Polisi Temukan Motif Asmara di Kasus Pembunuhan Guru Honorer yang Mayatnya Ditemukan Dalam Koper
Motif asmara diduga berada di balik kasus pembunuhan ini setelah penyidik terus memeriksa saksi dari orang-orang terdekat korban.
Ayah Budi, Sudarmaji tidak menyangka pertemuan yang terjadi dengan Budi pada Selasa (2/4/2019) sore merupakan perjumpaan terakhirnya dengan anak sulungnya itu.
Selasa sore sekitar pukul 16.00 Wib, Budi berpamitan kepada orangtuanya untuk menemui para murid tarinya.
Dia lalu pergi meninggalkan rumah mengendarai motornya.
"Katanya sudah ditunggu para siswanya," ujar Sudarmaji, Kamis (4/4/2019).
Selepas pertemuan itu, pada malam harinya keluarga juga sempat berkomunikasi melalui ponsel.
Sekitar pukul 20.00 WIB, Budi mengaku kepada keluarga masih berada di sanggar tari.
Budi selama ini memang dikenal sebagai tenaga honorer di SDN Banjarmlati 2 Kota Kediri.
Namun aktivitasnya lebih banyak berkutat di bidang tari dan mengajar di beberapa tempat.
Selain itu, dia juga mempunyai sanggar sendiri yang berada di kawasan GOR Jayabaya Kediri.
Sanggar itu menaungi grup tari CK Dance.
Saat komunikasi terakhir itu, kata Sudarmaji, juga tidak ada hal aneh atau di luar kebiasaan.
Tidak ada cerita atau pesan-pesan yang disampaikan Budi untuk mengungkap kondisinya saat itu.
"Komunikasi terakhir jam 20.00, itu masih di sanggar," lanjut Sudarmaji.
Setelah itu Budi hilang kontak dan diketahui keberadaannya.
Hingga kemudian pada Rabu (3/4/2019) siang ada seorang polisi Kediri yang datang ke rumah menanyakan kebenaran data sidik jari.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/mayat-dalam-koper-di-blitar.jpg)