Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

SEJARAH HARI INI 21 Mei 1998: Detik-detik Sebelum Mundurnya Presiden Soeharto

Kejutan ke arah mundurnya Soeharto diawali oleh keterangan pers Ketua DPR/MPR Harmoko usai Rapat Pimpinan DPR, Senin (18/5/1998) lalu.

(ARSIP FOTO) KOMPAS / JULIAN SIH
Jenderal TNI (Purn) Soeharto mengucapkan sumpah jabatan usai terpilih kembali menjadi Presiden RI periode 1993-1998, di Jakarta, Kamis (11/3/1995). 

Tanggal 20 Mei 1998

Pukul 14.30 WIB, 14 menteri bidang ekuin mengadakan pertemuan di Gedung Bappenas.

Dua menteri lain, yakni Mohamad Hasan dan Menkeu Fuad Bawazier tidak hadir.

Mereka sepakat tidak bersedia duduk dalam Komite Reformasi, ataupun Kabinet Reformasi hasil reshuffle.

Semula ada keinginan untuk menyampaikan hasil pertemuan itu secara langsung kepada Presiden Soeharto, tetapi akhirnya diputuskan menyampaikannya lewat sepucuk surat.

Baca: Ngaku Menikah, Hakim Tanyakan Hilda Vitria & Kriss Hatta Pernah Berhubungan Intim? Ini Kata Hilda

Baca: HASIL Lengkap Rekapitulasi Suara Pemilihan Legislatif (PILEG) 2019: Ini 9 Partai yang Lolos

Soeharto langsung masuk ke kamar dan membaca surat itu. Soeharto saat itu benar-benar terpukul. Ia merasa ditinggalkan.

Apalagi, di antara 14 menteri bidang Ekuin yang menandatangani surat ketidaksediaan itu, ada orang-orang yang dianggap telah "diselamatkan" Soeharto.

Alinea pertama surat itu, secara implisit meminta agar Soeharto mundur dari jabatannya.

Perasaan ditinggalkan, terpukul, telah membuat Soeharto tidak mempunyai pilihan lain kecuali memutuskan untuk mundur.

Soeharto benar-benar tidak menduga akan menerima surat seperti itu.

Persoalannya, sehari sebelum surat itu tiba, ia masih berbicara dengan Ginandjar untuk menyusun Kabinet Reformasi.

Ginandjar masih memberikan usulan tentang menteri-menteri yang perlu diganti, sekaligus nama penggantinya.

Probosutedjo, adik Soeharto, yang berada di kediaman Jalan Cendana, malam itu, mengungkapkan, Soeharto pada malam itu terlihat gugup dan bimbang.

"Pak Harto gugup dan bimbang, apakah Habibie siap dan bisa menerima penyerahan itu. Suasana bimbang ini baru sirna setelah Habibie menyatakan diri siap menerima jabatan Presiden," ujarnya.

Probosutedjo menggambarkan suasana di kediaman Soeharto malam itu cukup tegang.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved