Ajaran Islam
ADAB TIDUR Sesuai Ajaran Rasulullah Cara Tidur dalam Islam Sunnah dan Amalan serta Doa Sebelum Tidur
Adab tidur ajaran Rasulullah, cara tidur dalam Islam, sunnah dan amalan serta doa sebelum tidur oleh Syaikh Abdul Hamid bin Abdirrahman As Suhaibani
Penulis: Nolpitos Hendri | Editor: Nolpitos Hendri
ADAB TIDUR Sesuai Ajaran Rasulullah Cara Tidur dalam Islam Sunnah dan Amalan serta Doa Sebelum Tidur
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Adab tidur ajaran Rasulullah, cara tidur dalam Islam, sunnah dan amalan serta doa sebelum tidur oleh Syaikh Abdul Hamid bin Abdirrahman As Suhaibani.
Ajaran Islam tidak saja mengatur kehidupan manusia di siang hari, namun juga mengatur kehidupan manusia di malam hari, khususnya tidur di malam hari.
Baca: RIAU KAYA Minyak dan Gas, Gubri Syamsuar Rencanakan MENGUTANG, Meminjam ke Siapa dan Dana untuk Apa?
Baca: PESONA Tasik Nambus The Magnificent Lake di Riau, Ditargetkan Peroleh Anugerah Pesona Indonesia 2020
Baca: NASIB Tiga IBU MUDA di Riau, Dicabuli Remaja 19 Tahun, Diperkosa Siang Hari hingga Dibunuh Adik Ipar
Baca: Tanahnya Dikuasai PT HM Sampoerna dan Mega Asri, Pria Asal Pekanbaru Ini Surati KAPOLRI hingga BPN
Baca: KARHUTLA di Riau Hari Ini, Satelit Terra Aqua Pantau 54 Hotspot di Riau, Terbanyak di Pelalawan
Tidur dalam Islam tidak saja untuk istirahat, namun tidur adalah ibadah jika dijalankan sesuai ajaran Islam yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW.
Berikut Adab tidur sesuai ajaran Rasulullah SAW, cara tidur dalam Islam, amalan dan doa sebelum tidur oleh Syaikh Abdul Hamid bin Abdirrahman As Suhaibani :
1. Tidak mengakhirkan tidur malam selepas shalat Isya’ kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muraja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah Radhiyallahu anhu:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ (صَلاَةِ) الْعِشَاءِ وَالْحَدِيْثَ بَعْدَهَا.
“Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur malam sebelum (shalat Isya’) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.”[1]
2. Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana hadits:
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوْءَكَ لِلصَّلاَةِ.
“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana wudhu’mu untuk melakukan shalat.” [HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710]
3. Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اِضْطَجِعْ عَلَى شَقِّكَ اْلأَيْمَنِ.
“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” [HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710]
