Indragiri Hulu
Dody Resah Ada Gajah Dekat Dapur, Gajah Liar Masuk Pemukiman Warga di Peranap Riau
Warga Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) resah karena tiga ekor gajah liar masuk ke wilayah pemukiman.
Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNINHU.COM, RENGAT- Warga Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) resah karena tiga ekor gajah liar masuk ke wilayah pemukiman.
Bahkan gajah liar tersebut mendekat sampai ke belakang dapur milik warga.
Seperti yang dialami Dody Fernando. Dia mengatakan ada sejumlah gajah mendekat ke dapur rumahnya.
"Gajah-gajah itu di samping dapur rumah saya, sampai subuh tadi masih belum pergi," tuturnya, Minggu (9/6/2019).
Dody mengatakan, selama beberapa hari belakangan ini warga terus berjaga. Mereka khawatir gajah merusak rumah atau bahkan menyerang warga.
"Masyarakat sibuk menghidupkan api dan membunyikan mercon terbang," kata Dody.
Gajah-gajah liar tersebut diketahui merusak tanaman di sekeliling rumah warga. Karena gajah sudah terlalu dekat dengan pemukiman, sebagian warga memilih mengungsi.
Seperti yang diungkapkan oleh Dody, bahwa tetangga depan rumahnya terpaksa mengungsikan anak-anak dan istrinya. "Kalau saya, saya berdoa saja," katanya.
Dody menyesalkan, pada saat kondisi darurat ini tidak ada upaya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah.
Informasi yang diterima dari Polres Inhu, gajah liar tersebut sudah terpantau memasuki areal perkebunan dan dekat pemukiman warga sejak empat hari lalu, 5 Juni 2019.
"Gajah liar berjumlah sekitar tiga ekor sudah berada di perkebunan masyarakat bahkan sudah sampai ke belakang perumahan masyarakat sejak tanggal 5 Mei 2019," kata Kapolres Inhu,
AKBP Dasmin Ginting melalui Ps Paur Humas Aipda Misran akhir pekan lalu.
Misran menjelaskan, tiga ekor gajah Sumatera itu diketahui sudah melintasi sejumlah wilayah di Peranap, diantaranya Desa Baturijal Barat, Desa Baturijal Hulu, Kelurahan Baturijal Hilir, hingga ke Kelurahan Peranap, Kecamatan Peranap.
Gajah-gajah liar tersebut diketahui memakan tanaman kelapa sawit, karet dan tanaman pisang milik masyarakat. Hingga saat ini belum dapat diperkirakan berapa hektare tanaman warga yang rusak.
Meski begitu belum ada laporan terkait warga yang menjadi korban penyerangan gajah liar tersebut. Masyarakat juga terus berupaya melakukan pengusiran gajah tersebut dengan menggunakan petasan, mercon dan suara-suara keras lain.
"Situasi di lapangan sampai saat ini masyarakat masih tetap berjaga," ujar Misran.
BKSDA Bakal Datangkan Gajah Jinak Giring Gajah Liar
Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) akan mendatangkan gajah jinak untuk menggiring gajah liar yang masuk ke wilayah pemukiman warga di Kecamatan Peranap.
Hingga kini tim BKSDA memang belum turun ke lokasi, dikarenakan masih dalam libur lebaran.
Hal ini disampaikan oleh Humas BKSDA Rengat, Permohonan Lubis.
"Kalau sekarang memang tidak ada tim yang turun ke lokasi, jadi selesai lebaran baru tim akan turun," katanya.
Begitu juga terkait rencana menurunkan gajah jinak untuk melakukan penggiringan, Permohonan Lubis berkata akan dilakukan setelah dipastikan melalui perintah pimpinan.
"Kita menunggu perintah dulu. Karena berhubungan dengan pengangkutan dari tempat pelatihan gajah di Sebanga atau Minas," kata Permohonan Lubis.
Permohonan berkata kelompok gajah liar yang masuk ke permukiman warga di Kecamatan Peranap saat ini berasal dari areal Hutan Tanama Industri (HTI) Rimba Peranap Indah (RPI).
"Sebelumnya kita mendapat laporan dua titik gajah masuk permukiman di Kecamatan Kelayang dan Kecamatan Peranap. Dua-duanya udah kita turunkan tim, yang di Kecamatan Kelayang bisa dikembalikan dalam empat hari," katanya.
Sementara di untuk gajah liar di Kecamatan Peranap gagal dipulangkan karena masyarakat yang memasang bunyi-bunyian berupa mercun dan meriam bambu.
"Gajah mau pulang gak bisa, karena masyarakat di kebunnya masing-masing memasang mercon dan meriam bambu," katanya. (Tribunpekanbaru.com/Bynton Simanungkalit)