Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

1 Tewas 1 Kritis dan 1 Lolos dari Maut, Kisah Berbeda 3 WNI Korban Penembakan di Selandia baru

Hingga kini, baru 3 WNI yang identitasnya dapat dikenali sehubungan aksi teror penembakan di dalam masjid di Selandia baru

Editor: CandraDani
internet
Tiga WNI yang menjadi korban penembakan di masjid di Selandia Baru, dari kiri Irfan Yunianto (selamat), tengah Muhammad Abdul Hamid (tewas) dan Zulfirmansyah saat dikabarkan kritis karena paru-paru tertembus peluru. 

Saat dihubungi pada Sabtu (16/3/2019) siang, Irfan mengaku tengah berada di rumah salah seorang rekannya di Christchurch untuk memulihkan trauma.

Kondisi mentalnya sempat terguncang, apalagi ketika menyaksikan video penembakan yang banyak beredar.

"Saya melihat video itu langsung mual, agak tertekan. Sekarang sudah lebih baik, banyak support dari pihak universitas dan teman-teman. Itu yang sangat membantu," kata Irfan.

Baca: Tetangga Ungkap Sosok Teroris di Selandia Baru Brenton Tarrant, Orang Aneh

Baca: VIDEO Remaja Ini Lemparkan Telur ke Kepala Senator yang Salahkan Muslim Atas Insiden Selandia Baru

Dengan penuturan yang tenang dan teratur, pria yang menekuni bidang onkologi molekuler ini memaparkan kepada BBC News Indonesia kisahnya menyelamatkan diri.

Berikut penuturan Irfan.

Saya datang shalat Jumat kira-kira pukul 13.30 (atau) 13.35. Saya lihat di ruang shalat utama, agak lengang.

Mungkin karena sebelumnya hujan deras, jemaah telat datang.

Biasanya kalau saya melihat lengang, ya sudah shalat saja di situ.

Tapi ini, somehow, Alhamdulillah, Allah mengarahkan saya untuk belok kanan ke ruang kecil.

Ruang itu biasanya dipakai untuk seminar, pertemuan.

Karena saya datang naik sepeda, pakai jaket, saya bisa menaruh jaket di situ tanpa mengganggu orang.

Baca: Jika Tak Ditangkap, Teroris Penembak Masjid Selandia Baru Bakal Terus Melanjutkan Aksinya

Baca: Selain Nyengir, Teroris Penembakan Masjid di Selandia Baru Ini Bikin Gestur Supremasi Kulit Putih

Di ruang itu juga ada pintu emergency exit. Lalu saya shalat tahiyatul masjid dan mendengar khotbah sedikit, tidak sampai lima menit dari pertama masuk masjid, saya mendengar suara letusan duar...duar.

Saat itu insting saya mengatakan mungkin ada trafo meledak. Tapi ada suara tembakan beruntun dor dor dor dor, orang-orang mulai panik.

Karena posisi saya persis berada di depan pintu emergency exit, saya langsung buka tanpa halangan.

Orang-orang pada keluar, saya ikut lari. Kami ke luar, lari ke parkiran mobil di belakang, luas. Semua orang panik, kemudian memanjat pagar.

Di situ ada teman saya yang sekolah penerbangan, 'ke sini, ke sini'. Ditolong saya memanjat pagar. Lalu kami sembunyi di rumah penduduk yang pagarnya menempel dengan pagar masjid.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved