Dumai
200 Hektar Hutan dan Lahan di Dumai Riau JADI ABU karena Terbakar, Dumai Masih Waspada Karhutla
Seluas 200 hektar hutan dan lahan di Dumai Riau jadi abu karena terbakar, Dumai masih waspada Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)
Penulis: Syahrul | Editor: Nolpitos Hendri
Pemadaman api yang sempat membakar ratusan hektare lahan di kabupaten Bengkalis terbantu dengan hujan yang turun dengan intensitas deras beberapa pekan terakhir.
Namun meskipun sudah berhasil di kuasai, dampak Karhutla masih membekas bagi masyarakat yang lahannya terbakar.
Pasalnya warga yang lahannya terbakar mulai bingung untuk memulai hidupnya kembali, karena sumber pencarian untuk kehidupannya sehari-hari sudah tidak bisa menghasilkan apa-apa lagi.
Begitulah yang dirasakan Samsul (50) warga Desa Ketam Putih Kecamatan Bengkalis.
Samsul memiliki dua kebun di desanya, sebidang kebun sagu dan sebidang kebun sawit.
Dua kebunnya ini memiliki luas sekitar 13 Haktare lebih, dengan luas kebun sagu sebesar 8 hektare sementara sisanya sekitar lima hektare kebun sawit.
"Sampai sekarang saya masih bingung mau buat apa. Karena sudah habis semua kebun saya apalagi kebun sagu belum sempat saya panen, sudah duluan api memanen habis semuanya," cerita Samsul.
Baca: Kisah CEWEK CANTIK Asal Pekanbaru, Art Director di Kastil Creative, Ikut Pertukaran Pemuda ke Jepang
Baca: KISAH Empat Cewek Cantik KETURUNAN TIONGHOA di Pekanbaru, Torehkan Prestasi Hingga Bekerja Part Time
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Bernama Felicia Susanto, Berasal dari Keluarga Keturunan Tionghoa
Menurut dia, kebun sagunya bagaikan tabungan untuk dirinya dan keluarga, karena memang masa panennya cukup lama setelah ditanam kembali sekitar tahun 2014 lalu.
Untuk memulai panen awal dari pertama dipanen bisa memakan waktu sampai 10 hingga 12 tahun.
"Sebenarnya kebun sagu ini tabungan buat kami, untuk biaya kuliah dan biaya di masa depan lainnya untuk anak anak. Tapi sayang belum sempat kita panen sejak ditanam 2014 lalu sudah hangus terbakar," jelas ayah dua orang anak ini.
Menurut Samsul saat ini dia mempunyai dua orang anak, satu anaknya perempuan saat ini sudah bekerja di Paud.
Semenrara satu lagi anak laki laki berusia 18 tahun saat ini sudah masuk kuliah.
"Inilah rencananya kebun sagu kami untuk biaya kuliah dan nikah anak saya dan kehidupan lainnya di masa depan. Tapi sudah tidak ada harapan lagi semuanya sudah terbakar," pungkasnya.
Kalau dihitung hitung sagu yang ditanamnya sudah banyak tualnya.
Satu batang bisa Sampai enam lebih tual sagu tersebut.