berkaitan langsung dengan masyarakat,” tuturnya.

Jenis Tanjak Melayu untuk Harian di Riau

Melilitkan kain di kepala menjadi ciri khas kaum adam di daratan Melayu.

Bentuk kain bisa beragam, seni melilitkannya juga cukup variatif.

Kain yang dililitkan di kepala itu dinamakan Tanjak.

Ibarat kaum pria Jawa memakai blangkon, sebagai simbol adat Jawa, yang sudah sangat populer di Indonesia.

Keberadaan Tanjak di daratan Melayu juga sebagai ciri khas sejak bumi terbentang.

Kini, di berbagai daerah kembali mempopulerkan yang menjadi ciri dan simbol adat tersebut.

Seperti di kabupaten Siak, pupati, pejabat hingga anak muda kembali gemar memakai tanjak.

Tentu saja dengan bentuk dan variasi yang sudah dimodifikasi.

Kenapa kaum pri Melayu Siak memakai Tanjak?

Tentu mempunyai alasan yang mengakar jika dirunut dari sejarah dan fungsinya.

Sebenarnya, Tanjak dianggap lambang kewibawaan di kalangan masyarakat Melayu.

Semakin tinggi dan kompleks bentuknya, menunjukkan semakin tinggi pula status sosial sipemakainya.

Baca: KISAH Cewek Cantik Berhijab Asal Pekanbaru, Suka Menulis Tentang Lingkungan dan Teroris

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Bertubuh Lansing, Geluti Modern Dance Sejak Usia Belia

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Tulungagung Merantau di Pekanbaru, Pilih Jadi FDJ, Tepis Imej Negatif

Ketua Majlis Kerapatan Adat Lembaga Adat (MKA) Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Siak,  Zulkifli ZA menerangkan, tanjak biasa dipakai masyarakat Melayu di seluruh lapisan kelas sosial, baik di lingkungan kerajaan sebagai kalangan bangsawan maupun pada lapisan masyarakat kelas bawah.

"Begitu seorang pria meninggalkan rumah, biasa ia mengenakan tanjak. Fungsinya sebagai penutup kepala dari gangguan udara maupun reranting kayu. Awalnya berbentuk ikat biasa, lama kelamaan cukup variatif dan gaya," kata dia, Jumat (3/2/2017).

Pembuatan tanjak yang lebih berkreasi digagas oleh orang Melayu dahulu yang aktif di bidang gerak tangan.

Kreasi yang muncul pada awalnya diberi nama tebing runtuh, belalai gajah, pial ayam, elang menyongsong angin dan lain sebagainya.

Penamaan itu juga menyesuaikan bentuk tanjak yang dibuat, sehingga sangat populer di dunia Melayu.

"Sayangnya sekarang, tanjak atau disebut juga dengan ikat, yang dibuat pada zaman kerajaan memang sangat sulit ditemukan," kata dia.

Sedangkan bentuknya, ada juga disebut dengan ikat sabelit. 

Di lingkungan Kerajaan Siak, dulu, yang cukup terkenal  adalah ikat Pial Ayam.

Ini biasa dipakai para panglima.

Sedangkan ikat Elang Menyongsong Angin biasa dipakai oleh Datuk Limapuluh.

Khusus untuk Datuk Pesisir, ciri khasnya adalah ikat Hangtuah.

"Ikat Elang Menyongsong Angin ini melambangkan kebijaksanaan dan kecermatan elang dalam memainkan gerak angin. Sementara ikat Hang Tuah melambangkan ketegasan," kata dia.

Baca: KISAH Cewek Cantik Berdarah Minang Jadi Selebgram dan Ketemu Jodoh melalui Bisnis Online

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Hidup Mandiri, Geluti Beberapa Pekerjaan

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Cirebon Merantau di Pekanbaru, Pilih Fashion Designer dan Ikuti Intermodel

Selain bentuk, warna juga sangat beragam.

Zulkifli menjelaskan, tanjak adat biasanya berwarna hitam, sedangkan untuk pengantin disesuaikan dengan pakaian.

"Biasanya ikat pengantin itu ikat Hangtuah, namun sekarang banyak yang meniru ikat Dendam Tak Sudah yang populer di Malaysia," kata Sang Datuk.

Meski demikian, kaum adat mendukung penuh kebijakan Bupati Siak Syamsuar yang menerapkan pemakaian tanjak di lingkungan pemerintahan, minimal 3 kali seminggu.

Kata dia, pada dasarnya pemakaian tanjak dan baju Melayu akan memberikan kewibawaan dan dampak psikologis bagi pemakainya.

Namun, ia mengingatkan agar pemakaian tanjak di lingkungan pemerintahan tersebut tetap disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan adat berlaku.

"Saya mendukung kebijakan bupati Siak sebagai pioner menggalakkan kembali budaya bertanjak di Provinsi Riau. Sebab kita sudah punya Grand Design Kebudayaan Melayu," kata dia.

Untuk ASN ia menyarankan agar tidak memakai tanjak yang  terlampau tinggi. Supaya dapat dibedakan mana yang tanjak adat dengan pakaian harian mana tanjak adat yang dipakai pada hari-hari tertentu.

"Ikatnya bisa ikat Pial Ayam atau Elang Menyongsong Angin yang disederhanakan," sebutnya.

Ini nama dan jenis tanjak di Melayu Riau:

1. Belalai Gajah

2. Dandam Tak Sudah

3. Tebing Runtuh

4. Anak Gajah Manyusu

5. Elang Melayang

6. Elang Menyongsong Angin

7. Pucuk Pisang

8. Ayam Patah Kepak

9. Pari Mudek

10. Sering

11. Buana

12. Balung Ayam

13. Cogan Daun Kopi

14. Sekelongsang Bunga

15. Mumbang Belah Dua

16. Solok Timba

17. Kacang Dua Helai Daun

18. Ketam Budu

19. Sarang Kerangga

20. Setanjak Balung Raja. (Tribuntembilahan.com/T. Muhammad Fadhli)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved