Berita Riau
Waspada Cuaca Panas di Riau Capai 35 Derajat, Ini yang Perlu Anda Lakukan
Dinas Kesehatan meminta masyarakat untuk mewaspadai cuaca panas yang sudah melanda Riau dalam beberapa hari terakhir.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Dinas Kesehatan meminta masyarakat untuk mewaspadai cuaca panas yang sudah melanda Riau dalam beberapa hari terakhir.
Bahkan dari prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) suhu udara mencapai 35 Derajat Celcius.
Ini tentunya harus diwaspadai masyarakat karena panasnya sendiri lebih terasa bila dibandingkan sebelum-sebelumnya.
Untuk antisipasi dampak dari cuaca panas ini, Dinkes menghimbau masyarakat untuk tetap jaga kesehatan.
Di antara yang sebaiknya dilakukan masyarakat:
1. Mengurangi aktivitas di luar rumah.
2. Mengkonsumsi air putih sebanyak mungkin
3. Menyertakan konsumsi buah yang segar dan sehat.
4. Dianjurkan konsumsi vitamin.
Baca: Pesisir Terbanyak, 86 Titik Panas Terpantau di Riau Selasa Pagi Ini
"Makanan juga harus dijaga, banyak makan sayur dan Kurangi konsumsi minuman dingin," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir kepada Tribunpekanbaru.com.
Karena biasanya suhu panas ini dampak yang dirasakan masyarakat yakni dehidrasi, dan penurunan daya tahan tubuh.
Maka untuk itu juga masyarakat dianjurkan konsumsi vitamin.
Siap-siap Riau menghadapi musim kemarau
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru memprediksi musim kemarau di Riau pada tahun ini akan berlangsung cukup kering.
Kondisi ini disebabkan karena adanya pengaruh el nino yang diprediksi akan terjadi di Riau.
"Tahun ini cuaca di Riau dipengaruhi el nino, sehingga cuaca kemarau akan berlangsung cukup kering, ini harus diwaspadai."
Demikian dikatakan Kasi Data dan Informasi BMKG Statisun Pekanbaru, Marzuki saat rapat koordinasi penetapan status siaga darurat penanggulangan bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di lantai 8 Kantor Gubenur Riau, Selasa (19/2/2019).
Baca: Ternyata Raffi Ahmad Lahir Prematur, Ibunya Ungkap Hanya Sebesar Botol Kecap
BMKG Stasiun Pekanbaru memperkirakan bulan Mei mendatang, cuaca di Riau akan masuk musim kemarau.

Kondisi ini akan berlangsung cukup lama.
Pihaknya memprediksi musim kemarau di Riau berlangsung hingga pertengahan atau akhir Oktober 2019.
"Sekarang sudah mulai memasuki musim kemarau untuk tahap pertama. Nanti pertengahan Maret dan April itu ada potensi hujan lagi.
Kemudian masuk Mei sampai akhir Oktober musim kemarau," katanya.
Saat ini kondisi curah hujan di Riau mulai minim.
Terutama di wilayah Riau bagian utara dan pesisir.
Seperti wilayah Rohil, Dumai, Bengkalis dan Meranti.
"Hasil pantuan kita bahkan sejak Januari lalu, untuk wilayah Riau bagian utara dan pesisir timur cukup minim sekali curah hujannya, bahkan hampir tidak ada," ujarnya.
Baca: 2019 Riau Diancam Kemarau Kering, Sekda Minta Bulog Siapkan Cadangan Beras untuk Riau
Sedangkan untuk wilayah Riau, bagian barat dan selatan berpotensi masih ada curah hujan.
Meskipun menurut prediksi BMKG curah hujan di wilayah ini intensitasnya ringan sampai sedang.
"Iya, untuk hujan hanya dibagian barat dan selatan, itu hujanya juga turun intensitas ringan sampai sedang dan tidak merata," sebutnya.
BMKG Stasiun Pekanbaru memprediksi, sebagian besar wilayah di Riau akan minim curah hujanya, atau bahkan tidak akan ada hujan mulai bulan Mei. Sedangkan pada bulan Juni seluruh wilayah di Riau sudah masuk kemarau.
"Perkiraan kami kemarau di Riau bisa sampai pertengahan sampai akhir oktober. Kami berharap BPBD Riau dan Kabupaten terus memantau informasi dari kami sehingga bisa dilakukan antisipasi sejak dini," katanya.
Baca: Riau Bersiap Menghadapi Musim Kemarau, Siaga Darurat Banjir dan Longsor Tidak Diperpanjang
Rapat koordinasi penetapan status siaga darurat penanggulangan bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di lantai 8 Kantor Gubenur Riau, Selasa (19/2/2019) dihadiri Gubenur Riau, Wan Thamrin Hasyim.
Selain itu juga dihadiri oleh Danrem, Sekda, Korem, perwakilan ketua DPRD, Perwakilan Kajati, perwakilan Kapolda dan BRG serta BMKG, Manggala Agni, BPBD Riau dan Kabupaten Kota serta sejumlah stake holder lainya. (*)