Baku Tembak Polisi & Bos Narkoba, Kapolda Riau Bakal Beri Penghargaan Bagi Anggota yang Terluka
Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo, menyampaikan apresiasinya kepada jajaran yang sudah berhasil mengungkap kasus dengan tersangka Satriandi
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Hendri Gusmulyadi
Dia sempat kaget, karena polisi yang datang jumlahnya lumayan banyak.
"Saya disuruh masuk di rumah. Tak lama baru terdengar suara tembakan, banyak," ungkapnya saat diwawancarai Tribunpekanbaru.com.
Mila sendiri mengaku tak kenal dengan Satriandi.
Lantaran Satriandi juga jarang terlihat, dan tak bergaul dengan masyarakat.
"Kurang tahu juga dia siapa. Tidak kenal juga," akunya.
Sepengetahuannya, menurut tetangga yang lain rumah yang ditempati Satriandi, adalah rumah neneknya.
"Kata adek yang di situ katanya ini rumah punya neneknya," tutur dia.
Baca: Satriandi Tertembak Saat Panjat Pagar Tembok Sekolah TK, Pengintaian Polisi Berlangsung 4 Hari
Sementara itu warga lainnya bernama Lukman, awalnya dia mendengar tiga kali suara tembakan.
"Warga yang ada di luar rumah langsung disuruh masuk ke dalam. Pas itu kelihatan ada orang lari manjat tembok antara perumahan ini sama sekolah. Polisi langsung ngejar," tuturnya.
Lukman bahkan membeberkan, pada malam harinya, sudah ada beberapa polisi yang melakukan pengintaian.
"Mereka shalat di Musalla kemarin tapi nggak pakai baju polisi," ucapnya.
Satriandi Tertembak Saat Panjat Pagar Tembok Sekolah TK
Bandit kakap Satriandi tewas tertembak pada saat memanjat pagar tembok sekolah taman kanak-kanak (TK).
Sekolah TK tersebut masih satu komplek dengan Pondok Pesantren Babussalam yang bersempadan dengan perumahan Palma Residence, Tampan, Kota Pekanbaru, tempat persembunyian Satriandi Cs.