Ani Yudhoyono Meninggal
Mengenang Ani Yudhoyono: Simak Puisi-puisi Romantis SBY 'Aku Pun Rindu Padamu'
anni Yudhoyono tutup usia Sabtu (01/06/2019) pukul 11.50 waktu setempat di National University Hospital (NUH) Singapura.
Mengenang Ani Yudhoyono: Simak Puisi-puisi Romantis SBY 'Aku Pun Rindu Padamu'
TRIBUNPEKANBARU.COM - Hobi membuat puisi, baca puisi-puisi menyentuh SBY untuk Ani Yudhoyono
Anni Yudhoyono tutup usia Sabtu (01/06/2019) pukul 11.50 waktu setempat di National University Hospital (NUH) Singapura.
Ani Yudhoyono meninggal dunia setelah beberapa bulan berjuang melawan kanker darah.
Kepergian Ani Yudhoyono untuk selama-lamanya tentu meninggalkan duka di kalangan masyarakat Indonesia.
Terutama untuk orang yang paling terkasih yaitu sang suami, mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Beredar foto ketika SBY tampak sembab dan menangis ketika menemui para kerabat.
Raut kesedihan terpancar dari wajah SBY kehilangan belahan jiwa untuk selamanya.
Baca: VIDEO: LINK LIVE STREAMING Tottenham Vs Liverpool Final Liga Champions 2019 [Champions League]
Baca: Download Musik DJ Remix (MP3) Terbaru 2019, Ada VIDEO & Link Download Lagu
Baca: VIDEO Kumpulan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H/2019 Untuk Keluarga, Sahabat & Rekan Kerja
SBY dan Ani Yudhoyono sendiri telah mengarungi bahtera rumah tangga selama 43 tahun.
SBY menikahi Ani Yudhoyono pada tahun 1976 dan ditinggal untuk selama-lamanya hari ini, 1 Juni 2019.
Selama bersama Ani, SBY terkenal sangat romantis.
SBY kerap menuliskan puisi-puisi romantis kepada Ani Yudhoyono.
Ani pernah menunjukkan potongan puisi buatan sang suami di akun Instagramnya.
Puisi tersebut berjudul 'Cinta' yang ditulis pada tahun 2004.
Baca: Bocoran Skin Baru Mobile Legends yang Dirilis Juni 2019, Ada 6 Heru yang Dapat Skin Baru
Baca: VIDEO LIVE Streaming MotoGP Italia 2019, Sesi Kualifikasi Malam Ini Live Trans 7, Pukul 19.30 WIB
Baca: Ani Yudhoyono Wafat Setelah Berjuang Melawan Kanker, Ini 4 Faktor Penyintas Kanker Sulit Disembuhkan
'Cuplikan puisi karya SBY berjudul 'Cinta', Cikeas 4 Februari 2004.
"Lembah yang dalam, tak perlu kau turuni
Gunung yang menjulang, tak perlu kau daki
Laut yang membentang, tak perlu kau arungi
Karena cinta tak pernah pergi,
Di sini...., di dalam hati".'