Waspada, Tiup Lilin Pun bisa Picu Penyakit, Kok Bisa? Begini Penjelasannya
Waspada, Tiup Lilin Pun bisa Picu Penyakit, Kok Bisa? Begini Penjelasannya
Waspada, Tiup Lilin Pun bisa Picu Penyakit, Kok Bisa? Begini Penjelasannya
Waspada, Tiup Lilin Pun bisa Picu Penyakit, Kok Bisa? Begini Penjelasannya
TRIBUNPEKANBARU.COM- Perlu diwaspadai tiup lilin pun ternyata riskan akan terkena penyakit.
Kok bisa? ternyata resiko tersebut disebabkan oleh bakteri.
Hal yang tidak bisa dianggap sepele karena kebiasaan yang kadang kita tidak ketahui
Perayaan ulang tahun tanpa sesi tiup lilin, pasti rasanya kurang afdol dan aneh.
Namun, di balik kemeriahan ini sebenarnya ada risiko kesehatan yang mengintai, dan sangat mungkin menular ke orang-orang di sekitar Anda.
Ketika memasuki musim hujan, teror virus flu biasanya mulai merajalela. Anda mungkin akan bersiap menggunakan masker penutup mulut dan sering-sering pakai hand sanitizer supaya tidak ketularan flu.
Sayangnya, antisipasi ini tidak ikut diterapkan dalam urusan berbagi makanan. Setelah tiup lilin, biasanya orang yang ulang tahun akan membagikan potongan kue ke orang-orang di sekitarnya.
Siapa sih yang bisa menolak sepiring kue ulang tahun yang diberi oleh orang terkasih? Namun, hati-hati.
Tanpa Anda sadari sepotong kue ulang tahun itu bisa mengandung banyak bakteri penyebab penyakit. Apalagi bila saat itu si empunya hajatan ternyata sedang sakit, tapi tidak begitu menyadarinya.
Bila daya tahan tubuh orang sekitarnya sedang lemah, mereka akan lebih rentan untuk tertular penyakit darinya.
Ada banyak bakteri di permukaan kue
Dalam laporan penelitian terbitan Journal of Food Research diketahui bahwa napas manusia mengandung bakteri dan partikel debu yang disebut bioaerosols.
Nah, partikel ini dapat berpindah ke permukaan kue ketika Anda meniup lilin ulang tahun. Temuan ini didapat setelah tim peneliti mengamati responden saat meniup lilin yang ditancapkan di atas sepotong kue gula.
Namun sebelum tiup lilin, peneliti meminta responden untuk makan pizza terlebih dulu.
Ini dilakukan untuk merangsang kelenjar ludah para responden memproduksi liur lebih lancar.
Para peneliti kemudian menunggu selama 15 menit, dan membandingkan pertumbuhan bakteri antara sebelum dan setelah lilin ditiup.
