Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pekanbaru

Belum Bisa Bertemu Walikota, Ribuan Guru Sertifikasi di Pekanbaru Ancam Bakal Lanjutkan Aksi Damai

Belum bisa bertemu Walikota Pekanbaru Dr Firdaus MT, ribuan guru sertifikasi di Pekanbaru ancam bakal lanjutkan aksi damai

Penulis: Fernando | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Fernando Sikumbang
Ribuan guru sertifikasi membawa keranda jenazah di depan Kantor Walikota Pekanbaru, Kamis (21/3/2019). Belum Bisa Bertemu Walikota, Ribuan Guru Sertifikasi di Pekanbaru Ancam Bakal Lanjutkan Aksi Damai 

Belum Bisa Bertemu Walikota, Ribuan Guru Sertifikasi di Pekanbaru Ancam Bakal Lanjutkan Aksi Damai

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Belum bisa bertemu Walikota Pekanbaru Dr Firdaus MT, ribuan guru sertifikasi di Pekanbaru ancam bakal lanjutkan aksi damai.

Guru sertifikasi di Kota Pekanbaru melakukan aksi damai pada Kamis (21/3/2019), dan akhirnya meninggalkan kantor Walikota Pekanbaru tanpa sempat bertemu walikota.

Mereka sempat melakukan aksi damai selama empat jam hingga mengakhiri aksi dengan membubarkan diri.

Baca: KISAH CPNS Cantik Asal Riau, Kenali Budaya Vietnam dan Korea Lewat Intercultural Friendship Society

Baca: HATI-HATI! Ada Dugaan Koperasi Bodong Tawarkan Pinjaman Online, Waspadai Penipuan Berkedok Koperasi

Baca: COCOK Bagi Cewek-cewek dan MAMA MUDA yang Mau Cantik dan LANGSING, Yuk Kunjungi Fuchsia Skin Clinic

Guru sertifikasi mengancam bakal melanjutkan aksi serupa, Jum'at (22/3/2019) besok.

Mereka bakal tetap menggelar aksi hingga Walikota Pekanbaru menemui para guru secara langsung.

Para guru sudah menggelar aksi sebanyak empat kali.

Aksi ini berlangsung pada 6 Maret 2019 hingga 21 Maret 2019.

"Walikota sepertinya ingin melumpuhkan pendidikan di Kota Pekanbaru. Sebab walikota tidak ingin bertemu kami," terang Perwakilan Guru Sertifikasi SD dan SMP di Kota Pekanbaru, Zulfikar Rahman kepada Tribun, Kamis.

Menurutnya, sesuai kesepakatan para guru menyebut aksi damai bakal terus berlanjut hingga Walikota Pekanbaru menjawab tuntutan dari para guru sertifikasi secara langsung.

Ia tidak ingin walikota hanya berbalas komentar si media massa.

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Bernama Felicia Susanto, Berasal dari Keluarga Keturunan Tionghoa

Baca: KISAH Cewek Cantik Berdarah MINANG Merantau di Pekanbaru, Kampanye Kebersihan dan DUTA Kampung Iklim

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Peduli Kebersihan dan Lingkungan, Terpilih Jadi DUTA ASRI

"Kalau bisa beri jawaban iya atau tidak, turun temui kami. Bila tidak bisa, kami akan terima tentu dengan alasan yang jelas," paparnya.

Mereka menuntut agar pemerintah kota merevisi Peraturan Walikota (Perwako) Pekanbaru Nomor 7 tahun 2019 tentang pemberian tambahan penghasilan bagi pejabat, PNS dan CPNS di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru.

Pemerintah kota meniadakan tunjangan penghasilan bagi guru sertifikasi.

Mereka tidak lagi menerima tunjangan sebesar Rp 1 juta seperti tahun 2018 lalu.

Kondisi ini berbeda dengan tunjangan penghasilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.

Tunjangan penghasilan sejumlah OPD mengalami kenaikan.

"Kami guru malah dihilangkan, apa salah kami. Kami hanyabakal sampaikan aspirasi dan guru-guru saat ini makin kompak, paparnya.

Ketua PGRI Kota Pekanbaru, Defi Warman menyebut bahwa PGRI mendukung aksi para guru.

Ia berharap Walikota Pekanbaru diharapkan menemui langsung para guru.

Mereka ingin ada jawaban atas tuntutan tersebut.

Baca: CALEG Cantik Partai GERINDRA di Pekanbaru, Terinspirasi Permaisuri Yordania Rania Al Abdullah

Baca: Kisah CALEG Cantik Asal Pekanbaru, Perempuan Masuki Dunia Politik, Terinspirasi Rania Al Abdullah

Baca: KISAH Caleg Cantik Asal Pekanbaru, Latih Warga Kurang Mampu dan Sedih Lihat Anak Putus Sekolah

Defi mewakili para guru menuntut agar pemerintah kota mengkaji lagi perwako.

Ia menyampaikan bahwa Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mesti jadi tolak ukur atas perwako.

Pada pasal 14 huruf a menyebut guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

"Walau demikian, ia mengimbau agar aksi ini mempertimbangkan para siswa. Sebab aksi ini hanya mengganggu aktivitas di sekolah," ulasnya.

Aksi unjuk rasa ribuan guru SD dan SMP di Pekanbaru ternyata disikapi beragam oleh orangtua siswa.

Ada yang mendukung, namun tak sedikit juga yang kecewa sebab para guru menelantarkan tugasnya sebagai pendidik.

Febri, orangtua siswa di SMPN 13 misalnya.

Ia tidak mempermasalahkan aksi demonstrasi guru, sebab para guru memperjuangkan haknya.

Namun ia mengaku kecewa, dua hari terakhir, anaknya mengaku tidak belajar di sekolah.

Meski jadwal masuk dan jam pulang sekolah tak berubah, namun para siswa tidak belajar sama sekali.

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Riau Jadi Duta Ekonomi Syariah, Cerita Soal Bank Konvensional dan Syariah

Baca: CEWEK CANTIK Pekanbaru Kampanye Stop Bullying pada Anak, Miris Melihat Kasus Bullying di Sekolah

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru, Jadi Duta FMIPA dan Suka Berpantun, Dipanggil Dayang Cermai

Nyaris puluhan guru di sekolah yang terletak di Jl Thamrin tersebut meninggalkan tugas mengajar untuk mengikuti demo.

"Anak saya bilang, hanya lima guru saja yang tersisa di sekolah. Selebihnya ikut unjuk rasa. Guru yang tinggal di selokah mengatakan ke siswa agar bekerjasama dengan cara tidak ribut. Siswa sama sekali tidak belajar, sejak pagi sampai siangnya jam pulang sekolah," kata Febri.

Jika aksi unjuk rasa ini terus berlanjut, Febri khawatir proses belajar mengajar di sekolah akan terganggu.

Apalagi dalam waktu dekat akan ada Ujian Nasional dan ujian naik kelas.

"Guru jangan sampai lupa akan tugas dan tanggung jawabnya juga. Pemko juga harus carikan solusi agar persoalan ini tidak berlarut. Sebab yang rugi anak didik juga nanti," pungkasnya.

Belum Bisa Bertemu Walikota, Ribuan Guru Sertifikasi di Pekanbaru Ancam Bakal Lanjutkan Aksi Damai. (Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved