6 Polisi Dipecat. Kapolda Riau Sampaikan Hal Ini
Enam personel jajaran Polda Riau dikenai Pemberhentian Tidak dengan Hormat (PTDH), Senin (19/8/2019) pagi. Ada yang karena terlibat narkoba.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Hendra Efivanias
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Enam personel jajaran Polda Riau dikenai Pemberhentian Tidak dengan Hormat (PTDH), Senin (19/8/2019) pagi.
Keenam personel ini dipecat dari institusi Polri lantaran melakukan berbagai macam pelanggaran. Hingga ada yang terlibat kasus kriminal seperti narkoba.
Upacara PTDH di Mapolda Riau dipimpin langsung Kapolda Riau, Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo.
Adapun personel yang menjalani PTDH di antaranya berinisial PBR, mantan personel Ditres Narkoba Polda Riau.
Lalu H, mantan personel Yanma SPN Pekanbaru dan CTS mantan personel Satres Narkoba Polres Dumai.
Kemudian YSM, mantan personel Polres Indragiri Hilir (Inhil).
AK mantan personel Brimob Polda Riau. Terakhir IS, mantan personel Sabhara Polres Pelalawan.
Baca: Tumiran Gemetar Melihat Tubuh Remaja Ini Berlumuran Darah di Pondoknya
Baca: Unjuk Rasa ke Kantor IOM, Pengungsi: Anak-anak Kami Tak Bisa Belajar
Lima di antaranya, menjalani PTDH sesuai Surat Keputusan PTDH 31 Juli 2019.
Sedangkan satu lagi, Surat Keputusan PTDH bulan November 2018 lalu.
Dalam amanat, Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo mengatakan, PTDH ini hendaknya menjadi koreksi untuk semua personel agar lebih awas dan berhati-hati.
Serta tidak terjerumus dalam tindakan atau perbuatan yang bisa merugikan institusi Polri, diri sendiri, dan keluarga.
"Yang di-PTDH sesungguhnya sudah diingatkan berkali-kali, sudah di sidang berkali-kali. Namun tidak ada itikad baik untuk berubah, maka lebih baik berada di luar institusi Polri," tegas Kapolda.
Jenderal bintang dua ini juga mewanti-wanti kepada anggota Polri junior yang baru saja dilantik, agar lebih menjaga diri. Karena mereka sangat mudah tergoda.
Dimana yang muda, memang lebih rentan terpengaruh.
Apalagi di zaman yang serba canggih ini, jika tidak bisa mengontrol diri, maka si anggota akan lepas kendali dan akhirnya salah dalam menggunakan teknologi.