Mengenal Tan Malaka: Diminta Bacakan Teks Proklamasi oleh Soekarno
1949 Tan meninggal di ujung bedil tentara republik di seputaran Kediri, Jawa Timur.Dan sampai mati, Tan tetaplah Bapak Revolusi yang sunyi.
Mengenal Tan Malaka: Diminta Bacakan Teks Proklamasi, Pendiri & Korban ‘PKI’ Hingga Punya Mimpi Ini
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sosok Tan Malaka memang seolah menjadi misteri tersendiri dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Dia menjadi konseptor pertama tentang Republik Indonesia, namun, di sisi lain, dirinya seolah 'makhluk gaib' yang sangat sulit ditemui.
Kerap kali dirinya hadir secara diam-diam dalam acara penting jelang kemerdekaan, namun menggunakan nama samaran.
Padahal, Sutan Sjahrir lebih memilih Tan Malaka yang membacakan teks proklamasi, bukan Soekarno.
Bahkan, Soekarno sendiri sempat meminta Tan Malaka untuk menjadi 'cadangan'pembaca teks proklamasi.
Sebab, Bung Karnot takut terjadi sesuatu pada dirinya atau Bung Hatta.
Sebuah permintaan yang dibalas Tan Malak dengan sebuah kalimat yang benar-benar menunjukkan kenegarawanan dirinya.
Berikut ini kisah lengkapnya.
Kala itu Juli 1945, Sutan Sjahrir mencari Tan Malaka karena dianggap sebagai tokoh yang paling layak membacakan teks proklamasi.
Meskipun dikenal juga sebagai tokoh gerakan bawah tanah menentang Jepang, Sjahrir bukanlah sosok yang pantas, karena dia dianggap kurang begitu populer di kalangan masyarakat. Sedangkan Sukarno-Hatta adalah kolaborator Jepang.
Rudolf Mrazek dalam bukunya, Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia, menceritakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan Sjahrir untuk mencari Tan yang 20 tahun berada dalam pelarian.
Setelah beberapa kali mencari, Sjharir akhirnya berhasil bertemu dengan Tan.
Tapi upaya Sjahrir gagal, Tan merasa tidak siap untuk membacakan teks proklamasi.
Sebenarnya sangat disayangkan, ketika proklamasi dikumandangkan, tidak ada sosok Tan Malaka di sana.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/tan-malaka_20180603_102923.jpg)