Mahasiswi UIN Suska Riau Ini Sukses Geluti Bisnis Sari Lemon
Kondisi kehidupan yang serba pas-pasan membentuk sosok Tamara Pratiwi menjadi wanita tangguh. Dia berjuang sendiri menggapai masa depan yang cerah.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: ihsan
Bedanya dengan produk lain, terletak pada proses pengemasan. Ia menggunakan botol plastik yang dapat dipakai berulang-ulang.
"Jadi nggak sekali pakai, langsung buang. Ramah lingkungan juga," katanya.
Tamara harus belajar dari beberapa referensi tentang pengemasan produk minuman agar beda dari yang lain.
Ia akhirnya menemukan teknik sterilisasi kemasan yang jarang diterapkan. Namun ia masih merahasiakan teknik ini.
Dara kelahiran Muara Mahat Baru, Tapung, Kampar ini memberi sedikit bocoran.
"Sterilisasinya dari luar kemasan. Ada perendaman dengan suhu tertentu. Terlalu panas malah berbahaya, terlalu dingin juga kurang baik. Rahasianya campuran dalam air perendaman itu. Tanpa bahan kimia," jelasnya.
Sari Lemon produk Tamara bisa bertahan lebih lama. Jika disimpan dalam freezer, bisa bertahan hingga sebulan. Sedangkan di suhu ruangan, sekitar dua minggu.
Tiap kemasannya, dia jual paling tinggi Rp. 45.000.
"Saya sudah survei ke beberapa produsen Sari Lemon. Jarang yang pakai metode ini. Bahkan belum ada yang jual di bawah 50 ribu," ujar Tamara.
Sari Lemon buatannya bisa dimanfaatkan untuk minuman kesehatan dengan dicampur air putih.
Dapat dicampur madu untuk penyegar. "Bagi yang diet, boleh juga untuk menurunkan berat badan. Jadi bisa dikonsumsi sedikit demi sedikit," kata Tamara. (*)