Hanya Bisa Menang 2-1 dari Brunei, Indra Sjafri Sebut Pemain Kurang Sabar
Timnas U-23 hanya bisa menang tipis 2-1 atas Brunei di laga terakhir Grup K kualifikasi Piala Asia U-23. Itupun menang dengan susah payah.
Penulis: rinaldi | Editor: rinaldi
tribunpekanbaru.com - Timnas U-23 akhirnya meraih kemenangan, setelah mengalahkan Brunei Darussalam dengan skor tipis 2-1, pada laga terakhir Grup K kualifikasi Piala Asia U-23. Meskipun, kemenangan itu diraih dengan susah payah.
Indonesia unggul dua gol lebih dulu melalui Dimas Drajad menit 31 dan Muhammad Raffi Syarahil menit 78. Namun Brunei memperkecil kedudukan jadi 2-1 pada menit 85, melalui penalti Azim Izamuddin Suhaimi.
Pada tendangan penalti itu terjadi insiden yang membuat kiper timnas U-23, Muhammad Riyandi, terkena kartu kuning dua kali. Pertama, Riyandi mendapatkan kartu kuning lantaran menjegal pergerakan pemain Brunei di dalam kotak penalti.
Kedua, Riyandi sebenarnya mampu menggagalkan tendangan penalti pertama pemain Brunei, namun tendangan itu harus diulang lantaran kiper Barito Putera itu dianggap bergerak lebih dulu sebelum bola ditendang.
Wasit pun langsung memberi Riyandi kartu kuning kedua yang membuatnya harus mengakhiri pertandingan lebih cepat. Saat itu, timnas sudah kehabisan jatah pergantian pemain, sehingga akhirnya striker Dimas Drajad yang berubah peran menjadi penjaga gawang.
"Saya tidak tahu regulasi baru, apakah penjaga gawang melangkah ke depan dapat kartu kuning. Biasanya kan diperingatkan enggak boleh bergerak dulu. Tapi ini kartu kuning. Ini nanti kita akan cari referensi tentang itu," kata Indra Sjafri, pelatih timnas U-23 usai laga.
Indra mengakui timnya kesulitan membongkar pertahanan rapat yang diperagakan Brunei. Padahal dalam dua laga sebelumnya, Brunei kebobolan dari Vietnam 6 gol, dan kebobolan 8 gol dari Thailand. Namun Indonesia hanya bisa menang 2-1.
"Seperti biasa, Brunei deep defending, turun sampai sepertiga lapangan dan kami membongkar itu kurang sabar. Banyak hal yang sebenarnya sudah kami kasih tahu. Kalau lawan bermain deep defending, kita harus lebih melebar, sirkulasi bola lebih cepat, dan banyak melakukan tendangan dari luar kotak penalti. Nyatanya ada satu tendangan yang berani dilakukan dan jadi gol. Hal seperti itu yang kurang dilakukan," kata Indra. (rin)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/pemain-timnas-u19-indonesia-witan-sulaeman.jpg)